
PERCIKANIMAN.ID – – Ancaman ideologi dan gerakan komunis di Indonesia akan tetap menghantui selama republik ini berdiri. Sebagaimana diketahui ideologi komunis berkembang sebelum Indonesia merdeka yang kemudian menjelma dalam wujud Partai Komunis Indonesia (PKI) pada masa Orde Lama.
Demikian penggalan kalimat yang disampaikan narasumber dalam acara seminar dengan tema “Ancaman Komunis di Indonesia Sudah Sangat Nyata, Waspadalah !” yang diselenggarakan oleh Gerakan Rakyat Anti Komunis Jawa Barat (GERAK Jabar) dan Keluarga Alumni Penegak Pancasila dan Anti Komunis (KAPPAK ITB) di masjid Istiqomah Kota Bandung, Ahad (2/4/2023).
Hadir sebagai narasumber dalam kesempatan antara lain: Syahganda Nainggolan (aktivis senior), Jendral (Pur) Gatot Nurmantyo (panglima TNI 2015-2017),Prof.Mansur Suryanegara (sejarawan), Rizal Fadhilah (pengamat politik dan kebangsaan), Budi Rijanto (Ketua KAPPAK ITB) serta ustadz M. Roinul Balad (Ketua GERAK Jabar).
Dalam sambutannya sekaligus pengantar, Ustadz M. Roinul Balad selaku Ketua Gerak Jabar menyampaikan bahwa acara yang digelar hari ini adalah jawaban akan kondisi real dilapangan bahwa indikasi muncul serta bangkitnya faham atau ideologi komunis itu memang sudah nyata adanya. Hadirnya para narasumber pada kesempatan ini termasuk dari TNI, Pengamat politik dan kebangsaan, sejawan, aktivis dan sebagainya menandakan bahwa acara yang semula seminar tingkat Jabar menjadi nasional.
Sementara terkait lahirnya Gerak Jabar, Ustadz M.Roin menjelaskan bahwa hal ini untuk merespon keberadaan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang ternyata didalamnya ada indikasi penyelewengan ideologi Pancasila itu sendiri melain juga disusupkan ideologi kekiri-kirian atau ideologi komunis.
“Indikasi lainnya misalnya adanya usaha untuk mencabut Tap MPRS No.xxxv tahun 1966 tentang pembubaran PKI dan larang ideologi komunis. Kemudian dicabutnya penelitian khusus (litsus) dan juga adanya pelarangan pemutaran film G30S/PKI di stasiun TVRI. Serta adanya upaya pengkaburan sejarah pemberontakan PKI yang menelan ribuan korban dan menganggap PKI adalah korbannya. Juga muncul atau terbit buku-buku yang berpaham ideologi komunis misalnya buku yang berjudul “Aku Bangga Jadi PKI”,”paparnya.
Ustadz M.Roin menambahkan bahwa siapa pun yang masuk atau menjadi simpatisan PKI atau paham komunis karena ketidaktahuannya maka ia telah tersesatkan. Namun sebaliknya jika ia sadar dan tahu akan fakam komunis dan berada dalam barisan PKI maka sesungguhnya ia telah kafir. Hal ini sesuai dengan ketetapan majelis syura Masyumi pada 1958.
“Minimal ada 4 hal yang membuat haramnya masuk PKI. Pertama bahwa PKI mempunyai ide atau paham materialism, yakni paham kebendaan. Yang artinya bahwa dunia dan segala isinya ini sifatnya kebendaan, bukan ciptaan Allah Ta’ala. Kedua bahwa PKI dan paham komunis itu meniadakan agama dan eksistensi keberadaan Tuhan atau Allah ta’ala. Ketiga bahwa komunis atau PKI melenyapkan system kekeluargaan dan menjadi Wanita itu milik semua. Ini artinya tidak istri yang menjadi milik satu suami atau satu pria dan menjadi milik penguasa atau pemimpinnya. Keempat bahwa paham komunis atau PKI itu melenyapkan system kepemilikan pribadi (privat) melainkan milik penguasa atau pemimpin termasuk alat-alat produksi yang dimiliki penguasa dan untuk kepentingan anak cucunya,”terangnya.
Ia menambahkan, lahirnya Gerak di Jawa Barat bukan sekedar euphoria sesaat tetapi berkesinambungan dalam tataran konsep,edukasi,investigasi,kajian mendalam, taktis serta strategis hingga aksi nyata di lapangan.
“Untuk itu kami mengajak khususnya yang hadir ditempat ini dan umumnya masyarakat, agar segera sadar bahwa paham komunis itu ada dan ancamannya betul-betul nyata lalu bersama-sama melawannya,”ajaknya.
Sementara itu dalam paparannya, sejarawan senior Prof. Mansur Suryanegara menyampaikan bahwa ideologi komunis masuk dan berkembang ke wilayah Indonesia sebelum merdeka yang menyusup lewat tangan kaum penjajah.
“Awalnya ideologi komunis tidak disebarkan secara terang-terangan melain hanya sebatas paham-paham yang berkembang di kalangan tertentu saja. Kemudian lambat laun mempengaruhi kaum pribumi khususnya yang belajar di luar,”paparnya.
Puncaknya, sambung Mansur, dengan kekuatan dan pengaruhnya gerakan komunis yang dimotori Partai Komunis Indonesia (PKI) tercatat beberapa kali melakukan pemberontakan dan kudeta antara lain 1948 dan 1965. Aksi keji tersebut tercatat sebagai tindakan pelanggaran HAM berat di Indonesia.

“Korbannya adalah TNI, rakyat khususnya dari kalangan umat Islam seperti santri, kiyai, ustadz dan tokoh-tokoh Islam di jamannya,”imbuhnya.
Namun menurut Mansur, karena bangsa Indonesia mendapat rahmat dari Allah ta’ala seperti termaktub dalam pembukaan UUD 1945 maka kudeta dan pemberontakan tersebut selalu gagal.
Sementara itu dalam paparannya Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa yang harus diakui dan dipahami oleh bangsa dan rakyat Indonesia adalah bahwa PKI itu benar-benar ada dan melakukan pemberontakan.
“Ini yang terpenting, jangan sampai ada anggapan bahwa PKI itu hanya ilusi. Atau PKI dianggap ada tetapi dianggap sebagai korban. Ini pemahaman yang keliru dan berbahaya,”tegasnya.
Menurut Gatot, sejak lahirnya PKI adalah penyusup maka patut diwaspadai bahwa saat ini pun sudah menyusup ke semua sektor.
“Dan tidak menutup kemungkinan jika dirasa sudah dianggap siap dengan kekuatan, mereka akan bangkit kembali. Mungkin namanya bukan lagi PKI tetapi ideologi tetap komunis,”ungkapnya.
Untuk itu Jendral (Purn) Gatot mengingatkan kepada bangsa Indonesia khususnya ummat Islam untuk selalu waspada dan siap siap siaga. Ia mengingatkan akan apa yang disebut dengan istilah Neocortex War yakni kaum penganut paham komunis melakukan perang pemikiran dan perang narasi.
“Narasinya sudah jelas bahwa ada yang menyatakan kalau agama itu musuh Pancasila, umat Islam radikal, umat Islam teroris, politik identitas dan segala macam tuduhan serta narasi negatif akan Islam dan umatnya,” ia mengingatkan.
Solusi menghadapi ideologi keomunis tersebut menurutnya adalah bersatunya umat Islam. Sebab musuh utama komunis adalah Islam.

Acara ini dihadiri seribuan peserta yang memenuhi ruang utama masjid dan selasar. Meski bulan Ramadhan namun peserta tetap semangat mengikuti dari bada Dhuhur hingga menjelang Maghrib. [ ]
5
Red: iman
Editor: admin
948