Masuk
  • HOME
  • AKTUAL
  • TANYA USTADZ
    • AKHLAK
    • AQIDAH
    • IBADAH
  • KELUARGA
    • AN-NISA
    • KEUANGAN
    • PARENTING
  • KHAZANAH
  • VIDEO
Masuk
SELAMAT DATANG!Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda?
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Cari
  • Masuk / Bergabung
Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa Password? Dapatkan Bantuan
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.
  • HOME
  • AKTUAL
  • TANYA USTADZ
    • SemuaAKHLAKAQIDAHIBADAH

      Hukum Konsultasi Pada Paranormal, Ini Yang Harus Dipahami Muslim

      Adakah Doa Khusus Agar Cepat Istri Hamil ? Ini Penjelasannya …

      Bolehkah Shalat Sunnah Dilaksanakan Saat Safar? Begini Penjelasannya

      Benarkah Ada Ruh Gentayangan? Begini Penjelasannya

  • KELUARGA
    • SemuaAN-NISAKEUANGANPARENTING
      Istri Kerja

      Hukum Istri Bekerja,Boleh atau Terlarang ? Perhatikan 5 Hal Penting Ini

      Adakah Doa Khusus Agar Cepat Istri Hamil ? Ini Penjelasannya …

      Ramadhan

      Pemerintah Terbitkan SE Panduan Siswa Belajar di Bulan Ramadhan 2025, Ini…

      Time Zone

      10 Cara Seru Buat ‘Healing’ Bareng Temen di Bulan Oktober

  • KHAZANAH
  • VIDEO
Percikan Iman Online
Beranda TANYA USTADZ AKHLAK Perbedaan Pasrah Dengan Tawakal, Ini 4 Unsur Dalam Tawakal

Perbedaan Pasrah Dengan Tawakal, Ini 4 Unsur Dalam Tawakal

Penulis
Iman Djojonegoro
-
4 April 2019
0
2428
Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

     
    Assalamu’alaykum.Pak Aam, kita senantiasa diperintahkan agar senantiasa bertawakal kalau punya keinginan. Apa yang dimaksud dengan tawakal? Apakah tawakal sama dengan pasrah? Mohon penjelasannya. ( Nuni via fb )
     
     
     
     
    Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Tawakal diambil dari bahasa Arab, yakni ‘Tawakul‘ yang artinya bersandar atau berserah diri. Tawakal diambil dari kata ‘wakala‘ yang artinya mewakilkan, maka tawakal berarti memberikan perwakilan, kepasrahan, dan penyerahan diri kepada Allah Swt.
     
     
    Kemudian secara istilah, tawakal artinya berserah diri dan berpegang teguh kepada Allah Swt, atas segala ketentuan dan keputusan Allah kepada kita, sehingga tawakal merupakan sikap bersandar dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah Swt. Perintah untuk tawakal ini dapat kita baca dalam Al Quran,
     
    (159). فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ…….
     
    “Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah, Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal”. ( QS. Ali Imran: 159 )
     
     
    Perintah untuk bertawakal ini juga terdapat dalam beberapa ayat Al Quran yang lainnya.  Tawakal sendiri memiliki dua unsur pokok, yaitu berserah diri kepada Allah Swt dan berpegang teguh pada prinsip keimanan. Kedua-duanya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, tidak dapat dikatakan tawakal jika belum berserah diri secara ikhlas.
     
     
    Tidak dapat pula dikatakan tawakal, jika belum berpegang teguh kepada-Nya, belum kokoh keyakinannya kepada kekuasaan-Nya yang tidak terbatas, keadilan-Nya, kebijaksanaan-Nya, kasih sayang-Nya dalam mengatur segala sesuatu dengan sempurna.
     
     
    Islam mengajarkan untuk menyertakan Jiwa Tawakal dalam proses pencapaian suatu cita-cita. Suatu aktivitas dan kreativitas bisa dikategorikan menggunakan Tawakkal Principles apabila mengandung empat unsur.
     
     

    1. Mujahadah

     
    Mujahadah diambil dari kata jahada, artinya sungguh-sungguh. Allah Swt. memerintahkan agar kita sungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan, jangan asal-asalan. Kalau kita jadi mahasiswa, belajarlah sungguh sungguh dan selesaikan tepat waktu.
     
    Kalau kita jadi pedagang, berikan pelayanan dan produk yang terbaik agar pelanggan merasa puas menggunakan produk yang kita jual. Kalau kita jadi karyawan, selesaikan pekerjaan sesuai target agar pihak manajemen menilai positif cara kerja kita, dll.Ini semuanya dikategorikan mujahadah.
     
     
    Mujahadah, selain bermakna sungguh-sungguh, juga bermakna sistematis. Suatu pekerjaan hasilnya akan menggembirakan apabila dilakukan dengan kesungguhan dan sistematis, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut,
     
    (7). فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
    (8). وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ
     
    “Apabila kamu telah selesai mengerjakan suatu urusan, maka tetaplah bekerja keras untuk urusan berikutnya, dan hanya kepada Tuhanmu, hendaknya kamu berharap.” ( Q.S. Asy-Syarĥ : 7-8)
     
     

    1. Doa

     
    Allah Swt. memiliki kekuasaan tak terhingga, sedangkan kita memiliki banyak kelemahan. Karena itu, walaupun sudah melakukan mujahadah, kita harus memohon kekuatan dari Allah Swt. agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
     
     
    Allah Swt. sangat mencintai hamba-Nya yang selalu berdoa, memohon pertolongan-Nya. Apabila kita sering mengingat-Nya dalam segala aktivitas, Allah pun akan menolong kita, dan kalau kita melupakan-Nya, Dia pun akan melupakan kita.
     
    (152). فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
     
     “Ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan mengingatmu. Bersyukurlah ke pada-Ku dan jangan kamu me ngufuri nikmat-Ku.” ( QS. Al-Baqarah : 152)
     
     

    1. Syukur

     
    Apabila mujahadah dan doa menyertai seluruh aktivitas dan kreativitas kita, insya Allah kesuksesan yang kita raih akan mengantarkan pada rasa syukur. Prinsip ini perlu kita pegang karena kesuksesan sering mengantarkan manusia pada keangkuhan, padahal angkuh adalah sifat yang paling dimurkai Allah Swt. Apabila kita pandai bersyukur, Allah Swt. akan semakin menambah nikmat-Nya.
     
     
    (7.) وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
     
     
    “…Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, pasti azab- Ku sangat berat.” ( Q.S. Ibrāhīm : 7)
     
     

    1. Sabar

     
    Sabar artinya tahan uji menghadapi berbagai cobaan. Mungkin saja kita telah bekerja keras, sistematis, dan disertai doa, namun sangat mungkin hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Nah, sabar adalah obatnya. Sabar bukan diam dan meratapi kegagalan, tetapi sabar adalah mengintrospeksi diri dan bekerja lebih baik lagi agar kegagalan tidak terulang kembali.
     
    (200). يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
     
     
    “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu. Tetaplah waspada dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” ( QS. Āli ‘Imrān : 200)
     
     
    Inilah prinsip-prinsip tawakal yang harus melandasi seluruh aktivitas dan kreativitas kita. Apabila hal ini dilakukan, kita akan sadar bahwa kemenangan, kesuksesan, dan keberhasilan tidak akan bisa diraih tanpa pertolongan-Nya.
     
     
    Kemudian apa hikmah dengan kita bertawakal ini? Hikmahnya setikdanya ada dua hal:
     
    Pertama, Allah Swt akan cukupkan rezekinya dan merasakan ketenangan dalam hidup. Ini sebagaimana dijelaskan Allah Swt. dalam Al Quran,
     
    …..وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ….
     
    “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” ( QS. At-Thalaq: 3 )
     
     
    Kedua, dikuatkan imannya dan akan dijauhkan dari godaan serta tipu daya setan. Ini sebagaimana dijelaskan Allah Swt dalam Al Quran,
     
    (99). إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
     
    “Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya.” ( QS. An-Nahl: 99 )
     
     
    Apakah tawakal sama dengan pasrah? Tentu saja berbeda, kalau sikap tawakal maka akan disertai dengan keyakinan kepada Allah Swt setelah berusaha atau ikhtiar dan doa. Sementara pasrah lebih cenderung menerima apa adanya tanpa ada ikhtiar dan berserah diri pada Allah. Sikap pasrah seperti ini lebih condong pada pasrah dalam arti yang negatif, Yang penting pasrah, padahal ikhtiar belum dilakukan atau ikhtiar dilakukan ala kadarnya, tidak maksimal. Sikap menerima namun tidak ada ikhtiar, bahkan sekedar doa saja tidak ada. Demikian penjelasannya, semoga bermanfaat.  Wallahu A’lam bishshawab. [ ]
     
     
     
    5
     
    Editor: iman
    Ilustrasi foto: pixabay
    860
    Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
     

    Follow juga akun sosial media percikan iman di:

    Instagram : @percikanimanonline

    Fanspages : Percikan Iman Online

    Youtube : Percikan Iman Online

    Twitter: percikan_iman

    Facebook
    Twitter
    Pinterest
    WhatsApp
      Artikel SebelumnyaHukum Bersumpah Agar Pembeli Yakin, Boleh atau Tidak ?
      Artkel SelanjutnyaPentingnya Memahami Tauhid Rububiyyah,Mulkiyyah dan Uluhiyyah Bagi Seorang Muslim
      Iman Djojonegoro

      ARTIKEL TERKAITDARI PENULIS

      Juara Lomba

      Bikin Bangga, Mahasiswa Unisa Bandung Sabet Juara di Berbagai Kategori Lomba ASLAMA PTMA 2025

      Kemenag

      Kemenag-BAZNAS Kerja Sama Pemberdayaan Umat Berbasis Masjid

      Unisa Bandung

      Wujudkan Visi Universitas Islami di Tingkat Internasional, Unisa Bandung Kerja Sama dengan 5 Kampus Filipina

      PILIHAN EDITOR

      Mengintegrasikan Nilai Islami dalam Pendidikan Berkualitas: Kisah Sukses Akreditasi Unggul Prodi...

      22 April 2025

      Mahasiswa Unisa Bandung Juara Ring Fighter Reborn 2025

      27 Februari 2025
      Peduli AID

      Dosen Unisa Bandung Perkuat Upaya Pencegahan HIV di Kalangan Remaja Melalui...

      19 Februari 2025

      ARTIKEL TERPOPULER

      Muhammadiyah Idul Fitri 21 April, Kemenag Baru Gelar Sidang Isbat Lebaran...

      14 April 2023
      haji dan jamaah

      73 Persen dari Total Jamaah Haji 2023 Merupakan Lansia

      2 Juni 2023

      Seperti Muhammadiyah, Arab Saudi Tetapkan Idul Adha pada 28 Juni 2023

      18 Juni 2023

      KATEGORI TERPOPULER

      • HEADLINE3774
      • AKTUAL2807
      • ENSIKLOPEDI ISLAM2220
      • KHAZANAH1197
      • TANYA USTADZ1040
      • HAJI dan UMROH804
      • KELUARGA772
      • IBADAH606
      • AKHLAK543
      TENTANG KAMI
      Percikan Iman Online adalah sebuah portal media online Islami yang bernaung di bawah PT Berkah Khazanah Intelektual.
      Hubungi kami: [email protected]
      IKUTI KAMI
      • DISCLAIMER
      • IKLAN
      • KONTAK KAMI
      • PRIVASI
      • PEDOMAN MEDIA SIBER
      © Percikan Iman Online - Powered By BSD