Mengaku Sebagai Wali Allah Apakah Termasuk Dalam Kesyirikan? Begini Penjelasannya

0
846
ilustrasi foto: freepik

PERCIKANIMAN.ID – – Salah satu dosa besar yang wajib dihindari atau dijauhi kaum muslim adalah syirik. Jumhur ulama sepakat bahwa syirik adalah dosa besar yang tidak dapat diampuni. Hal ini seperti yang ditegaskan Allah Ta’ala dalam Al Quran,

(48) إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An Nisa: 48)

Kata ‘syirik’ (شِرْكٌ) berasal dari kata ‘syarika’ (شَرِكَ) yang berarti: berserikat, bersekutu, bersama atau berkongsi. Arti lughawi (bahasa) ini mengandung makna bersama-sama antara dua orang atau lebih dalam satu urusan atau keadaan.

Sementara secara syariat syirik dimaknai sebagai akhlak yang melampaui batas aturan dan bertentangan dengan prinsip tauhid yaitu dengan mengabdi, tunduk, taat secara sadar dan sukarela pada sesuatu ajaran atau perintah selain dari ajaran Allah Ta’ala. Orang-orang yang syirik disebut dengan musyrik.

 

Kegiatan syirik juga sangat dekat dengan kehidupan manusia karena letaknya di dalam hati yang mana setiap manusia berpotensi untuk melakukanya, baik berupa keyakinan (dalam hati), lisan maupun perbuatan.

 

Belum lagi syirik yang berbalut dengan kebudayaan atau tradisi warisan nenek moyang seperti jimat, upacara pemanggilan jin, ramalan, dan sebagainya.

 

Kemusyrikan secara personal dilaksanakan dengan mengikuti ajaran-ajaran selain ajaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara sadar dan sukarela (membenarkan ajaran syirik dalam kalbu, menjalankannya dalam tindakan dan berusaha menegakkan atau menjaga ajaran syirik tersebut).

 

Dalam Al-Quran, kata syirik dengan berbagai bentuknya disebutkan setidaknya 227 kali dengan makna yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya. Allah Ta’ala sendiri secara tegas dan jelas telah melarang hamba-Nya melakukan kesyirikan dalam berbagai bentuknya. Seperti dalam firman-Nya,

 

(106) وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

Artinya: “Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf: 106)

 

(36) وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun …” (QS. an-Nisa: 36)

 

Para ulama tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘syirik’, yaitu menyekutukan Allah dengan selain-Nya baik dalam ibadah maupun amaliah lainnya. Perbuatan ini yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebagai dosa besar yang harus dijauhi dan jika telah melakukannya agar segera bertaubat dengan sungguh-sungguh.

 

Lalu apa saja bentuk-bentuk syirik tersebut? Apakah kalau ada orang yang mengaku sebagai wali Allah termasuk dalam kesyirikan? Bagaimana jika syirik yang tidak disadari dan telah berjalan selama bertahun-tahun? Apa doa agar kita terhindar dari kesyirikan?

 

Untuk mendapatkan penjelasannya bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian bisa simak jawaban dari guru kita ustadz Aam Amiruddin dalam video berikut ini. Silakan simak:

 

 

Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]

 

5

Red: admin

Editor: iman

Video: tim official

830

Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected]  atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .