Hikmah dan Memaknai Hakikat Coba Hidup Seorang Muslim

0
537
Ujian hidup sering dimaknai sebagai kesedihan ( ilustrasi foto: freepik)

PERCIKANIMAN.ID – – Ujian dan cobaan akan selalu manusia terima disepanjang hidupnya sebagai bagian dari perjalanannya di dunia. Namun pada umumnya orang hanya merasakan dan memaknai ujian hidup dari hal yang sifatnya menyedihkan atau hal yang tidak mengenakan.

Padahal hal yang nyaman dan kesenangan hidup lainnya juga bagian dari ujian dan cobaan hidup seorang manusia. Dalam Al Quran sudah sangat jelas Allah Ta’ala terangkan,

(2) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ’Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?’” (Q.S. Al Ankabut [29]: 2).

Ayat tersebut bisa menjadi salah satu jawaban dari bencana yang akhir-akhir ini terjadi silih berganti di bumi pertiwi. Semakin banyak orang yang mengaku beragama Islam, jadi semakin banyak ujian yang harus diberikan kepada mereka.

Salah satu bentuk ujiannya, ya musibah-musibah tersebut. Demikian analisis pertama tentang bencana-bencana yang terjadi di Indonesia jika dikaitkan dengan ayat Al Quran.

Analisis tersebut menurunkan sederet pertanyaan. Dari 211 juta umat Islam Indonesia, berapa banyak orang yang memang sungguh-sungguh beragama Islam dan berapa pula yang ’Islam KTP’? Dari jumlah yang sungguh-sungguh itu, berapa banyak yang menjalankan shalat wajib secara penuh dan tepat waktu?

Dari mereka yang menjalankan shalat wajib secara penuh dan tepat waktu itu, berapa orang yang melakukannya berjamaah di masjid?

Dari mereka yang berjamaah di masjid berapa orang yang hatinya benar-benar khusu bertaut kepada Allah? Dan seterusnya, hingga kita pun mungkin akan sampai pada kesimpulan bahwa sesungguhnya sedikit sekali orang yang benar-benar Islam di Indonesia ini.

Analisis kedua, musibah-musibah itu memang merupakan hukuman bagi orang-orang yang mengaku beragama Islam tapi ternyata tidak benar-benar menjadi orang Islam dan bahkan banyak melakukan dosa.

Analisis ini sangat mungkin terjadi, mengingat akhir-akhir ini semakin banyak kemaksiatan yang dilakukan secara terang-terangan justru oleh orang yang mengaku Islam itu sendiri.

(49)……….فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ………

”…..Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka …” (Q.S. Al Maidah [5]: 49)

Kalau musibah itu merupakan hukuman, kita pun mungkin bertanya, mengapa bukannya orang-orang kafir di negar-negara lain yang dihukum? Mengapa orang-orang kafir itu justru malah tampak hidup nyaman dan sejahtera? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan ayat,

(88) لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ

”Janganlah sekali-kali kamu menujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendahdirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al Hijr [15]: 88)

Dengan kata lain, untuk apa lagi orang-orang kafir itu diuji atau dihukum di dunia karena sesungguhnya hukuman sebenarnya telah menunggu mereka di akhirat kelak? Sedangkan kita, orang yang mengaku Islam, masih perlu diuji dan dihukum dulu untuk mengetahui siapa saja yang benar-benar Islam dan siapa saja yang hanya mengaku-ngaku Islam. Wallahu’alam. [ ]

5

Red: admin

Editor: iman

904