PERCIKANIMAN.ID – – Menjadi atau memiliki jiwa pemaaf merupakan salah satu sifat mulia dan menjadi ciri orang yang bertakwa calon penghuni surga. Hal ini secara jelas difirmankan Allah Ta’ala dalam Al Quran,
۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” ( QS. Ali Imran [3]: 133-134)
Memaafkan seseorang yang telah menyakiti kita bisa menjadi salah satu hal tersulit yang kita lakukan dalam hidup. Namun, pasti ada manfaat untuk memaafkan orang lain, dan banyak di antaranya bermanfaat untuk diri sendiri.
Melansir laman aboutislam.net sebagai Muslim, kita percaya bahwa di dalam diri tidak hanya mengacu pada kesehatan mental kita, tetapi juga kondisi spiritual kita.
Berikut adalah empat cara di mana memberikan maaf kepada seseorang yang telah menyakiti kita, dapat bermanfaat bagi jiwa.
Pertama, Membuat Nyaman
Perjuangan untuk memaafkan orang lain adalah sesuatu yang harus kita lalui sendiri. Tidak ada orang lain yang tahu persis bagaimana kita dipengaruhi oleh kata-kata atau tindakan orang itu, jadi mereka hanya bisa berbuat banyak untuk mendukung kita.
Dan meskipun kita mungkin merasa bahwa orang lain tidak pantas mendapatkan maaf kita, terkadang kita harus mengesampingkan pikiran itu dan tetap memaafkannya bukan untuk mereka, tetapi untuk diri kita sendiri.
Kita berhutang pada diri kita sendiri untuk mencoba menyingkirkan pikiran dan perasaan beracun, dan seringkali, ini hanya datang dengan memaafkan orang yang membuat kita merasa seperti itu.
Kedua, Memaafkan Berarti Menaikkan Derajat Diri
Menyimpan dendam atau membalas dendam itu mudah, memilih untuk memaafkan orang lain itu sulit. Tapi itu menunjukkan kekuatan karakter seseorang, dan membantu kita bertumbuh secara spiritual.
(199) خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS.Al ‘Araf: 199)
Ketiga, Memaafkan Berarti Melawan Jiwa Jahat (sifat Iblis) Di Hati
Kita semua memiliki kelemahan, dan bagi sebagian dari kita, ini termasuk kecenderungan untuk membenci seseorang bahkan setelah mereka meminta maaf kepada kita.
Memaafkan mereka dari lubuk hati kita yang paling dalam (tidak hanya mengatakan “tidak apa-apa”, meskipun tidak sungguh-sungguh) adalah cara yang sulit tetapi efektif untuk melawan kelemahan itu.
Banyak dari kita juga cenderung tidak memaafkan diri kita sendiri terkadang bahkan lebih dari kita terhadap orang lain. Ini bisa menjadi salah satu pertempuran terberat untuk dilawan.
(43) وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS.Asy-Syura: 43)
Berdamai dengan kesalahan kita, dan belajar untuk memaafkan diri kita sendiri untuk itu, dapat memberi kita semacam kedamaian batin yang hanya dimiliki beberapa hal lain dalam hidup. Itu juga memungkinkan kita untuk menjadi sumber kepositifan dalam kehidupan orang lain
Keempat, Mendapat Ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Satu hal yang sangat membantu dalam memaafkan orang lain adalah mengingatkan diri sendiri akan kekurangan sendiri, dan saat-saatmembuat kesalahan dengan menyakiti orang lain atau diri sendiri. Namun kita masih berharap bahwa Allah akan mengampuni kita, karena Dia Mahapenyayang.
Tetapi mengapa harus berharap Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengampuni kita bahkan untuk kesalahan dan dosa kita.
Namun kita bahkan tidak mau mencoba melakukan hal yang sama untuk orang lain. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan konsep ini dengan indah di dalam Al Quran surat An Nur ayat 22:
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS.An-Nur [24]: 22)
Semoga Allah ta’ala senantiasa memberikan jiwa pemaaf kepada kita semua sehingganya kita merasakan Kesehatan lahir dan batin. [ ]
Sumber: ihram.co.id
5
Red: admin
Editor: iman
947