PERCIKANIMAN.iD – – Salah satu tugas utama manusia adalah beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Sementara itu doa adalah salah satu aktivitas beribadah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam. bersabda, “Addu’au Mukhkhul ‘Ibadah” artinya doa adalah intisari ibadah.
Untuk itu sebagai hamba atau makhluk yang lemah, yang senantiasa tanpa daya dan upaya tanpa pertolongan Allah, maka kita diminta untuk berdoa. Dalam Al Quran, Allah sendiri sangat senang jika hamba-Nya berdoa kepada-Nya,
(60) وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan doamu. Sesungguhnya, orang-orang sombong yang tidak mau menyembah-Ku akan masuk Jahanam dalam keadaan terhina.’” (Q.S. Gāfir [40]: 60).
Doa bukan hanya kebutuhan manusia biasa, bahkan para kekasih dan utusan Allah yakni para Nabi dan Rasul pun selalu berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah. Karena doa merupakan intisari ibadah, cukup logis apabila seluruh nabi pernah berdoa kepada Allah. Doa para nabi seluruhnya tercatat dalam Al-Qur’an. Beberapa di antaranya kita sebutkan di sini.
- Doa Nabi Nuh a.s.
(26) رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا….
(27) إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارً
“….Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sebab, jika Engkau biarkan tinggal, pasti mereka menyesatkan hamba-hamba-Mu dan hanya akan melahirkan anak-anak yang berbuat maksiat dan sangat kufur.” (Q.S. Nūĥ [71]: 26-27)
Doa ini dipanjatkan oleh Nabi Nuh a.s. setelah beliau berdakwah sekitar 950 tahun, namun umatnya tidak menghiraukan dakwahnya. Perlu dicatat, meskipun doa ini pernah diucapkan oleh Nabi Nuh a.s., tapi umat Islam tidak perlu berdoa seperti ini karena Nabi Saw. mengajarkan pada kita untuk mendoakan orang-orang yang tidak mengikuti ajakan dakwah agar dibukakan hatinya dan diberi hidayah.
Analisis ini menggambarkan bahwa ada doa yang memang cocok dipanjatkan pada zaman nabi tertentu, tapi tidak cocok diucapkan oleh umat Nabi Muhammad Saw.
- Doa Nabi Luth a.s.
(169) رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ
“Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari akibat perbuatan mereka.” (Q.S. Asy-Syu‘arā’ [26]: 169).
Doa ini dipanjatkan ketika Allah Swt. akan menurunkan azab kepada kaum Nabi Luth a.s.
- Doa Nabi Yusuf a.s.
(33) رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ
“Ya Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika Engkau tidak menghindarkanku dari tipu daya mereka, niscaya aku memenuhi keinginan mereka dan tentu aku termasuk orang bodoh.” (Q.S. Yūsuf [12]: 33).
Doa ini dipanjatkan ketika Nabi Yusuf a.s. diancam dengan penjara karena tidak mau mengikuti rayuan Julaikha.
- Doa Nabi Ayyub a.s.
“Ingatlah akan hamba Kami, Ayyub, ketika menyeru Tuhannya, ‘Sesungguhnya, aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.’” (Q.S. Śād [38]: 41).
Doa ini menggambarkan bahwa saat Nabi Ayyub a.s. ditimpa berbagai penyakit, dia tidak menyalahkan Allah Swt., tapi ia meyakini penyakit itu datangnya dari setan.
- Doa Nabi Musa a.s.
“Ya Tuhanku, lapangkanlah hatiku, mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.” (Q.S. Ţā Hā [20]: 25-28).
Doa ini dipanjatkan Nabi Musa a.s. ketika akan berdialog dengan Firaun.
- Doa Nabi Ibrahim a.s.
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan, yang demikian itu agar mereka melaksanakan salat. Ya Tuhan, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada mereka. Mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Q.S. Ibrāhīm [14]: 37).
Doa ini dipanjatkan ketika Nabi Ibrahim a.s. meninggalkan istri dan putranya yang masih bayi, Siti Hajar dan Ismail, di lembah yang tiada pepohonan, yang sekarang menjadi kota Mekah.
- Doa Nabi Zakaria a.s.
“Ya, Tuhanku. Janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan. Engkaulah pemberi waris terbaik.” (Q.S. Al-Anbiyā’ [21]: 89).
Doa ini dipanjatkan ketika Nabi Zakaria a.s. minta diberi keturunan yang akan melanjutkan perjuangan dakwahnya. Allah mengabulkan doanya dengan memberinya Nabi Yahya a.s.
- Doa Nabi Sulaiman a.s.
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kekuatan kepadaku untuk tetap mensyukuri nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku serta kepada kedua orangtuaku, dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhoi. Masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (Q.S. An-Naml [27]: 19).
Doa ini dipanjatkan ketika sejumlah semut memberikan peringatan kepada kawan-kawannya untuk berpindah tempat atau berhati-hati karena takut terinjak-injak oleh rombongan Nabi Sulaiman a.s.
- Doa Nabi Syu’aib a.s.
“Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan adil. Engkau-lah pemberi keputusan terbaik.” (Q.S. Al-A‘rāf [7]: 89).
Doa ini dipanjatkan ketika Nabi Syu’aib a.s. dan pengikutnya akan diusir oleh pemuka-pemuka kaumnya yang zalim
.
- Doa Nabi Isa a.s.
“Ya Tuhan kami, turunkan kepada kami hidangan dari langit yang hari turunnya akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami dan yang datang setelah kami. Hidangan itu juga akan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau. Berilah kami rezeki dan Engkau-lah sebaik-baik pemberi rezeki.” (Q.S. Al-Mā’idah [5]: 114).
Doa ini dipanjatkan ketika kaum Nabi Isa a.s. minta kepadanya untuk menunjukkan bukti kenabian (mukjizat)-nya.
Itulah sejumlah contoh doa para nabi yang diutus sebelum Nabi Saw. Dipastikan bahwa semua nabi pernah berdoa pada Allah Swt. dan doanya terekam dengan sempurna dalam Al-Qur’an. Ini membuktikan bahwa doa merupakan intisari ibadah yang menggambarkan kedekatan dan kerinduan pada Allah Swt.
Dengan demikian, sudah sepantasnya kita rajin berdoa, selevel nabi saja rajin berdoa, masa level kita yang bukan nabi tidak pernah berdoa? Kalau kita tidak pernah berdoa atau jarang berdoa, ini menggambarkan bahwa kita jauh dengan Allah Swt. Nau’zubillah. [ ]
Disarikan dari buku “MUKJIZAT DOA & DZIKIR” karya Dr.H.Aam Amiruddin,M.Si
5
Red: admin
Editor: iman
890