Sudah Shalat Tarawih, Apa Perlu Shalat Tahajud Lagi?

0
1335

Assalamu’alaikum.Pak Ustadz, mohon maaf mau bertanya. Di bulan Ramadhan setelah kita melaksanakan shalat Tarawih dan witir, apakah malamnya masih perlu shalat Tahajud lagi. Mohon penjelasannya. (Annisa via fb)

 

 

Wa’alaikumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Banyak yang mempertanyakan apakah setelah shalat tarawih, kita juga bisa melaksanakan shalat tahajud di sepertiga malam, atau cukup tarawih saja?

 

Shalat Tarawih merupakan shalat sunnah di bulan Ramadhan yang dikerjakan setelah shalat Isya. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits dari Aisyah r.a. pernah ditanya,

 

Bagaimana cara shalat Rasulullah Saw. pada malam bulan Ramadhan?” Ia menjawab, “Tiadalah Rasulullah Saw. Menambah pada bulan Ramadhan, juga pada bulan lainnya atas sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, jangan bertanya tentang baik dan panjangnya kemudian beliau shalat empat rakaat, jangan bertanya tentang baik dan panjangnya kemudian beliau shalat tiga rakaat.” (H.R. Bukhari)

 

Para ahli menjadikan keterangan ini sebagai landasan bahwa Rasulullah Saw. Melaksanakan Tarawih (shalat malam atau Tahajud) sebanyak sebelas rakaat, dengan formasi: empat rakaat-empat rakaat, lalu ditutup dengan witir tiga rakaat. Dalam riwayat sahih lainnya disebutkan dengan formasi dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, lalu ditutup dengan witir tiga rakaat. Silakan pilih yang sesuai dengan minat masing-masing.

 

Persamaan Tahajud & Tarawih

Tahajud dan Tarawih memiliki pengertian yang berbeda, tetapi cara pelaksanaanya hampir sama. Kedua istilah ini sering juga disebut qiyamul lail (shalat malam). Para ulama membagi istilah qiyamul lail (shalat malam) kepada dua bagian;

 

Pertama, Tahajud, yaitu shalat yang dilakukan pada malam hari di luar bulan Ramadhan, yang dilaksanakan setelah shalat Isya dan diawali dengan tidur terlebih dahulu. Allah Swt. memuliakan orang yang suka melakukan shalat Tahajud. “Dan dari sebagian malam ini gunakanlah untuk bertahajud sebagai shalat sunah bagimu, semoga Tuhanmu akan membangkitkanmu pada kedudukan yang terpuji.” (Q.S. Al-Isrā’ [17]: 79)

 

Shalat Tahajud bisa dilaksanakan awal malam (setelah Isya), tengah malam (sekitar jam 12 malam), atau akhir malam (menjelang subuh/sekitar jam tiga malam). Namun, alangkah baiknya jika shalat Tahajud dilaksanakan pada tengah malam yang terakhir (sekitar jam dua atau tiga malam), sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Ahmad. Suatu saat Abu Dzar r.a. ditanya oleh seorang sahabatnya,

 

Kapankah waktu shalat malam yang lebih utama?” Abu Dzar menjawab, “Saya pernah menanyakannya pada Rasulullah Saw., beliau bersabda, ‘Pada tengah malam yang terakhir, tetapi sedikit sekali yang suka mengerjakannya.’”

 

Kalau Anda mau mengerjakan shalat Tahajud jam 4 pagi, itu boleh saja jika waktu subuhnya jam 04.30 atau jam 05.00. Tapi, kalau subuhnya jam 04.00, tidak sah melaksanakan shalat Tahajud, sebab waktunya telah habis.

 

Setelah shalat Tahajud, kita diperbolehkan tidur lagi sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut. Aisyah r.a. berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Saw. Shalat malam sebelas rakaat, termasuk di antaranya witir satu rakaat. Apabila telah selesai shalat, beliau tidur menghadap ke kanan hingga datang waktu azan. Lalu beliau shalat dua rakaat dengan ringkas.” (H.R. Muslim)

 

Sedangkan jumlah tahajud adalah sebelas rakaat, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Salamah bin Abdurrahman r.a. ketika dia bertanya kepada Aisyah r.a.,

 

Bagaimana cara shalat Nabi Saw. dalam (malam) bulan Ramadhan?” Aisyah menjawab, “Beliau shalat tidak lebih dari sebelas rakaat, baik dalam bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Mula-mula beliau shalat empat rakaat. Jangan tanya tentang bagus dan lamanya. Kemudian shalat empat rakaat lagi, jangan tanya pula tentang bagus dan lamanya. Kemudian shalat witir tiga rakaat.” Aisyah berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., apakah beliau tidur terlebih dahulu sebelum witir?” Maka Rasulullah menjawab, “Wahai Aisyah, kedua mataku memang kelihatan tidur, tetapi hatiku tidak.” (H.R. Muslim)

 

Tatacara pelaksanaan shalat Tahajud bukan hanya empat rakaat, empat rakaat, kemudian tiga rakaat, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat di atas. Tetapi juga bisa dilakukan dua rakaat sebanyak lima kali kemudian witir satu rakaat. Hal ini dijelaskan dalam hadis. dari ‘Aisyah r.a. yang mengatakan,

 

“Rasulullah Saw. pernah shalat (tahajud) antara waktu Isya dan Subuh sebanyak 11 rakaat. Kemudian salam pada setiap 2 rakaat, kemudian witir satu rakaat.” (H.R. Bukhari)

 

Kedua, Tarawih, yaitu shalat yang dilakukan pada malam hari di bulan Ramadhan yang dilaksanakan setelah shalat Isya. Hukum shalat Tarawih adalah sunat sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut.

 

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Rasulullah Saw. menganjurkan untuk mengerjakan shalat pada malam bulan Ramadhan, tetapi tidak mewajibkannya. Beliau bersabda, ’Barangsiapa yang bangun pada malam bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan keridoan Allah, diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.” (H.R. Jama’ah)

 

Jumlah rakaat dan tatacara pelaksanaan shalat Tarawih sama dengan shalat Tahajud, yaitu 11 rakaat. Menurut sebagian besar ulama, shalat Tarawih lebih utama dilakukan secara berjamaah di masjid. Hal ini merujuk pada keterangan berikut.

 

Kata Urwah bin Zubair, Aisyah bercerita kepadanya, “Rasulullah Saw. pernah keluar tengah malam, lalu beliau shalat di masjid. Mula-mula beliau diikuti oleh beberapa orang sahabat. Tetapi mereka saling mengabarkan bahwa Rasulullah Saw. shalat di masjid. Sehingga yang mengikuti beliau akhirnya jadi bertambah banyak. Malam kedua, beliau keluar lagi dan para sahabat yang mengikuti beliau shalat bertambah banyak. Pada malam ketiga, masjid sudah penuh. Pada malam keempat, masjid penuh sesak sehingga tidak dapat menampung jamaah yang ada. Tapi, Nabi Saw. tidak keluar lagi kepada mereka. Karena itu beberapa orang laki-laki di antara mereka berkata, ‘Shalat!’ Namun, Nabi Saw. tidak juga keluar menemui mereka hingga subuh. Setelah selesai shalat Subuh, beliau menghadap kepada orang banyak, lalu bersabda, ‘Aku tahu apa yang kalian lakukan tadi malam, tetapi aku takut kalau shalat (Tarawih) itu wajib atas kalian, sehingga kalian tidak sanggup mengerjakannya.

 

Keterangan ini menegaskan bahwa Tarawih pernah dilakukan beberapa kali pada zaman Rasulullah Saw secara berjamaah. Namun, beliau tidak melanjutkannya hingga akhir Ramadhan karena khawatir dianggap wajib.

 

BACA JUGA: Shalat Tarawih, 8 atau 20 Rakaat ?

 

Melihat dari penjelasan tersebut menurut para ulama berpendapat bahwa tidak perlu shalat Tahajud lagi jika sudah melaksanakan shalat Tarawih dan witir. Sebab dalam shalat Tahajud juga ada shalat witirnya juga sehingga tidak dianjurkan mengerkan dua kali shalat witir dalam satu malam. Hal ini berdasarkan hadits,

 

Tidak ada dua witir dalam satu malam.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi)

 

Lalu bagaimana jika tetap ingin melaksankan shalat Tahajud meski sudah mengerjakan shalat Tarawih?

 

Untuk  hal ini maka para ulama fikih menyarankan atau memberi solusi kalau mau shalat Tahajud khususnya di bulan Ramadhan maka jangan witir dulu. Caranya Anda tetap ikut shalat Tarawih di masjid namun tidak ikut shalat witir. Anda di rumah silakan shalat Tahajud kemudian tutup dengan shalat witir. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.

 

Nah, terkait pembahasan bab shalat ini lebih detail berikut dalilnya, Anda dan mojang bujang sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “SUDAH BENARKAH SHALATKU?“. Didalamnya ada pembahasan bab praktik shalat baik yang wajib maupun shalat sunnah berikut contoh-contohnya dan dalilnya yang insya Allah shahih. Wallahu’alam bishawab. [ ]

 

5

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

960

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .

 

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online