Assalamu’alaykum. Pak Aam, sudah 2 mingguan ini di rumah ada ibu mertua. Namun untuk shalatnya saya perhatikan belum rutin khususnya shalat Subuh. Saya juga agak segan untuk membangunkannya. Bagaimana caranya ? Kalau mengajak mertua ke pengajian, bagaimana caranya ? Sementara suami masih di luar kota dan beliau belum berjilbab. Mohon nasihatnya. Terima kasih. ( D via fb)
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat yang dirahmati Allah. Pada prinsipnya, di mana pun kita berada, dakwah tetap harus ditegakkan. Bagaimana caranya? Semua dikembalikan pada kadar kemampuan kita. Kalau mempunyai kapasitas ilmu dan bisa menyampaikan tanpa menyinggung perasaan keluarga ibu mertua, maka lakukanlah.
Gunakan bahasa yang sopan dan lembut serta penuh hormat. Seperti yang Allah perintahkan,
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia pada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya, Tuhanmu, Allah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Allah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Naĥl [16]: 125)
Ayat ini menegaskan bahwa Anda tidak punya otoritas untuk memberi petunjuk kepada siapa pun karena hal itu merupakan otoritas Allah Swt. Tugas kita adalah menyampaikan dan mengajak. Adapun mengenai orang itu akan mendapatkan pencerahan atau tidak, “sesungguhnya Tuhanmu yang Mahatahu siapa yang sesat dari jalan-Nya.”
Jadi, sekali lagi perlu ditegaskan di sini bahwa tugas kita hanya menyampaikan (dakwah). Bagaimana caranya? Sampaikan dengan menggunakan ilmu, bahasa yang santun, dan apabila terjadi perdebatan, maka berdebatlah dengan cara terbaik. Gunakan bahasa yang sopan dan lembut serta penuh hormat.
Jangan putus asa atau merasa bersalah jika tidak atau belum berhasil. Sebab yang membolak balikkan hati dan membuka hati adalah Allah Swt. Kalau ternyata orang (dalam hal ini ibu mertua) tidak mau mendengar, maka hal itu sudah bukan merupakan wilayah kita. Dalam Alquran Allah kembali menjelaskan,
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Sungguh, kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu cintai, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Q.S. Al-Qaśhaś [28]: 56)
Di samping itu, kita juga harus selalu memperlihatkan akhlak yang mulia serta menampakkan perilaku yang indah sehingga orang tertarik dengan akhlak tersebut. Boleh jadi, kesalehan akhlak, keindahan akhlak, kemuliaan kata-kata, serta keindahan perilaku yang kita tunjukkan akan lebih efektif daripada omongan yang Anda ucapkan.
Bagaimana dengan mengajaknya shalat? Tentu Anda bisa mengingatkan atau basa basi dengan dengan bertanya, misalnya: “Ibu sudah shalat Dhuhur?, Kalau belum kita sama-sama”. Atau untuk shalat Subuh, Anda bisa bertanya” Ibu, disini shalat Subuhnya pukul 04.15, mungkin beda 15 menit dengan di kota ibu”, dan sebagainya. Atau Anda bisa menunjukkan arah kiblat dan menyediakan sajadah.
BACA JUGA: Cara Mengtasi Istri Tidak Betah Bersama Mertua
Demikian juga saat mengajaknya ke pengajian, Anda ajak saja ke pengajian di masjid A dengan narasumber ustadz B. atau coba sampaikan, “Ibu kenal ustadz B yang suka ceramah di TV ?. Beliau sekarang mengisi di masjid A, kita kesana yuk?.” Atau Anda boleh menawarkan misalnya untuk jalan-jalan kemudian Anda sampaikan ada janji dengan teman di masjid A lalu ajak lah ke masjid tersebut. Intinya gunakan dengan cara yang bijak dan tidak berkesan menggurui.
Atau kalau Anda segan, coba minta suami Anda untuk menghubungi ibu mertua Anda. Kemudian minta suami yang mengarakkan atau mengingatkan ibunya selama di rumah Anda, misalnya waktu-waktu shalat, kegiatan di masjid dekat rumah dan sebagainya. Itulah beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam mendakwahi atau mengajak ibu mertua dalam kebaikan dan amal shalih. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishshawab.
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
783
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman