Kerasukan Jin Itu Nyata atau Hanya Perasaan Histeris Saja ? Ini Penjelasannya

0
257
teriak
Seseorang yang teriak histeris ( ilustrasi foto: freepik )

Tanya:

Assalamu’alaykum, pak Aam saya mau tanya terkait dengan fenomena adanya kasus kesurupan bahkan terjadi secara massal. Apakah mungkin ada makhluk lain yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan menguasai pikirannya? Atau hanya karena perasaan hysteria saja sehingga menghilangkan kesadarannya saja?. Mohon penjelasannya pak Aam. Terima kasih . (Mia via email)

Penjelasan:

Wa’alaykumsalam ww. Bapak Ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah, harus kita pahami bahwa  di dunia ini ada kehidupan yang terlihat (nyata) dan yang tak terlihat (ghaib). Makhluk-makhluk dzahir (hissiyyah) seperti manusia, flora dan fauna jelas terlihat wujud fisiknya.

Sementara makhluk ghaib (Ruhiyyah) seperti malaikat dan jin, tidak terlihat wujudnya namun ada. Dalam Al Quran Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menginformasikan akan kehidupan dua makhluk ini yang terlihat maupun tak terlihat.

(38) فَلَا أُقْسِمُ بِمَا تُبْصِرُونَ

(39) وَمَا لَا تُبْصِرُونَ

Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.” (Q.S. Al Haaqqah:38-39).

Sebagai seorang muslim maka kedua kehidupan tersebut (nyata dan ghaib) tersebut harus kita yakini keberadaannya. Salah satu ciri orang bertakwa adalah wajib beriman kepada hal atau masalah yang ghaib termasuk jin atau orang biasa menyebutnya setan ini, seperti dalam Al Quran:

(1) الم

(2) ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

(3) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Alif Laam Miim. Kitab Al-Qur’an itu kandungannya tidak meragukan; ia petunjuk bagi orang-orang taqwa. Yaitu mereka yang beriman pada yang gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugrahkan kepada mereka .. (QS. Al-Baqarah:1-3)

Dengan demikian beriman kepada yang ghaib ini harus ada dalam diri seorang muslim. Surga neraka, dosa pahala, alam kubur dan sebagainya bagi kita saat ini adalah sesuatu yang ghaib namun nanti akan menjadi kenyataan.

Terkait dengan makhluk Jin ini secara etimologis, kata Jin berasal dari kata Janna artinya “bersembunyi” sehingga dinamai Jin karena “tersembunyi dari pandangan manusia”. Manusia tidak bisa melihat kehidupan Jin tetapi sebaliknya para Jin bisa melihat kehidupan manusia. Secara terminologis, Jin adalah makhluk ghaib (ruhiyyah) yang diciptakan  Allah Ta’ala dari api dengan tugas untuk beribadah.

(27) وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ

Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas” (QS. Al-Hijr: 27).

Kemudian dalam ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. QS. Adzariat:56). Namun dalam perjalanannya ada Jin yang ingkar dan menjadi kafir seperti manusia.

Terkait dengan fenomena kerasukan Jin itu, apakah nyata atau sugesti semata karena perasaan terlalu hysteria maka setidaknya kita bisa membaca kisah yang dialami para sahabat dan bertanya langsung kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam.

Usman bin Abi al-’Ash r.a. berkata, Ketika aku bekerja untuk Rasulullah saw. di Thaif, tiba-tiba aku melihat sesuatu dalam shalatku, sampai-sampai aku tidak tahu sedang shalat apa. Maka setelah kejadian itu aku menemui Rasulullah saw. Beliau bersabda,  “Ibnu Abi Al ’Ash?” Aku menjawab, “Benar, ya Rasulullah.” Rasul bertanya, “Apa yang membuatmu datang ke sini?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, aku melihat sesuatu dalam shalatku sampai-sampai aku tidak tahu sedang shalat apa.” Rasulullah saw. bersabda, “Itu adalah setan (jin). Mendekatlah padaku!” Maka aku pun mendekat kepada Rasul, lalu aku duduk. Ibnu Abi al-’Ash berkata, “Lalu Rasul memukul dadaku dengan tangannya dan meniup mulutku sambil berkata, “Keluarlah musuh Allah!” Nabi melakukannya sebanyak tiga kali. Lalu Nabi berkata, “Teruskanlah pekerjaanmu…” (H.R. Ibnu Majah )

Ya’la bin Murrah berkata, Seorang perempuan datang kepada Rasulullah saw. seraya berkata, “Anakku terkena penyakit gila sejak tujuh tahun lalu dan sembuh dua kali sehari.” Rasulullah saw. berkata, “Dekatkanlah anakmu kepadaku!” Perempuan itu segera mendekatkan anaknya kepada Rasulullah saw. Lalu beliau menyembur dengan ludahnya seraya berkata, “Keluarlah wahai musuh Allah, aku adalah Rasulullah!” (H.R. Hakim)

Imam al-Bani mengomentari hadis-hadis di atas, “Dalam hadis-hadis tersebut ada dalil yang sangat jelas bahwa jin bisa masuk ke dalam tubuh manusia, sekalipun dia seorang muslim yang saleh.”

Jadi dengan berangkat dari setidaknya dua hadits tersebut maka tidak ada alasan untuk menolak adanya fenomena jin masuk pada tubuh manusia. Dalam Al Quran sendiri sampai Allah Subhanahu wa ta’ala menamakan salah satu surat-Nya dengan nama Al Jin. Hal ini tentu Allah mempunyai maksud dan tujuan agar manusia tidak tergelincir dalam jebak rayunya maupun godaannya.

Nah, untuk penjelasan lebih lengkap terkait kehidupan Jin, bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian bisa baca buku saya yang berjudul “Menelanjangi Strategi Jin ” . Insya Allah dibahas secara ilmiah dan syariah.

Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]

5

Red: admin

Editor: iman

Video: tim official

987

Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 / 0813-2007-1001 (Aam Amirudin Official) atau alamat email: [email protected]  atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .