Assalamu’alaykum. Pak Aam, bagaimana soal larangan shalat setelah shalat Subuh dan Ashar? Bagaimana kalau shalat jenazah?. Mohon penjelasannya ( Nina via fb )
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat yang dirahmati Allah. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa shalat adalah ibadah yang paling utama bagi seorang muslim dibanding dengan ibadah-ibadah yang lain. Dalam sebuah hadits yang sering kita dengar atau baca tentang amalan pertama yang akan dihisab adalah shalat,
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i, oleh Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.)
Inilah salah satu dalil yang mewajibkan seorang muslim khususnya yang laki-laki tidak boleh meninggalkan shalat khususnya shalat wajib. Lalu kalau demikian penting dan utamanya shalat, mengapa justru ada laranga shalat khususnya setelah shalat Subuh dan Ashar?
Larangan ini ada dalam hadits ini shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dimana Rasul Saw bersabda,
“Tidak ada shalat setelah shalat shubuh, hingga matahari terbit sampai matahari meninggi. Dan tidak ada shalat setelah shalat ashar hingga matahari tenggelam“.
Menurut ahli hadits juga ulama fikih seorang muslim tidak boleh shalat sunnah pada waktu-waktu tersebut. Ada pun larangan shalat sunnah tersebut khususnya shalat sunnah rawatib atau shalat sunnah yang menyertai shalat wajib.
Namun kalau Anda atau kita tertidur dengan tidak sengaja hingga lewat waktu Subuh atau Ashar maka boleh atau bahkan wajib shalat. Jadi meski ada larangan untuk tidak shalat setelah Subuh dan Ashar namun karena ketiduran maka justru harus dikerjakan. Hal ini berdasarkan hadits dimana Rasulullah Saw bersabda,
من نام عن الصلاة أو نسيها فليصلها إذا ذكرها لا كفارة لها إلا ذلك
“Barangsiapa yang ketiduran sehingga terluput shalat, atau kelupaan, maka hendaknya ia kerjakan shalat tersebut ketika ingat. Tidak ada kafarah kecuali itu“ ( HR.Muslim)
Jadi jika seseorang muslim ketiduran sehingga tertinggal shalat Subuh, kemudian ia baru bangun sebelum terbit matahari atau ketiduran sehingga tidak shalat Ashar dan tidak bangun kecuali ketika matahari sudah mulai menguning atau menjelang Maghrib, maka hendaknya kerjakan ketika itu ketika terbangun.
BACA JUGA: Waktu Terlarang Shalat
Kemudian bagaimana jika ada orang yang meninggal setelah Subuh atau Ashar?. Apakah tidak boleh dishalatkan?. Tentu saja orang yang meninggal tidak langsung dishalatkan melainkan jenazah tersebut harus dibersihkan atau dimandikan terlebih dahulu hingga dikafani dan siap untuk dishalatkan.
Dalam hal ini setidaknya ada dua pendapat. Pertama tunggu hingga matahari terbit atau minimal masuk waktu Dhuha baru kemudian diselenggarakan shalat jenazah. Kedua, dibolehkan juga shalat jenazah maka shalat jenazah dilakukan di waktu sesudah Subuh atau setelah Ashar, tidak mengapa atau boleh-boleh saja. Shalat jenazah boleh dilakukan di dua waktu yang panjang tersebut, yaitu setelah Ashar dan setelah Subuh, sehingga shalat jenazah tidak perlu ditunda-tunda, sebab jenazah ini bukan shalat rawatib. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.
Nah, terkait dengan ibadah atau shalat-shalat sunnah yang bisa menuntun kita ke surga, bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “MELANGKAH KE SURGA DENGAN SHALAT SUNAT”. Didalamnya ada contoh dan penjelasannya serta dalil yang insya Allah shahih. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman