Assalamu’alaikum. Pak ustdaz, kalau ruh diambil itu diserahkan pada Allah, apakah setelah diserahkan dikembalikan lagi ke jasad dalam kubur? Terus kalau jasadnya kurang bagus, berarti si jasad itu menjalani perjalanan calon neraka? Sebagai keluarga yang masih di dunia, apakah dengan mendoakan, menginfaqan harta akan mengurangi siksa kubur pada sekarang ini? Atau ditangguhkan nanti di hari kiamat? ( Sari via email)
Waalaikumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Kalau kita lihat di dalam surat Al-Mukminun ayat 99 sampai 100, disitu ada firman Allah yang mengatakan,
“Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, ia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia, agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sungguh, itu dalih yang diucapkannya saja. Di hadapan mereka ada barzakh sampai mereka dibangkitkan.”
Jadi kalau menurut ayat ini, jelas kalau kita mati itu akan ada di alam barzah. Alam barzah itu apa? Kita tidak tahu alam barzah itu apa. Tapi satu saat pasti kita tahu, hanya masalahnya setelah kita tahu, kita tidak bisa memberi tahu siapapun. Jadi alam barzah itu alam yang gaib, hanya Allah Subhanahu Wata’ala yang tahu.
Jadi yang dimaksud kembali kepada Allah itu berarti kembali kepada Penciptanya. Tidak harus langsung kepada Allah. Kita akan transit ke alam barzah. Alam barzah itu gaib, tidak ada yang tahu.
Alam barzah itu bukan kuburan. Alam kubur juga bukan kuburan. Kuburan itu tempat jasad kita dikuburkan, alamatnya jelas, tempatnya jelas. Tetapi alam kubur itu tempat dimana roh orang meninggal itu berada. Sekali lagi, kita tidak tahu itu dimana.
Jadi yang dimaksud kembali kepada Allah itu kembali kepada Kuasa Allah Subhanahu Wata’ala. Nah, kalau orang shaleh. Menurut surat Al-Ahqaf ayat 13-14 justru mati itu istirahat,
Beda dengan orang yang tidak berbekal amal shalih atau orang kafir seperti yang saya sebutkan dalam ayat sebelumnya. Itu orang yang kurang amalnya, dia akan mengatakan, “Ya Allah, balikin saya ke dunia supaya saya bisa beramal shaleh,”
Nah lain lagi dengan orang yang berbekal diri dalam hidup. Dosa dan maksiat dia usahakan untuk dijauhi, amalan-amalan shaleh dia lakukan dengan sungguh-sungguh, dia jalani hidup itu dengan istiqomah dengan lurus, banyak membicarakan kebaikan, berusaha menghindarkan omongan-omongan buruk, memuliakan orang lain, menyantuni faqir miskin, pokoknya orang yang mengorientasikan hidupnya untuk kebaikan-kebaikan.
Maka di dalam Al-Ahkaf ayat 13-14, ““Sesungguhnya, orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada rasa khawatir pada mereka dan mereka tidak pula bersedih hati. Mereka itulah para penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya sebagai balasan”
Di ayat lain disebutkan, “Rohnya disambut oleh malaikat,” Di dalam tafsir Ibnu Katsir, ketika menjelaskan ayat ini, beliau mengatakan, “Ketika shakaratul maut itu terjadi, roh itu lepas dari jasad, malaikat turun menyambut roh itu, kata malaikat, “Jangan takut, jangan sedih, bergembiralah dengan surga yang Allah janjikan kepadamu,””
Nah, semoga kita semua ketika dipanggil oleh Allah, Allah memberikan jalan kepada kita semua agar roh kita ini tersenyum, agar roh kita ini disambut oleh malaikat Rahmat, agar roh kita ini diberi ucapan “jangan takut, jangan sedih, bergembiralah dengan surga yang Allah janjikan.” Karena inilah sebenarnya yang disebut dengan khusnul khotimah.
BACA JUGA: Cara Berbakti Pada Orangtua Yang Sudah Meninggal
Makanya kita harus selalu mendoakan agar hidup kita ini berkah dan khusnul khotimah. Ya tentu saja kalau hidup kita ini ingin berkah, kita harus berusaha mengisi umur kita dengan amalan-amalan yang sekiranya Allah ridha kepada kita. Oleh karena itu dalam Al-Ahqaf ayat 15 terdapat doa,
“Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandung dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula. Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila anak itu telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, ia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhoi. Berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai anak cucuku. Sesung¬guhnya, aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang Muslim.”
Jadi memohon kepada Allah agar umur yang kita punya bisa kita isi dengan amalan shaleh yang membuat Allah ridha kepada kita. Kita memohon sama Allah amalan kita diridhai terus amalan kita ini jadi teladan bagi anak cucu kita. Itu kan luar biasa. Itu jawaban saya untuk Anda semoga bermanfaat. Wallahualam bishshawwab. [ ]
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
980
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online