PERCIKANIMAN.ID – – Operasional penyelenggaraan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, berakhir per Rabu (26/7/2023). Keberangkatan 2.094 jamaah haji Indonesia ke Madinah menandai akhir penyelenggaraan haji di kota suci tersebut. Mereka tergabung dalam enam kelompok terbang (kloter) dari tiga embarkasi, yaitu Solo (SOC), Jakarta-Bekasi (JKS), dan Surabaya (SUB).
Keberangkatan gelombang terakhir dari Makkah ke Madinah diawali dengan 298 jamaah kloter 99 Embarkasi Solo (SOC 99). Mereka berangkat dari Mahbas Jin mulai pukul 10.00 waktu Arab Saudi (WAS). Sementara keberangkatan lima kloter lainnya dilakukan setelah Zhuhur, mulai pukul 14.00 WAS. Kelimanya adalah JKS 74 (398), serta SUB 85 (358), SUB 86 (357), SUB 87 (354), dan SUB 88 (329).
“Ini hari terakhir pemberangkatan jamaah dari Makkah ke Madinah. Ada 2.094 jamaah yang tersebar di empat sektor pemondokan, yaitu sektor 2 (Mahbah Jin), sektor 4 (Syisah), sektor 5 (Syisah), dan sektor 7 (Raudhah),” kata Kepala Daker Makkah Khalilurrahman saat melepas keberangkataan jamaah SUB 85 di Syisyah, Makkah, dilansir dari republika.id, Selasa (25/7/2023).
Ini hari terakhir pemberangkatan jamaah dari Makkah ke Madinah. Ada 2.094 jamaah yang tersebar di empat sektor pemondokan.
Khalilurrahman mengatakan, keberangkatan enam kloter hari ini sekaligus mengakhiri operasional penyelenggaraan ibadah haji di Makkah. Jamaah haji Indonesia saat ini terkonsentrasi di Madinah, kecuali beberapa jamaah yang masih dirawat di RS Arab Saudi di Makkah.
Operasional jamaah haji di Makkah dimulai pada 2 Juni 2023, ditandai kedatangan perdana jamaah yang berangkat pada gelombang pertama dari Madinah. Sejak itu, jamaah terus berdatangan ke kota kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain dari Madinah, Khalilurrahman menjelaskan, mulai 8 Juni 2023, Daker Makkah juga menerima kedatangan jamaah haji yang berangkat pada gelombang kedua. Proses kedatangan ini berlangsung hingga 24 Juni 2023.
“Fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) berlangsung dari 26 Juni hingga 1 Juli 2023. Layanan jamaah haji selama fase Armina ini disiapkan oleh pihak Mashariq,” ujar Khalilurrahman.
Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat, total ada 558 kloter dengan 209.728 jamaah yang tiba di Arab Saudi. Sebanyak 276 kloter dengan 103.809 jamaah datang melalui Bandara AMAA Madinah, sementara 282 kloter dengan 105.973 jamaah datang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah.
“PPIH (petugas penyelenggara ibadah haji) Arab Saudi 1444 H/ 2023 M telah menyiapkan 127 hotel untuk akomodasi jamaah selama di Makkah. Hotel ini tersebar pada lima wilayah, yaitu Mahbas Jin, Syisah, Raudah, Jarwal, dan Misfalah,” ujar Khalilurrahman.
Selama di Makkah, Khalil melanjutkan, PPIH menyiapkan 442 bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam untuk mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram, pergi pulang. Sebelum fase puncak haji (Armina), bus ini beroperasi dari 2–23 Juni 2023. Pascapuncak haji, bus beroperasi kembali dari 13–25 Juli 2023.
“Bus Shalawat disiapkan untuk memudahkan pergerakan jamaah dari hotel ke Masjidil Haram atau sebaliknya. Kami siapkan tiga terminal, yaitu di Bab Ali, Syib Amir, dan Jiyad,” ujar Khalilurrahman.
Khalil menjelaskan, PPIH juga menyiapkan ribuan unit bus untuk mengantar pergerakan antarkota jamaah haji Indonesia. Sebelum puncak haji, ada 2.627 armada bus yang digunakan untuk mengantar jamaah dari Madinah ke Makkah. Sementara untuk pergerakan jamaah dari Jeddah ke Makkah, menggunakan 2.517 armada bus.
“Setelah puncak haji, 2.306 armada bus digunakan untuk mengantar jamaah dari Makkah ke Jeddah, dan 2.691 bus mengantar jamaah dari Makkah ke Madinah,” ujarnya.
Selain akomodasi dan transportasi, PPIH juga menyiapkan layanan katering jamaah selama di Makkah, dalam bentuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Lebih dari 14 juta boks katering telah didistribusikan kepada jamaah haji Indonesia. Sebanyak 7.774.613 boks dibagikan sebelum puncak haji. Sementara 6.731.556 boks didistribusikan setelah puncak haji.
“Jadi, total telah didistribusikan 14.506.169 boks makanan jamaah haji Indonesia selama operasional haji di hotel Makkah. Ini di luar layanan katering Armina,” kata Khalilurrahman.
Khalil melanjutkan, PPIH juga telah menyiapkan 47 konsultan dan pembimbing ibadah untuk melayani ibadah jamaah. Mereka melakukan layanan visitasi dan edukasi ke semua sektor jamaah haji. Tercatat tim konsultan dan pembimbing ibadah melakukan 403 layanan visitasi dan edukasi. Selain itu, dilakukan juga layanan konsultasi, baik secara online maupun offline.
“Total ada 357 jamaah haji Indonesia yang dibadalhajikan. Sebanyak 179 jamaah adalah badal wafat. Mereka wafat sebelum pelaksanaan puncak haji. Selain itu, ada 161 jamaah badal karena sakit dan dirawat di RS Arab Saudi, sementara 17 jamaah lainnya dibadalhajikan karena sakit dan dirawat di KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia),” ujarnya.
Fase kepulangan jamaah haji Indonesia dimulai pada 4 Juli 2023, melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Tahap ini berlangsung hingga 19 Juli 2023. Siskohat mencatat ada 264 kloter dengan 99.919 jamaah yang pulang ke Tanah Air melalui Jeddah.
“Saat ini masih berlangsung proses kepulangan jamaah haji gelombang kedua dari Madinah. Sudah ada 131 kloter dengan 49.529 jamaah yang pulang melalui Bandara AMAA Madinah. Proses pemulangan jamaah gelombang kedua ini akan berlangsung hingga 3 Juli 2023,” katanya.
Khalil mengatakan, sampai hari ini, total ada 737 jamaah haji Indonesia yang wafat. Semoga mereka semua khusnul khatimah dan diterima amal ibadahnya. Seiring dengan berakhirnya operasional haji Daker Makkah, para petugas akan dipulangkan ke Tanah Air. Sebagain petugas akan pulang pada 26 Juli 2023, sementara sebagian lainnya akan kembali sehari setelahnya.
“Alhamdulillah, secara umum operasional haji Daker Makkah berjalan lancar. Semoga jamaah haji Indonesia meraih haji mabrur. Para petugas juga mendapat keberkahan atas dedikasinya dalam memberikan layanan kepada jamaah, amin,” kata Khalilurrahman.
Sementara itu, jamaah akan menerima kembali paspornya sebagai kelengkapan proses kepulangan melalui bandara AMAA, Madinah. Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Haryanto, mengingatkan agar jamaah haji dapat menyimpan paspor tersebut dengan baik agar tidak hilang.
“Hingga hari kelima masa kepulangan dari Bandara Madinah, terjadi tiga peristiwa kehilangan paspor dari tiga kloter yang berbeda. Saya harap jemaah haji bisa menjaga dokumen paspornya dengan baik,” kata dia dalam keterangan yang didapat Republika, Rabu (26/7/2023).
Hingga hari kelima masa kepulangan dari Bandara Madinah, terjadi tiga peristiwa kehilangan paspor dari tiga kloter yang berbeda.
Ia menyebut paspor jamaah dibagikan kepada pemiliknya segera setelah tiba di Bandara Madinah. Paspor itu dibutuhkan dalam pemeriksaan imigrasi sebelum jemaah masuk ke ruang tunggu pesawat. Meski demikian, ada saja jamaah haji yang lupa meletakkannya. Padahal, paspor tersebut berfungsi sebagai dokumen kepulangan yang sangat penting.
“Kadang ada yang menitipkan ke orang dekatnya, ada yang lupa, jatuh ketika di paviliun, atau waktu ke kamar mandi. Jamaah haji ada saja yang ketika sampai di paviliun masih sibuk bongkar barang bawaan. Ini salah satu faktor bisa terjadi hilangnya paspor,” ujar Haryanto.
Dari tiga kasus kehilangan paspor, pihaknya segera berkomunikasi dan koordinasi dengan bagian Imigrasi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah untuk segera menerbitkan surat perjalanan laksana paspor (SPLP).
Agar kejadian serupa tidak terulang, Haryanto berpesan, menjelang kepulangan setiap jamaah haji hendaknya memeriksa kembali barang bawaannya. Jangan sampai ada barang yang tertinggal, terutama paspor. Terkait tiga jamaah haji yang kehilangan paspor dan diganti dengan penerbitan SPLP, ia menyebut berasal dari kloter 1 Embarkasi Aceh (BTJ 01), kloter 1 Embarkasi Banjarmasin (BDJ 01), serta kloter 32 Embarkasi Surabaya (SUB 32). “Alhamdulillah SPLP bisa segera terbit, sehingga mereka bisa ikut terbang bersama kloternya,” ujar dia.
Di sisi lain, Haryanto mengapresiasi kepatuhan jamaah haji terkait aturan barang bawaan. Menurut dia, tahun ini tidak banyak ditemukan barang bawaan jamaah yang berlebih.
“Untuk pemulangan dari Madinah, barang bawaan relatif aman. Tidak seperti kloter-kloter awal di Bandara Jeddah, masih terdapat barang-barang bawaan yang di-sweeping oleh pihak maskapai penerbangan,” kata dia. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
908