Khutbah Jumat: 4 Golongan Yang Diharamkan Masuk Neraka

0
2599
Api yang menyala ( ilustrasi foto: freepik)

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*

Khutbah Pertama:

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله انزل السكينة في قلوب المؤمنين،

اشهد ان لا اله الا الله الملك الحق المبين،

واشهد ان محمدا عبده ورسوله الصادق الوعد الأمين ،

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين.

أما بعد :

فيا عباد اللها اوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

وقال تعالى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

Bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala.karuni-Nya sehingga kita dapat perkenan Allah Subhanahu Wa Ta’ala bisa melaksanakan aktivitas keseharian kita termasuk ibadah Jum’atan saat ini.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjunan kita Nabi besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya serta untuk semua ummatnya hingga akhir zaman.

Selanjutnya khatib berwasiat khususnya kepada diri pribadi dan kepada jamaah sekalian, marilah kita bersama meningkatkan kualitas taqwa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan at Tirmidzi dan Ibu Hibban serta dishahihkan oleh Al Albani, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menyebutkan 4 golongan orang yang haram tersentuh api neraka. Mereka adalah golongan orang yang Hayyin, Layyin, Qarib dan Sahl.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ:  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟, قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ, قَالَ: ” كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ قَرِيبٍ سَهْلٍ“

Artinya: Dari Abdillah bin Mas’ud radhiyallahu anhu ia berkata: telah bersabda rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: “Maukah kamu aku tunjukkan orang yang diharamkan neraka baginya?” Para sahabat menjawab: “tentu saja wahai Rasulallah!” Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab: “(Haram tersentuh api neraka orang yang) Hayyin, Layyin, Qarib, Sahl.” (HR. At-Tirmidzi)

Hadits  yang sanadnya bersambung kepada  Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu tersebut menceritakan bahwa  Pada suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepada para sahabat, “Maukah kalian aku tunjukkan orang yang haram tersentuh api neraka?’

Para sahabat kemudian menjawab, “Mau, wahai Rasulullah!”

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “orang yang Haram tersentuh api neraka adalah  orang yang Hayyin, Layyin, Qarib, Sahl.”

معاشر المسلمين رحمكم الله

Golongan Pertama, yaitu Hayyin adalah orang yang memiliki ketenangan lahir dan bathin. Kehadiran orang seperti ini sangat menenangkan, teduh, meneduhkan dan tidak temperamental. Orang yang memiliki sifat hayyin bisa mengontrol pikiran, mengendalikan perasaan, juga hati dan sikapnya.

“Dari mana semua ini? mengapa bisa begini (hayyin)?, kata kuncinya adalah dari hati,”

Hati terasa tenteram jika senantiasa mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tak hanya sekadar mengingat, namun juga yakin bahwa Allah maha melihat, maha mendengar, maha dekat, maha menguasai segalanya dan maha menentukan.

“Hayyin lahir dari ketauhidan, makin bagus tauhid seseorang. Maka akan makin tenang,”.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran surat Ar Rad ayat 28:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Neraka merupakan tempat yang disediakan untuk menghukum orang yang berbuat dosa semasa hidupnya di dunia. Banyak golongan yang masuk neraka karena kesalahan-kesalahannya.

Bagi umat Islam, neraka sangat diatakuti. Sementara, surga merupakan tempat yang sangat didambakan.

Setelah melaksanakan shalat lima waktu, kita terbiasa berdoa seperti doa yang ada pada surat Al-Baqarah ayat 201:

رَبَّنا آتِنا فِي الدُّنْيا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنا عَذابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa neraka.”

Pertanyaannya, bagaimana agar kita terhindar dari siksa neraka? Tentu kita akan menjawabnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah Nabi Muhammad ﷺ. Beliau telah memberikan beberapa penjelasan, yang akan menghindarkan kita dari siksa neraka. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab musnadnya Juz 7 halaman 53 sebagai berikut :

حُرِّمَ عَلَى النَّارِ كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ سَهْلٍ قَرِيبٍ مِنَ النَّاسِ

“Diharamkan atas api neraka, setiap orang yang rendah hati, lemah lembut, mudah, serta dekat dengan manusia” (HR Ahmad).

Orang yang rendah hati, tidak sombong, dan tidak meremehkan orang lain. Menurut Abu Hatim dalam kitab Raudlatul Uqala’ wa Nuzhatul Fudlala’, wajib bagi orang yang berakal untuk rendah hati (tawadhu’) dan menjauhi sikap sombong terhadap orang lain. Orang yang rendah hati akan selalu ditinggikan  derajat dan posisinya. Hal tersebut sesuai dengan Sabda Nabi Shalallahu alaihi wasallam :

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

“Tiada orang yang rendah hati karena Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya” (HR Ahmad).

Berbeda dengan orang sombong, orang yang menganggap dirinya melebihi terhadap orang lain, merasa dirinya paling benar, ia tidak akan dapat merasakan surga Allah ﷻ. Sebagaimana Sabda Nabi Shalallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim juz 1:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di hatinya terdapat seberat biji kesombongan.”

Mengapa orang yang sombong tidak dapat masuk surga? Menurut Syekh Abdul Aziz dalam kitabnya Mawaridu Dham’an li Durusiz Zaman juz 2, karena sombong menjauhkan seseorang dari akhlak seorang mukmin. Orang sombong tidak bisa mengasihi orang mukmin seperti ia mencintai dirinya sendiri.

Ia tidak memiliki sikap rendah hati, erat dengan ujaran kebencian, sikap dendam, marah, iri, dengki, bahkan ekstremisme. Ia juga sulit menerima nasihat kebaikan, tidak dapat menahan diri dari amarah, mudah mengumpat, dan meremehkan orang lain. Orang sombong dekat dengan sikap tercela. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya:

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ

“Sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain” (HR Muslim).

Agar terhindar dari kesombongan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menyisihkan hartanya setiap hari satu dirham untuk memberi makan kepada umat Islam yang membutuhkan serta makan bersama mereka.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Golongan Kedua, Layyin adalah orang yang lemah, lembut, sopan dan santun. Orang yang memiliki sifat Layyin perkataan dan sikapnya tidak melukai, tidak memojokkan, tidak mempermalukan.

Sifat ifat Layyin muncul dari sikap Rahmatan lil Alamin yang ada pada hati seseorang. Contoh orang yang memiliki sifat Layyin adalah Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.Hati beliau (Rasulullah) sangat sayang kepada umatnya. Orang yang penuh kasih sayang akan lahir kelemahlembutan. Akan lahir sikap sopan santun,”

Beberapa cara agar tidak sombong, yaitu membelanjakan uang pemberian orang fakir, berapa pun jumlahnya, untuk membeli kebutuhan pokok. Hal itu dilakukan agar beliau mengingat pernah makan uang orang fakir.

Itu cara beliau agar dapat terhindar dari kesombongan. Kedua, layyin, yaitu orang yang lemah lembut dan santun, baik dalam ucapan maupun perbuatan.

Menurut Imam At-Thabari dalam kitabnya Tafsir At-Thabari juz 6, beliau menyampaikan bahwa sifat lemah lembut dan kasih sayang merupakan rahmat dari Allah ﷻ untuk umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159 :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

“Dengan rahmat dari Allah engkau (Nabi Muhammad saw) lemah lembut terhadap umat, seandainya engkau kaku dan keras hati niscaya umat akan menyingkir darimu.”

Imam At-Thabari menjelaskan bahwa dengan rahmat dan kasih sayang Allah terhadap Nabi Shalallahu alaihi wasallam  dan umatnya, Rasulullah menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, mudah, dan penuh dengan kebaikan (seorang yang supel). Nabi Shalallahu alaihi wasallam selalu menahan diri dari kaum yang menyakitinya, mengampuni orang yang berdosa, dan bersikap lunak terhadap umatnya.

Seandainya Nabi bersikap keras dan kaku, tentu umat akan meninggalkan Nabi saw. Namun Allah Subhanahu Wa Ta’ala  memberikan rahmat-Nya kepada Nabi saw dan umatnya, sehingga dengan rahmat Allah, Nabi mengasihi terhadap umatnya. Tidak hanya itu, sikap lemah lembut dan kasih sayang merupakan prinsip dan pokok dari sebuah kebaikan.

Terbukti orang yang tidak memiliki sikap lemah lembut dan kasih sayang, ia terhalang untuk melakukan kebaikan. sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahih Muslim juz 4 hlm 2003:

مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ، يُحْرَمِ الْخَيْرَ

“Barangsiapa tiada memiliki kelembutan, baginya tiada kebaikan” (HR Muslim)

Maksudnya orang tidak memiliki sikap lemah lembut dan kasih sayang, ia akan terhalang dari segala kebaikan. karena kebaikan tiada bisa dilakukan kecuali dengan kelembutan dan kasih sayang.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Golongan Ketiga,  yang haram tersentuh api neraka adalah, Qarib.  Sifat Qarib adalah pribadi yang hangat, akrab, supel dan menyenangkan. Dia tidak memiliki sikap yang membuat orang lain tidak nyaman, terluka atau tersakiti.

Sifat Qarib datang dari perilaku tawadhu atau rendah hati. Orang yang tawadhu akan nyaman dengan dirinya, sehingga orang lain pun nyaman bersamanya. Hal ini tentu berbeda dengan orang yang tinggi hati, merasa lebih hebat, lebih pintar atau lebih penting.

“Orang yang merasa dirinya tinggi dan melihat orang lain lebih rendah dia tidak akan nyaman dengan dirinya sendiri. Karena dia selalu menuntut orang lain menghargai menghormati memperlakukan spesial,”

Golongan Keempat,  golongan manusia Sahl. Yaitu, orang yang tidak suka mempersulit sesuatu, tidak suka berbelit-belit, proporsional,  suka menolong, dan selalu punya solusi di setiap permasalahan yang dihadapi. Namun juga tidak berarti tidak menggampangkan maaalah. Tipe orang seperti ini sangat cocok untuk dijadikan teladan abdi negara. Sebab, suka bekerja untuk melayani masyarakat.

Orang Sahl juga termasuk orang yang baik hati. Dia selalu memudahkan urusan setiap muslim dengan cara yang benar. Bahkan, tidak pernah mempersulit urusan orang lain. Karena tidak suka berbelit-belit,  tidak membuat orang lain menghindar ketika bertemu dengannya.

Ideal memang jika kita mampu mencontoh keempat sifat tersebut, namun jika belum mampu semuanya kita teladani, setidaknya kita bisa mencontoh salah satu atau sebagian dari 4 golongan manusia ini. Jangan lupa, tentu juga dengan  tetap istiqomah dan dawam di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Semoga khutbah yang disampaikan ini bermanfaat untuk kita.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القراءن الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِوَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ العظيم.  وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ،

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العظبم لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلهِ رب العالمين. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الملك الحق المبين. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ الصادق الوعد الأمين، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ :

فَيَا أَيُّهَا عباد الله،  اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Red: admin

Editor: iman

983