PERCIKANIMAN.ID – – Menikah, membina rumah tangga dan hidup dalam keluarga bersama suami, istri dan anak-anak adalah salah satu fitrah manusia sebab manusia diciptakan Allah Swt berpasang-pasangan. Salah satu karunia Allah yang menghimpun seorang laki-laki dan perempuan dalam mahligai pernikahan dan keluarga adalah untuk saling terciptanya kasih sayang. Seperti yang dijelaskan dalam Al Quran,
“Di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Allah menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, serta Allah jadikan rasa kasih dan sayang di antaramu. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir” ( QS.Ar Rum:21)
Dalam sebuah kajian Dr H Aam Amiruddin, MSi menyampaikan bahwa kehidupan atau kebersamaan dengan pasangan (suami istri) adalah perjalanan yang panjang bahkan lebih dari setegah usia manusia dihabiskan bersama pasangannya. Ust Aam mencontohkan ada pasangan yang menikah pada usia 20 tahunan dan tetap bersama hingga usia 80 tahun bahkan ada yang lebih. Dengan demikian lebih dari saparuh hidupnya dijalani dengan pasangannya. Untuk itu sebagai sebuah perjalanan maka keduanya (suami) harusnya menyiapkan bekal yang cukup baik materi maupun spiritual dan psikologis sehingga mampu mencapai tujuan dengan aman, nyaman, selamat dan bahagia.
“Pastinya tidak ada rumah tangga yang datar-datar saja tanpa ujian dan cobaan. Kalau pun ada rumah tangga yang tanpa masalah kemungkinan kecil. Masalah rumah tangga ada bukan untuk melemahkan kita melainkan justru untuk menguatkan ikatan perkawinan. Masalah ada bukan untuk dihindari melainkan dihadapi bersama sebagai sebuah ujian hidup,”pesannya.
Untuk itu menurut Ust Aam menjadi penting sebelum memasuki perjalanan rumah tangga tersebut calon suami (calon ayah ) dan calon istri (calon ibu) berbekal diri dengan pengetahuan khususnya masalah spiritual dan penguatan keimanan sebab berumah tangga bagian dari syariah Islam. Dengan segala permasalahan rumah tangga kelak dapat diselesaikan dengan koridor dan bimbingan syariah sehingga gerbang rumah tangga kelak bisa menjadi pintu bagi seseorang untuk masuk ke surga atau sebaliknya ke neraka tergantung bagaimana ia menjalaninya.
“Sebab yang namanya keluarga sakinah, mawadah dan penuh rahmah adalah impian semua orang. Tapi ingat rumah tangga yang demikian itu bukan hadiah yang tiba-tiba turun dari langit melainkan harus diusahakan dengan perjuangan dan komitmen bersama suami istri. Untuk menggapai keluarga samara itu ada ilmunya yang semua orang bisa mempelajarinya sekaligus mempratikannya,” imbuhnya.
Sementara itu psikolog Ibu Alva Handayani menambahkan bahwa menikah dan berumahtangga adalah fitrah manusia. Untuk itu diperlukan perisiapan yang matang dan terencana. Terkait dengan kesiapan memasuki jenjang pernikahan, para ahli psikologi umumnya menggunakan istilah ‘kematangan’ atau maturity untuk menjelaskan tentang sejauh mana kemampuan seseorang dalam merespon terhadap tuntutan hidup berumah-tangga — secara ‘tepat’ (appropriate) dan ‘adaptif’.
“Karena tidak bisa dipungkiri, pernikahan antara dua insan, membutuhkan adaptasi dari kedua belah pihak, proses penyatuan tujuan, dan mencari cara yang tepat untuk mencapainya, termasuk kemampuan untuk mengatasi kendala atau konflik dalam perjalanannya,”
Ia menambahkan secara psikologis pasangan (suami istri) harus bisa mengenal dan memahami karakter masing-masing. Sebab, sambungnya, kebanyakan masalah rumah tangga berhubungan dengan aspek psikologis, misalnya karakter suami atau istri yang keras dan emosional tidak mungkin dihadapi dengan karakter yang sama.
Hal sama juga disampaikan ustadz Handy Bony dimana ia merasakan bahwa dukungan suami atau istri untuk menuju kebaikan dalam rumah tangga itu sangat diperlukan. Ia sendiri merasakan ketika dalam kondisi terpuruk dan lemah dalam keimanan, bagaimana kehadiran seorang istri yang mampu memotivasi untuk bangkit lagi dalam rangka meraih cinta dan kasih sayang Allah.
“Sesungguhnya laki-laki dan wanita diikat dalam pernikahan bukan hanya dekat secara fisik melainkan dekat secara jasmani dan ruhaninya. Kita terhimpun dalam rumah tangga atas bimbingan Allah untuk meraih kasih sayang Allah,”ungkap ustadz muda yang penuh inspirasi hijrah ini.
Menurut Ustad Bony, itulah salah satu hikmah mengapa Allah Swt memerintahkan menikah itu dengan orang yang satu aqidah dan keyakinan. Sebab, sambungnya, keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah tidak mungkin dapat diraih oleh suami istri yang beda keyakinan karena tujuan dan motivasinya saja sudah beda.
“Gerbang pernikahan adalah salah satu cara Allah Swt menunjukkan dan membimbing kita untuk membuka tabir dan pintu-pintu Surga-Nya. Kebahagian di dunia yang hanya sebentar ini harus mengantarkan kita meraih kebahagian yang abadi di Surga-Nya kelak, salah satunya lewat istri, suami dan anak-anak kita,”ajaknya.
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa betapa mulia, indah dan agungnya sebuah pernikahan ini. Sebab seperti yang telah dijelaskan para ustadz diatas bahwa pernikahan bisa mengantarkan pada kebahagian atau sebaliknya kesengsaraan dan penderitaan baik di dunia terlebih di akhirat kelak. Pernikahan dan rumah tangga bisa membuka pintu-pintu Surga-Nya juga sebaliknya malah membuka pintu Neraka-Nya. Untuk itu diperlukan bekal yang cukup sebelum menjalani rumah tangga bersama pasangan idaman.
Nah, bagi mojang bujang dan sahabat-sahabat sekalian khususnya yang akan segera menikah atau ingin menemukan jodoh yang shalih dan shalihah serta dapat menggali lebih dalam lagi pembahasan tentang persiapan menikah ini dapat mengikuti acara seminar pra nikah “ INSYA ALLAH, SAYA SIAP MENIKAH” yang diselenggarakan Khazanah Intelektual.
Kegiatan ini insya Allah akan diselenggarakan pada Sabtu,24 Februari 2018 di Ball Room Hotel Serela Jl. Riau Kota Bandung mulai pukul 08.00 – 16.00 wib. Hadir sebagai narasumber:
- Dr H.Aam Amiruddin,MSi
-Pembina Yayasan Percikan Iman
-Pakar Komunikasi termasuk komunikasi keluarga
-Narasumber diberbagai media (cetak,TV,Radio)
-Penulis buku
- Ibu Alva Handayani, S.Psi, M.Psi
-Psikolog professional dan berpengalaman
-Pembicara dan konsultan psikologi keluarga
-Penulis buku
- Handy Bony
-Dai muda
-Inspirator dan motivator kajian hijrah
-Kreator @kebunamal
Kegiatan ini juga sebagai kelanjutan pada acara yang sama pada bulan Desember 2017 lalu dimana mendapat banyak antusias sehingga banyak peserta yang tidak dapat ikut karena keterbatasan tempat. Selain itu bagi peserta yang ingin serius hingga tahap ta’aruf dan silaturrahim ada lembaga QAFIA yang siap membantu menemukan jodoh impian Anda namun tetap dalam bingkai dan koridor yang sesuai syariah.
Jadi tunggu apa lagi, mojang bujang segera daftar dan dapatkan harga khusus dengan ragam doorprize.
Info:
Red: admin
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay