Khutbah Jumat: Kecerdasan Spiritual, Sosial dan Finansial Dalam Ibadah Kurban

0
1306
ilustrasi foto: istimewa

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*

 

Khutbah Pertama:

 

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا،

وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْكم  ونَفْسِىْ  بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

Puji dan syukur hanya milik Allah Yang Maha Ghafur yang telah menganugerahkan karunianya yang sangat tak terukur kepada kita, sehingga kita dapat menjalankan aktifitas ibadah kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Mulia, Nabi Agung, yakni Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Dan semoga sinugrah keberkahan untuk keluarga, para sahabat serta seluruh ummat setianya hingga akhir zaman.

Sebagai salah satu rukun khutbah, pada kesempatan ini  khatib mengajak kepada seluruh jamaah, marilah kita senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt.

Barometer dari ketakwaan adalah kemampuan kita untuk sekuat tenaga, memaksimalkan dalam  menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya. Posisi kita berada di jalan yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan istiqamah yang tidak berbelok ke kiri dan ke kanan akan menjadikan kita pada posisi tengah dan kuat (ajeg, teteg) sehingga mampu menghantarkan kita pada tujuan yang benar dan hakiki dalam kehidupan di dunia. Karena Ketakwaan ini juga sebagai bekal terbaik dan pakaian terbaik dalam menjalani kehidupan sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala tegaskan dalam Al Qur’an.

Pada kesempatan Jumat yang Berkah menjelang Idul Adha 1444 H/2023 M ini, mari kita memaknai  kembali hikmah dibalik  ibadah kurban.

Karena berkuban maknanya tidak hanya mengandung ajaran ritual menyembelih hewan kurban saja. Akan tetapi Lewat berkurban, Islam juga mengajarkan tentang sosial yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan umat manusia.

Dengan berkurban kita kembali melihat kepekaan akan adanya kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin. Itulah gambaran sosial yang selama ini ada di bumi ini.

Namun, melalui ibadah qurban  Islam mengajarkan kecerdasan sosial atau yang sering orang lain sebut dengan istilah social quotient yaitu  dengan perintah mengasah empati dan peduli serta saling membantu.

Orang kaya membantu orang miskin, orang mampu membantu orang lemah, orang yang kuat membantu orang yang tidak berdaya. Karena sejujurnya ada orang kaya dan mampu itu karena ada do’a dari orang-orang miskin yang dimanusia- kayakan  melalui empati dan peduli para aghniya.

Bukan sebaliknya, yang miskin menjadi semakin miskin, yang lemah dan tak berdaya ditindas, diinjak-injak atau dibiarkan hidup terlunta-lunta.

Melalui ibadah kurban inilah kita saling membatu, dan  kita kembali diingatkan tentang pentingnya menghadirkan sikap pengorbanan.

Sikap ini terwujud dalam bentuk saling peduli kepada sesama, berempati atas penderitaan mereka yang sakit, yang teraniaya, atau yang tengah memikul beban hidup yang teramat berat.

Islam mengajarkan kepada kita untuk merasakan senasib sepenanggungan dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti pepatah, ‘berat sama dipikul ringan sama dijinjing’. Artinya, kita bersama-sama dalam suka dan duka.

Dalam hati masing-masing seolah kita berkata kepada mereka, “Sakitmu adalah sakitku, deritamu adalah deritaku, kesedihanmu adalah kesedihanku. Apa yang kamu rasa dan tanggung juga menjadi rasa dan tanggunganku.”

Seperti inilah yang Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam sampaikan kepada kita :

تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Kamu perhatikan kaum mukminin dalam berkasih sayang, mencintai, tenggang rasa, adalah seperti satu tubuh, jika ada bagian tubuh yang sakit maka seluruh tubuh lainnya merasakan panas dan tidak bisa tidur.” (HR: Bukhari-Muslim).

Melaui ibah kurban kita disadarkan bahwa di tengah-tengah kita masih banyak orang-orang yang hidup dalam kemiskinan.

Karenanya, kesempatan setiap menjelang dan Idul Adha kita manfaatkan sebagai support diri kita untuk lebih  memperhatikan sesama lewat ibadah kurban.

معاشر  المسلمين رحمكم الله

Ibadah kurban adalah ibadah yang mengandung hikmah ritual sekaligus sosial. Paling tidak, ada enam hikmah ritual ibadah  kurban :

 

Pertama, setiap helai bulu hewan kurban akan dibalas satu kebaikan. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,

بكل شعرة حسنة قلنا يا رسول الله فالصوف ؟ قال : فكل شعرة من الصوف حسنة

Setiap satu helai rambut hewan kurban adalah satu kebaikan.” Lalu, sahabat bertanya, “Kalau bulu-bulunya?” Beliau menjawab, “Setiap helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Kedua, ibadah kurban ini merupakan ibadah yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,

مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْفَارِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

“Tidak ada amalan anak cucu Adam pada Hari Raya Idul Kurban yang lebih dicintai Allah melebihi dari mengucurkan darah (berkurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan itu akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah -sebagai kurban- di mana pun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Ketiga, sebagai ciri keislaman seseorang. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

“Siapa yang mendapati dirinya dalam kelapangan lalu ia tidak mau berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Id kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

 

Keempat, sebagai syiar Islam.

وَلِكُلِّ أُمَّةٖ جَعَلۡنَا مَنسَكٗا لِّيَذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلۡأَنۡعَٰمِۗ فَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ فَلَهُۥٓ أَسۡلِمُواْۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُخۡبِتِينَ

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS. al- Hajj : 34).

Kelima, mengenang ujian kecintaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang diabadikan dalam Surat ash- Shaffat ayat 102-107.

Dan keenam, sebagai misi kepedulian kepada sesama. Dalam hal ini, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,

أَيَّام التَّشْرِيق أَيَّام أكل وَشرب وَذكر الله تَعَالَى

“Hari Raya Kurban adalah hari untuk makan, minum, dan zikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.” (HR Muslim).

Selain keenam hikmah tersebut ada satu lagi hikmah ibadah kurban yaitu Kecerdasan Finansial (financial quotient).

Kecerdasan finansial dari ibadah kurban yaitu menggerakkan ekonomi melalui ketersediaan hewan kurban yang dilakukan para peternak bersekala kecil individual, berkelompok (kelompok peternak) sampai kepada peternakan skala besar dan modern dengan melibatkan para pegawai yang rata-rata berpendidikan rendah (masyarakat kelas bawah), yang sering disebut dengan memartabatkan masyarakat marginal sampai dengan yang berpendidikan tinggi, para dokter hewan, para insinyur peternakan dengan berkolaborasi antara aghniya, dhu’afa serta ulama di bidang peternakan, SMK Peternakan, Pesantren Skill khusus bidang Peternakan, JULEHA (JUru sembeLEh HAlal), Sarjana khusus Rumput untuk menyiapkan ketersediaan Pakan (Bank Rumput) dan lain-lain.

Terselenggaranya kolaborasi di bidang peternakan ini adalah sebagai elaborasi sense off belongingness dari peringatan Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

 

…….كي لا يكون دولة من الأغنياء منكم……

“….. Agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya diantaramu saja……”. QS. Al Hasyr : 7

Demikian dengan jelas hikmah berkurban tersebut sangat mengandung nilai agama dan nilai sosial yang luar biasa. Jika nilai-nilai ibadah kurban itu terus digali, diselami, dan diimplementasikan dalam kehidupan kita,  niscaya akan dapat mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik. Inilah hikmah ibadah kurban yang dianjurkan dalam Islam.

Oleh karena itu, mari bagi yang mampu laksanakan kurban. Minimal kita menyiapkan untuk memBeli dan menyembelih hewan kurban lalu dagingnya kita bagikan kepada kaum papa, duafa, orang-orang miskin, dan setiap orang yang membutuhkan.

بارك الله لي ولكم من القراءن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته أنه هو السميع العليم .

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

 

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

5

Red: admi

Editor: iman

948