Khutbah Jumat: Dengan Sikap Tenang  Hidup Terarah dan  Berkualitas

0
1470
ilustrasi foto: istimewa

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*

Khutbah Pertama:

 

الحمد لله الذي انزل السكينة في قلوب المؤممين.

اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له الملك الحق المبين، واشهد أن محمداً عبده ورسوله الصادق الوعد الامين، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين.

اما بعد : فيا عباد الله، اتقوا الله حق تقوىه، واعلموا ان شديد العقاب. اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون. قال الله تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم :

الذين امنوا وتطماءن قلوبهم بذكر الله الا بذكرالله تطماءن الفلوب.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah menjadikan kita semua hamba yang beriman dan bertakwa kepada-Nya, sehingga bisa terus istiqamah dalam menjalankan ibadah, kewajiban dan menunaikan tanggungjawab. Semoga semua ketaatan dan kebajikan yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya, dan menjadi bukti bahwa kita semua termasuk orang-orang yang taat pada perintah-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alih wa sahbih, yang telah mengangkat manusia dari lembah kenistaan yang gelap lagi pekat menuju tempat yang terang benderang dan berada dalam ridha-Nya. Semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semua umatnya.

Kemudian, sebagai awal dalam memulai khutbah di atas mimbar yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak kepada diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus berusaha dan berupaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Karena hanya dengan modal iman dan takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia dan akhirat.

Salah satu nikmat terbesar dari Allah Subhanahu wa ta’ala yang patut kita syukuri bersama adalah ketenangan dalam hati kita semua. Dengan sikap tenang, maka ibadah yang kita lakukan akan lebih khusuk dan lebih fokus kepada Allah Subhahanahu wa ta’ala, sehingga ibadah yang kita lakukan akan menjadi perantara untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Karena itu, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَعَ إِيمَانِهِمْ

Artinya, “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang beriman untuk menambahkan keimanan atas keimanan mereka.” (QS Al-Fath [48]: 4 )

معاشر المسلمين رحمكم الله

Merujuk pendapat Syekh Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili dalam kitab Tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa asy-Syari’ah wa al-Manhaj, ia mengatakan bahwa ayat ini Allah turunkan kepada para sahabat yang ikut serta bersama Rasulullah saw dalam Perjanjian Hudaibiyah. Pada saat itu Allah memberikan ketenangan dalam hati mereka, dan para sahabat patuh pada hukum Allah dan keputusan Rasul-Nya yang dihasilkan dalam perjanjian tersebut. Dengan ketenangan hati itu juga, Allah menambah dan menguatkan iman mereka.

Kendati diturunkan dalam peristiwa Perjanjian Hudaibiyah, ayat ini juga mengisyaratkan bahwa sikap tenang merupakan sikap orang-orang beriman, karena semua tindakan dan perbuatannya akan selalu berada dalam bimbingan Allah Subhanahu wa ta’ala dan dalam pertolongan-Nya.

Sikap tenang juga mencerminkan bahwa kita memiliki kesadaran diri yang baik, sehingga bisa menjadi penyebab untuk berpikir lebih jernih dalam menyikapi berbagai persoalan dan masalah yang ada. Dengan itu, semua aktivitas yang mudah akan semakin mudah, dan aktivitas yang sulit akan dipermudah oleh Allah swt. Karena dengan ketenangan itu akan Allah tampakkan jalan keluarnya, hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi dalam salah satu haditsnya, yaitu:

إِذَا أَرَدْتَ أَمْرًا فَعَلَيْكَ فِيهِ بِالتُّؤَدَةِ حَتَّى يُرِيَكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْهُ الْمَخْرَجَ

Artinya, “Apabila engkau menghendaki sesuatu, maka engkau harus bersikap tenang, sehingga Allah memperlihatkan kepadamu jalan keluarnya.” (HR Bukhari).

معاشر المسلمين رحمكم الله

Di dalam hadits yang lain, Rasulullah juga menyebutkan perihal pentingnya sikap tenang, karena tenang akan lebih berpeluang untuk memperoleh kebenaran

مَنْ تَأَنَّى أَصَابَ أَوْ كَادَ وَمَنْ عَجَّلَ أَخْطَأَ أَوْ كَادَ

Artinya, “Siapa saja yang bersikap tenang, maka ia akan memperoleh (kebenaran) atau mendekati, dan siapa saja yang terburu-buru maka akan keliru atau mendekati (kekeliruan).” (HR at-Thabrani).

Saat hati dalam keadaan tenang, maka lisan, pikiran dan anggota badan juga akan ikut tenang. Hal itu akan senantiasa membuat kita semua senantiasa berpikir positif dan lebih mengedepankan kemaslahatan, serta mampu mengambil keputusan yang baik. Sementara itu, sikap tergesa-gesa akan menjadikan kita semua tidak cermat dalam menyelesaikan masalah, karena terdapat nafsu dan watak buruk yang ikut berperan di dalamnya.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Oleh karena itu, Syekh Abdurrauf al-Munawi dalam karyanya Faidhul Qadir Syarh Jami’is Shagir menjelaskan alasan dan hikmah yang terkandung di sikap tenang setiap orang. Menurutnya, orang yang bisa bersikap tenang akan memperoleh kebenaran atau setidaknya mendekati kebenaran, karena dalam sikap tenang tersebut Allah sertakan keberkahan, sehingga akan Allah permudah jalan untuk meraih kebenaran tersebut dan Allah tampakkan jalan keluar dari sesuatu yang sulit.

Berpuasa termasuk puasa sunnah Tasu’a dan ‘asyura (puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharram) adalah ibadah yang dianjurkan dalam Islam, dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Salah satunya adalah bisa menenangkan hati dan pikiran kalian.

Dan agar puasa sunnat muharram terutama tanggal 10 (‘asyura) tidak diklaim sebagai puasanya milik Yahudi, maka Rasulullah saw menganjurkan kita untuk berpua tasu’a, ‘asyura, dan puasa ba’da ‘asyura (yaitu tanggal 9, 10 dan 11 muharram), sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan Imam Ahmad :

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)

Artinya : “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya.” (HR Ahmad).

Puasa bisa membantu menenangkan hati dan pikiran kita, dan juga membantu memperbaiki hubungan dengan Allah. Selain itu, puasa juga bisa membantu meningkatkan konsentrasi dan fokus kalian dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Berfikir positif yang sangat penting untuk menenangkan hati dan pikiran. Saat kalian berfikir positif, akan cenderung lebih optimis dan mengharapkan yang terbaik dari segala hal. Dimana hal tersebut dapat membantu kalian untuk menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan dan tenang.

Sedangkan sikap tergesa-gesa akan menjadi penyebab untuk memperoleh kekeliruan, atau mendekatinya, karena sikap tersebut muncul dari watak yang jelek, sehingga juga menghasilkan hasil yang jelek pula, bahkan bisa menghilangkan tujuan dan bisa menjerumuskan pada kemaksiatan,

اَلْاِسْتِعْجَالُ هُوَ الْخَصْلَةُ الْمُفَوِّتَةُ لِلْمَقَاصِدِ الْمُوقِعَةُ فِي الْمَعَاصِي

Artinya, “Sikap tergesa-gesa merupakan kebiasaan yang bisa menghilangkan tujuan, dan menjerumuskan pada kemaksiatan.”

Pentingnya bagi kita semua untuk menumbuhkan sikap tenang dalam diri kita semua. Al-Qur’an menyebutkan sifat tenang bisa menambah keimanan, karena hanya dengan sikap tenang kita bisa menjalani ibadah dengan benar dan lebih khusuk kepada Allah swt, sehingga bisa menjadi perantara untuk memperkuat keimanan kepada-Nya.

Sedangkan hadits nabi menyebutkan bahwa dengan sikap tenang akan Allah tampakkan semua jalan keluar dari setiap urusan, baik yang mudah maupun yang sulit, sehingga bisa lebih mudah untuk memperoleh kebenaran. Hal itu karena terdapat keberkahan yang Allah sertakan dalam diri orang-orang yang tenang.

Dengan sikap tenang agenda  rencana kerja dalam kehidupan kita insya Allah terarah  mencapai kualitas yang lebih baik.

Ada satu ungkapan yang populer dikatakan dalam kitab al-Asrar al-Marfu’ah oleh Almula Ali Al Qari  (hal 316) dan dalam kitab takhrij kitab Ihya Ulumuddin (hadits nomor 3765)

من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون. ( رواه الحاكم

“Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang BERUNTUNG,

Barang siapa yang hari ini sama dengan  hari kemarin dialah tergolong orang yang MERUGI

dan Barang siapa yang hari ini LEBIH BURUK dari hari kemarin dialah tergolong orang yang CELAKA” (HR Hakim).

Sedangkan tergesa-gesa dan ceroboh merupakan petaka yang bisa menghancurkan semua urusan manusia, baik dalam ibadah maupun aktivitas sehari-hari, karena sikap tersebut timbul dari watak yang jelek, sehingga menghasilkan hasil yang jelek pula.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Demikian khutbah Jumat perihal pentingnya menumbuhkan sikap tenang dalam diri setiap manusia. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.

 

 

Khutbah Kedua:

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Red: admin

Editor: iman

907