Assalamu’alaykum.Pak Aam, kita senantiasa diperintahkan agar senantiasa bertawakal kalau punya keinginan. Apa yang dimaksud dengan tawakal? Apakah tawakal sama dengan pasrah? Mohon penjelasannya. ( Nuni via fb )
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Tawakal diambil dari bahasa Arab, yakni ‘Tawakul‘ yang artinya bersandar atau berserah diri. Tawakal diambil dari kata ‘wakala‘ yang artinya mewakilkan, maka tawakal berarti memberikan perwakilan, kepasrahan, dan penyerahan diri kepada Allah Swt.
Kemudian secara istilah, tawakal artinya berserah diri dan berpegang teguh kepada Allah Swt, atas segala ketentuan dan keputusan Allah kepada kita, sehingga tawakal merupakan sikap bersandar dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah Swt. Perintah untuk tawakal ini dapat kita baca dalam Al Quran,
(159). فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ…….
“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah, Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal”. ( QS. Ali Imran: 159 )
Perintah untuk bertawakal ini juga terdapat dalam beberapa ayat Al Quran yang lainnya. Tawakal sendiri memiliki dua unsur pokok, yaitu berserah diri kepada Allah Swt dan berpegang teguh pada prinsip keimanan. Kedua-duanya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, tidak dapat dikatakan tawakal jika belum berserah diri secara ikhlas.
Tidak dapat pula dikatakan tawakal, jika belum berpegang teguh kepada-Nya, belum kokoh keyakinannya kepada kekuasaan-Nya yang tidak terbatas, keadilan-Nya, kebijaksanaan-Nya, kasih sayang-Nya dalam mengatur segala sesuatu dengan sempurna.
Islam mengajarkan untuk menyertakan Jiwa Tawakal dalam proses pencapaian suatu cita-cita. Suatu aktivitas dan kreativitas bisa dikategorikan menggunakan Tawakkal Principles apabila mengandung empat unsur.
- Mujahadah
Mujahadah diambil dari kata jahada, artinya sungguh-sungguh. Allah Swt. memerintahkan agar kita sungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan, jangan asal-asalan. Kalau kita jadi mahasiswa, belajarlah sungguh sungguh dan selesaikan tepat waktu.
Kalau kita jadi pedagang, berikan pelayanan dan produk yang terbaik agar pelanggan merasa puas menggunakan produk yang kita jual. Kalau kita jadi karyawan, selesaikan pekerjaan sesuai target agar pihak manajemen menilai positif cara kerja kita, dll.Ini semuanya dikategorikan mujahadah.
Mujahadah, selain bermakna sungguh-sungguh, juga bermakna sistematis. Suatu pekerjaan hasilnya akan menggembirakan apabila dilakukan dengan kesungguhan dan sistematis, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut,
(7). فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
(8). وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ
“Apabila kamu telah selesai mengerjakan suatu urusan, maka tetaplah bekerja keras untuk urusan berikutnya, dan hanya kepada Tuhanmu, hendaknya kamu berharap.” ( Q.S. Asy-Syarĥ : 7-8)
- Doa
Allah Swt. memiliki kekuasaan tak terhingga, sedangkan kita memiliki banyak kelemahan. Karena itu, walaupun sudah melakukan mujahadah, kita harus memohon kekuatan dari Allah Swt. agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Allah Swt. sangat mencintai hamba-Nya yang selalu berdoa, memohon pertolongan-Nya. Apabila kita sering mengingat-Nya dalam segala aktivitas, Allah pun akan menolong kita, dan kalau kita melupakan-Nya, Dia pun akan melupakan kita.
(152). فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan mengingatmu. Bersyukurlah ke pada-Ku dan jangan kamu me ngufuri nikmat-Ku.” ( QS. Al-Baqarah : 152)
- Syukur
Apabila mujahadah dan doa menyertai seluruh aktivitas dan kreativitas kita, insya Allah kesuksesan yang kita raih akan mengantarkan pada rasa syukur. Prinsip ini perlu kita pegang karena kesuksesan sering mengantarkan manusia pada keangkuhan, padahal angkuh adalah sifat yang paling dimurkai Allah Swt. Apabila kita pandai bersyukur, Allah Swt. akan semakin menambah nikmat-Nya.
(7.) وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“…Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, pasti azab- Ku sangat berat.” ( Q.S. Ibrāhīm : 7)
- Sabar
Sabar artinya tahan uji menghadapi berbagai cobaan. Mungkin saja kita telah bekerja keras, sistematis, dan disertai doa, namun sangat mungkin hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Nah, sabar adalah obatnya. Sabar bukan diam dan meratapi kegagalan, tetapi sabar adalah mengintrospeksi diri dan bekerja lebih baik lagi agar kegagalan tidak terulang kembali.
(200). يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu. Tetaplah waspada dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” ( QS. Āli ‘Imrān : 200)
Inilah prinsip-prinsip tawakal yang harus melandasi seluruh aktivitas dan kreativitas kita. Apabila hal ini dilakukan, kita akan sadar bahwa kemenangan, kesuksesan, dan keberhasilan tidak akan bisa diraih tanpa pertolongan-Nya.
Kemudian apa hikmah dengan kita bertawakal ini? Hikmahnya setikdanya ada dua hal:
Pertama, Allah Swt akan cukupkan rezekinya dan merasakan ketenangan dalam hidup. Ini sebagaimana dijelaskan Allah Swt. dalam Al Quran,
…..وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ….
“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” ( QS. At-Thalaq: 3 )
Kedua, dikuatkan imannya dan akan dijauhkan dari godaan serta tipu daya setan. Ini sebagaimana dijelaskan Allah Swt dalam Al Quran,
(99). إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya.” ( QS. An-Nahl: 99 )
Apakah tawakal sama dengan pasrah? Tentu saja berbeda, kalau sikap tawakal maka akan disertai dengan keyakinan kepada Allah Swt setelah berusaha atau ikhtiar dan doa. Sementara pasrah lebih cenderung menerima apa adanya tanpa ada ikhtiar dan berserah diri pada Allah. Sikap pasrah seperti ini lebih condong pada pasrah dalam arti yang negatif, Yang penting pasrah, padahal ikhtiar belum dilakukan atau ikhtiar dilakukan ala kadarnya, tidak maksimal. Sikap menerima namun tidak ada ikhtiar, bahkan sekedar doa saja tidak ada. Demikian penjelasannya, semoga bermanfaat. Wallahu A’lam bishshawab. [ ]
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
860
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman