PERCIKANIMAN.ID – – Pada hakikatnya setiap manusia itu memiliki dan pernah berbuat salah, baik kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja, disadari maupun tidak disadari.
Namun bagi seorang muslim yang harus disadari adalah bahwa sebesar apa pun kesalahan-kesalahan tersebut akan diampuni oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala apabila manusia tersebut ingin bertobat.
Tobat bukanlah sekedar mengucapkan istighfar, melainkan harus disertai dengan usaha untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tercela.
Manusia yang bertakwa bukan manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Manusia yang bertakwa adalah ketika melakukan kesalahan ia segara ingat kepada Allah, sadar lalu tobat. Kemudian ia memohon ampunan dan tidak mengulangi kesalahannya tersebut.” Kutip buku tersebut.
Terkait dengan taubat, hal tersebut telah dijelaskan oleh firman Allah SWT dalam surah Ali ‘Imran ayat 133-135 yang berbunyi sebagai berikut:
۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali-Imran: 133-135)
Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala melalu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengajarkan doa yang hendaknya senantiasa kita panjatkan jika kita merasa berdosa atau memiliki kesahalahan. Ini diabadikan dalam surah Ali-Imrah ayat 193.
رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
Rabbana faghfirlana dzunubana wakaffir ‘anna sayyiatina watawaffana ma’al abrar.
“Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, maafkanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami sebagai golongan orang-orang salih.”
Lalu, apa perbedaan dari kata dzunub (dosa) dan sayyiat ( kesalahan) ? Apakah setiap kesalahan akan berakibat dosa? Bagaimana cara menebus kesalahan yang tidak kita sadari?
Untuk mendapatkan penjelasannya bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian bisa simak jawaban dari guru kita ustadz Aam Amiruddin dalam video berikut ini. Silakan simak:
Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
930
Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected] atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .