Oleh: KH.Drs.Abudurrahman Rasna,MA*
Khutbah Pertama:
الْحَمْدُللهِ الْقَوِيّ سُلْطَانُهْ. اَلْوَاضِحِ بُرْهَانُهْ. اَلْمَبْسُوْطِ فِى الْوُجُوْدِ كَرَمُهُ وَاِحْسَانُهْ. تَعَالَى مَجْدُهُ وَعَظُمَ شَانُهْ. خَلَقَ الْخَلْقَ لِحِكْمَهْ. وَطَوَى عَلَيْهَاعِلْمَهْ. وَبَسَطَ لَهُمْ مِنْ فَائِضِ الْمِنّةِ مَاجَرَتْ بِهِ فِى اَقْدارِهِ الْقِسْمَهْ.
أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الذي لاَ نَبِيَّ بَعْدَه.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وسيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ.
اَمَّا بَعْدُ :
فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ, اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ وَفِي أيَةٍ أَخَرَ وَقَلِيْلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala pemilik langit dan bumi, Dialah Allah Tuhan yang hidup kekal dan terus menerus mengurus makhluk-Nya. Raja segala raja, pemilik hari pembalasan, di mana tidak ada naungan, kecuali naungan-Nya.
Kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam semoga selalu tercurah shalawat dan salam, lelaki pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menjadi teladan terbaik sepanjang zaman, bagi seluruh manusia, di setiap laspek kehidupan.
Saya sebagai khatib Jum’at kali ini mengajak diri pribadi khususnya dan kita sekalian, Hendaklah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa. Dengan mengerjakan perintah dengan segenap kemampuan yang dimiliki, serta menjauhi segala yang dilarang-Nyq sama sekali.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Manusia seluruhnya akan kembali dan dikumpulkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Diantaranya ada yang mendapat ampunan, rahmat, dan balasan jannatun na’im, dan sebagian lainnya mendapat balasan atas kemaksiatan yang mereka lakukan selama di dunia berupa naarun haamiyah. Karena hanya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala -lah balasan yang lebih baik lagi kekal itu berada, maka tentu setiap hamba ingin mendekat dan dicintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dalam hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, layaknya rembulan di tengah malam, Rasulullah Saw dengan sangat jelas memberikan petunjuk cara mendekat pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mendapatkan cinta-Nya, serta bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala memperlakukan hamba-Nya yang Ia cintai.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ … وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا …
Artinya : “…dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah berfirman; … dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan …” (HR. Bukhari : 6502).
Pertama-tama Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan dengan tegas, bahwa satu-satunya cara mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah dengan mengerjakan apa yang telah diwajibkan atas hamba-Nya, bukan dengan jalan lainnya. Apa yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala wajibkan itulah yang akan dimintai untuk dipertanggung jawabkan pertama kali. Karena Wajib itu pula berarti, yang paling Allah Subhanahu Wa Ta’ala kehendaki bagi seorang hamba untuk lakukan sebelum amalan lainnya.
Seseorang tidak bisa disebut ahli dalam melaksanakan shalat sunnah karena shalat rawatib yang senantiasa ia lakukan, apabila shalat fardhu lima waktu justru ia tinggalkan. Shalat fardhu adalah yang paling pertama dihisab saat hari kiamat, sedangkan shalat rawatib tidak menjadi dosa walaupun ia ditinggalkan. Shalat Nawafil sebagaimana namanya adalah tambahan dari shalat fardhu.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah melarang seorang sahabat yang memberi wasiat untuk mengeluarkan seluruh, kemudian sebagian hartanya untuk Islam. Hal itu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam lakukan demi menjaga keluarga yang ia tinggalkan agar tidak dalam keadaan lemah, dan terlantar sepeninggalnya kelak. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menenangkan, bahwa nafkah kepada keluarga itu pun merupakan sedekah baginya. Demikianlah kewajiban seorang ayah terhadap istri dan anak-anaknya.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Maka diikutilah amalan wajib itu dengan amalan-amalan sunnah yang dilazimkan, yang terus menerus dilakukan sehingga menjadi kebiasaan. Timbul perasaan ganjil dalam hati, bila yang harus itu tidak diikuti dengan yang dianjurkan. Beribadah tidak lagi karena terpaksa, namun telah meningkat menjadi syukur dan kerelaan.
Abu Bakar ash-Shidiq adalah sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah saw, bahkan di antara sahabat-sahabat besar lainnya. Sehingga Rasulullah Saw bersabda apabila Ia boleh mengangkat seorang ‘khalil’ maka Abu Bakar as-Shiddiq lah orangnya. Demikian keistimewaan Abu Bakar ash-Shiddiq bagi Nabi Shalallahu alaihi wasallam.
Cinta Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap hambanya, menjadikan hamba itu mendapat kedudukan dan perlakuan yang istimewa. Diantara perlakuan yang istimewa itu adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjaga pendengaran hambanya, sehingga nyaman mendengar kebaikan dan terganggu mendengar keburukan. Dekat dengan suara yang menjadikan pahala, dan jauh dari segala bentuk bunyi yang menghasilkan dosa.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk memandang, kemanapun ia pergi, tak ada yang ia lihat kecuali apa yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala ridha untuk ia lihat saja. Begitu pula dengan tangan dan kakinya. Setiap apa yang ia lakukan, dan kemanapun ia pergi senantiasa berada dalam penjagaan dan tuntunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
معاشر المسلمين رحمكم الله
Kita ingin mendekat dan mendapat cinta Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Alangkah indah perlakuan Allah terhadap orang yang Ia cintai. Telah terang jalan yang harus ditempuh untuk meraihnya. Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta’ala menganugerahkan istiqamah dalam kita menghamba kepada-Nya.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي قَهَّرَ وَغَلَبَ. فَلَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَى وَلَا مُنِعَ لِمَا سَلَب. فَسُبْحَانَهُ مِن إِلهٍ وَفَّقَ أَحْبَابُهُ لِمَرَاضِيهِ وَيَسَّرَ لَهُمُ المُسَبَّبَاتِ والسَّبَب. أَحْمدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدَ مَنْ تَابَ إِلَيهِ وَهَرَب. وَأَشكُرُهُ شُكرًا يَفُوقُ عَدَّ مَنْ عَدَّ وَحِسَابَ مَن حَسَب. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ فَارِجُ الكَرَب. وَالمُنْجِي مِنَ الوَرْطَاتِ والعَطَب. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ العَجَمِ وَالعَرَب. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اقْتَفَى شَرْعُهُ المُطَهَّرَ وَإِلَى دِينِهِ الحَنِيفِيِّ انتَسَب.
أما بعد : فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى. واعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهَ.
. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten
5
Red: admin
Editor: iman
987