PERCIKANIMAN.ID – – Air Susu Ibu (ASI) dan proses menyusui adalah salah satu anugerah yang Allah berikan kepada kaum ibu saja. Disinilah terjadinya tranformasi kasih sayang antara orangtua khususnya ibu kepada buah hatinya.
Namun demikian dalam masyarakat kita masih sering muncul adanya mitos tentang menyusui ini. Seperti dikutip dari buku ” Ibu Susui Aku ” tulisan dr. Ariani, berikut ini beberapa mitos dan faktanya.
- ASI bisa merusak kulit bayi (mitos)
ASI tidak akan merusak kulit. Pada bayi, memang ada penyakit kulit yang disebut atopic dermatitis atau disebut milk dermatitis. Biasanya, penyakit tersebut menyerang daerah pipi. Namun, penyebabnya bukanlah ASI atau hasil kontak kulit dengan susu. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena sebelumnya sudah ada kelainan kulit pada bayi tersebut. Kelainan kulit ini berkaitan dengan kepekaan bawaan bayi yang disebut atopi. Hal ini biasanya terjadi pada anak yang berasal dari keluarga yang memiliki riwayat alergi. (fakta)
- Tidak boleh menyusui saat Maghrib.(mitos)
Dalam kepercayaan sebagian suku di Indonesia, menyusui di kala Maghrib dilarang. Penyebabnya, konon yang meminum ASI-nya bukan sang bayi, melainkan makhluk halus. Pandangan ini jelas bertentangan dengan akidah maupun prinsip on demand, yaitu ibu harus menyusui kapan pun saat bayi membutuhkan. (fakta)
- ASI tidak boleh mengenai alat kelamin bayi laki-laki.(mitos)
Konon, tetesan ASI yang mengenai alat kelamin laki-laki akan membuat sang bayi kelak impoten. Hal ini sama sekali tidak benar karena ASI tidak akan menimbulkan penyakit atau kendala apa pun bagi bayi. Di negara-negara maju, pada saat disusui, bayi justru dianjurkan untuk telanjang agar kulitnya dapat bersentuhan dengan kulit ibunya.
Ibu dianjurkan untuk mengelus-elus sekujur tubuh bayi, terutama di sekujur pancaindra untuk melatih sensitivitas indra tersebut. Sebuah penelitian menunjukkan, ibu yang menyusui sambil mengelus-elus tubuh bayinya, tanpa melakukan hal yang lainnya—artinya hanya terfokus kepada bayi—dapat meningkatkan antibodi bayi sampai 80 persen. (fakta)
- ASI yang tidak terminum menyebabkan kanker. (mitos)
Tidak ada penelitian yang membenarkan mitos ini sama. ASI yang tidak terminum, tidak akan menumpuk di payudara, tetapi terserap kembali oleh tubuh. Yang jelas, ada penelitian yang menunjukkan angka kejadian kanker payudara justru meningkat pada ibu yang tidak menyusui, dibandingkan ibu yang menyusui. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki risiko terkena kanker lebih rendah dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Bahkan, sekarang ASI dipakai untuk mengobati kanker. So, berikanlah ASI, maka ibu dan bayi akan terhindar dari kanker. (fakta)
- Bayi yang hanya minum ASI butuh asupan vitamin D. (mitos)
Semua orang butuh vitamin D. Produsen susu formula memang menambahkannya pada produk mereka. Namun, bayi lahir mempunyai lever yang penuh dengan vitamin D. Kebiasaan menjemur bayi setiap pagi sangat membantu bayi mendapatkan tambahan vitamin D, yaitu melalui sinar ultraviolet. Vitamin D bersifat larut dalam lemak dan dapat disimpan oleh tubuh. Hanya dalam keadaan tertentu, misalnya ketika ibunya sendiri menderita kekurangan vitamin D, baru diperbolehkan memberi tambahan suplemen vitamin D kepada bayi. Jadi secara umum, bayi yang minum ASI tidak butuh asupan vitamin D. Asupan vitamin D mungkin dibutuhkan bayi prematur atau yang kurang mendapat sinar matahari. Misalnya, bayi yang berada di negara dengan empat musim. (fakta)
- ASI tidak cukup mengandung zat besi untuk kebutuhan bayi. (mitos)
ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan bayi. Susu formula mengandung terlalu banyak zat besi. Zat besi yang ditambahkan dalam susu formula hanya 4 persen yang bisa terserap oleh usus bayi dan sebagian besar dikeluarkan kembali melalui tinja bayi. Sebaliknya, walaupun zat besi dalam ASI lebih sedikit dari susu formula, 50-75 persen zat besi dalam ASI diserap oleh bayi. Sehingga, apabila bayi lahir cukup bulan, zat besi yang terdapat di dalam ASI bisa memenuhi kebutuhannya sampai 6 bulan pertama. (fakta)
- Katanya, olahraga dapat menurunkan produksi ASI. (mitos)
Berbagai sumber membantah hal ini. Selama ibu cukup minum, produksi ASI tak akan terpengaruh. Jadi, tidak benar olahraga menurunkan produksi ASI. (fakta)
- ASI yang dihasilkan setelah ibu berolahraga mengandung asam laktat. (mitos)
Tenang saja, Bu. Asam laktat tidak berbahaya untuk bayi. (fakta)
- Bayi tidak mau menyusu jika ibunya habis berolahraga. (mitos)
Kalau ada penolakan, itu karena ada bayi yang tidak suka rasa asin dari payudara ibu yang berkeringat. Masalah ini bisa diatasi dengan mandi terlebih dahulu atau mengelap payudara dengan waslap sebelum menyusui. Jadi, tunggu apalagi? Olahraga, yuk! (fakta)
- Menyusui menyebabkan payudara kendur. (mitos)
Payudara kendur disebabkan bertambahnya usia dan kehamilan, bukan disebabkan karena menyusui. (fakta)
- Payudara dengan puting terbenam tidak dapat menyusui. (mitos)
Payudara terbenam bukan berarti tidak dapat menyusui karena bayi menyusu pada payudara bukan pada puting. Persentuhan di antara mulut bayi bukan hanya pada puting, tetapi juga pada areola (bagian gelap payudara). (fakta)
- ASI eksklusif berarti tidak boleh memberikan makanan, lainnya boleh. (mitos)
ASI eksklusif berarti hanya memberikan ASI saja, yang lain TIDAK boleh. Yang termasuk dilarang adalah asupan lain yang bersifat cairan (contoh: air teh, air gula, air madu, dsb.). (fakta)
- ASI eksklusif berarti tidak boleh memberikan susu formula, lainnya boleh. (mitos)
ASI eksklusif berarti hanya memberikan ASI, yang lain TIDAK boleh. (fakta)
- Hingga usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup bagi bayi. (mitos)
Semua kebutuhan bayi sampai 6 bulan dapat terpenuhi dengan ASI. (fakta)
Semoga bermanfaat. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
970
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman