PERCIKANIMAN.iD – – Meski berbeda secara alam, namun manusia dan jin mempunyai persamaan yakni bertugas untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah Ta’ala. Manusia dan jin memiliki sejumlah kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai wujud pengabdian kepada-Nya. Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah Swt dalam Al Quran,
(56) وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzaariyaat [51]: 56)
Untuk bisa beribadah atau mengabdi pada Allah Ta’ala tentu harus ada panduannya atau petunjuknya.Manusia khususnya orang Islam (muslim) jelas petunjuknya ada dalam Al Quran dan contoh atau cara ibadah kepada Allah tersebut telah diajarkan oleh Rasulullah Saw lewat hadits-hadits kemudian mendapat penjelasan dari ulama atau ahli fikih.
Lalu bagaimana dengan Jin? Apakah jin punya agama dan petunjuk seperti manusia?. Dalam buku “Menelanjangi Strategi Jin” karya Ustadz Aam Amiruddin” dijelaskan bahwa ada ayat Al Quran yang menegaskan,
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا شَهِدْنَا عَلَىٰ أَنْفُسِنَا ۖ وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ
“Hai, golongan jin dan manusia! Bukankan sudah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri? Mereka menyampaikan ayat-ayat-Ku kepadamu dan memperingatanmu tentang pertemuan pada hari ini? Mereka menjawab, ‘Ya, kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ Mereka tertipu oleh kehidupan dunia dan telah bersaksi atas dirinya sendiri bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” (Q.S. Al-An’aam [6]: 130)
Kalimat dari kalanganmu sendiri pada ayat ini mengandung dua kemungkinan. Pertama, rasul bagi setiap golongan itu berasal dari golongan itu sendiri.
Artinya, rasul untuk manusia dari golongan manusia, demikian juga rasul untuk jin dari golongan jin. Kedua, rasul untuk manusia dan jin itu dipercayakan kepada satu golongan saja, yaitu kepada manusia. Imam Suyuthi menegaskan, mayoritas ulama telah sepakat bahwa belum pernah ada seorang rasul maupun nabi dari bangsa jin. Demikian riwayat dari Ibnu Abbas, Mujahid, al-Kalabiy, dan Abu Ubaid.
Allah mengutus Nabi Muhammad Saw. sebagai rahmat untuk seluruh alam, termasuk di dalamnya kepada bangsa jin. Dalam riwayat Imam Muslim, juga dalam musnad Imam Ahmad, dijelaskan bahwa Rasulullah Saw. pernah datang pada bangsa jin untuk mengajarkan Al-Qur’an dan ketauhidan.
Berikut riwayatnya,Alqamah r.a. mengatakan bahwa dirinya bertanya kepada Abdullah bin Mas‘ud r.a., “Apakah ada salah seorang di antara kalian yang menemani Rasulullah Saw. pada malam beliau mengajar para jin?” Abdullah bin Mas‘ud menjawab, “Tidak, tidak ada satu pun dari kami yang menemani beliau. Pada malam kami kehilangan jejak beliau, kami cemas dan bertanya tanya, apakah beliau diculik. Apa yang dikerjakan Rasulullah Saw?
Malam itu kami lalui dengan penuh kecemasan. Ketika fajar menyingsing, tiba-tiba kami melihat beliau datang dari arah Gua Hira. Kami menanyakan apa yang terjadi pada malam itu dan menceritakan kegelisahan kami. Rasulullah menjawab,
“Aku kedatangan da‘i (pendakwah) dari bangsa jin. Kemudian aku mendatangi mereka, lalu aku mengajarkan Al-Qur’an kepada mereka.” Kemudian Rasulullah menuju suatu tempat dan menunjukkan kepada kami bekas-bekas keberadaan mereka dan juga jejak-jejak perapian mereka.” (H.R. Muslim dan Ahmad)
Ibnu Katsir ketika menjelaskan Surah Al-Ahqaaf mencantumkan sejumlah riwayat yang menunjukkan bahwa pertemuan yang dilakukan Rasulullah Saw. dengan para jin bukan satu kali saja, tetapi beberapa kali. Keterangan[1]keterangan sahih ini begitu tegas menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. pun berdakwah pada bangsa jin sehingga di antara mereka banyak yang memeluk Islam.
(1) قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا
(2) يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ ۖ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا
“Katakan (Muhammad), ‘Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan bacaan Al-Qur’an.’ Lalu, mereka berkata, ‘Kami telah mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menakjubkan, yang memberi petunjuk pada jalan yang benar, lalu kami tidak akan mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu apa pun.’” (Q.S. Jinn [72]: 1-2)
Ayat ini menjelaskan bahwa ketika Rasulullah Saw. membaca Al-Qur’an, ada sekelompok jin yang ikut mendengarkan bacaannya, lalu mereka mengimaninya. Kalau mengimani Al Qur’an berarti mereka memeluk ajaran Islam. Konsekuensinya, agama mereka adalah Islam dan cara ibadahnya pun secara Islam.
Kelompok jin ini dijelaskan lebih detail dalam Surah Al-Ahqaaf (46): 29-31, “Ingatlah, ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammdad) serombongan jin yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an, mereka menghadiri pembacanya dan berkata, ‘Simaklah dengan baik!’ Maka, setelah selesai, mereka kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan. Mereka berkata,
‘Hai, kaum kami! Sungguh kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang diturunkan seteah Musa, membenarkan kitab-kitab yang datang sebelumnya, membimbing pada pada kebenaran dan jalan yang lurus. Hai, kaum kami! Terimalah seruan orang yang mengajak kepada Allah. Berimanlah kepada-Nya, pasti Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan membebaskanmu dari azab pedih.’”
Jin sama seperti manusia, ada yang saleh ada juga yang kufur, “Sungguh, di antara kami ada yang saleh dan ada pula yang sebaliknya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (Q.S. Jinn [72]: 11)
Merujuk pada ayat-ayat tersebut, bisa ditegaskan bahwa nabinya para jin adalah dari bangsa manusia. Belum pernah ada seorang rasul maupun nabi dari bangsa jin. Jin terbagi pada beberapa kelompok. Ada yang saleh, istiqamah, munafik, bahkan kafir. Mereka memiliki kapasitas iman yang berbeda-beda seperti halnya manusia. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
Sumber: buku
5
Red: admin
Editor: iman
907