PERCIKANIMAN.ID – – Ahli psikologi Diana Baumrind dianggap sebagai pelopor dalam penelitian gaya pengasuhan. Gaya asuh aslinya mencakup dua ekstrem: otoriter (mengontrol) dan permisif (pemberian otonomi). Pengasuhan otoritatif dianggap ideal—itu ada sebagai pendekatan yang seimbang antara otoriter dan permisif. Belakangan, berdasarkan karya peneliti lain di lapangan, gaya pengasuhan keempat—lalai—ditambahkan. Berikut ini penjelasannya 4 gaya pengasuhan Baumrind
- Gaya Pengasuhan Otoriter
Gaya pengasuhan otoriter berfokus pada aturan yang ketat, kepatuhan, dan disiplin. Orang tua ini memiliki harapan yang tinggi, dan mereka tidak ragu untuk menghukum ketika anak tidak mengikuti pedoman mereka. Orang tua yang otoriter juga mengambil alih kekuasaan pengambilan keputusan, jarang memberikan masukan apapun kepada anak. Mirip dengan sersan pelatih tentara, tipe orang tua seperti ini tidak mengasuh, toleran, atau komunikatif.
Efek pada anak: Ketika dibesarkan oleh orang tua yang otoriter, anak sering berperilaku baik di rumah, tetapi mereka mungkin memberontak ketika bersama teman sekelas atau teman. Menurut Michigan State University, anak-anak mungkin juga kesulitan dengan hal-hal berikut:
- Keterampilan sosial
- Keragu-raguan dan kesulitan berpikir sendiri
- Rendah diri
- Penilai karakter yang buruk
- Masalah dengan manajemen kemarahan dan kebencian
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya otoriter melaporkan lebih banyak menggunakan narkoba.
- Gaya Pengasuhan Permisif
Seringkali orang tua yang permisif bertindak lebih seperti teman daripada sosok yang berwibawa. Mereka memenuhi kebutuhan anak-anak mereka tanpa memberikan banyak disiplin. Misalnya, mereka mungkin membiarkan (dan bahkan mendorong) anak mereka untuk minum soda setiap kali makan, jika itu yang diinginkan anak tersebut. Orang tua yang permisif santai dan lunak, dan peraturan rumah tangga sangat minim. Orang tua ini benar-benar kebalikan dari ketat.
Pengaruh terhadap anak: Karena memiliki kedudukan yang tinggi dalam rumah tangga, anak dari orang tua yang permisif terbiasa mendapatkan apapun yang diinginkannya. Selain itu, menurut Michigan State University, kerugian dari gaya pengasuhan ini meliputi:
- Kurangnya tanggung jawab
- Kurangnya dukungan dengan pengambilan keputusan
- Anak-anak mungkin impulsif dan agresif
- Anak-anak mungkin kurang mandiri dan tanggung jawab pribadi
- Anak-anak mungkin menunjukkan kecemasan dan depresi
Anak-anak yang diasuh secara permisif seringkali memiliki harga diri yang tinggi, tetapi mereka juga dapat bertindak berhak, egosentris, dan egois. Anak-anak ini mungkin juga gagal dalam upaya sekolah, pekerjaan, atau sosial karena mereka tidak harus berusaha di rumah.
- Gaya Pengasuhan Berwibawa
Baumrind menganggap pengasuhan otoritatif sebagai gaya pengasuhan “standar emas”. Orang tua yang otoritatif memberi anak mereka batasan, tetapi mereka juga memberikan kebebasan untuk mengambil keputusan. Mereka memandang kesalahan sebagai pengalaman belajar dan mereka memiliki harapan yang jelas untuk anak-anak mereka. Orang tua yang berwibawa mengasuh dan menghangatkan, namun mereka menanamkan pentingnya tanggung jawab dan disiplin.
Pengaruh pada anak: Biasanya anak dari orang tua yang berwibawa adalah orang yang percaya diri, bahagia, dan sukses. Menurut Michigan State University, anak-anak yang diasuh dengan cara ini cenderung memiliki hasil positif sebagai berikut:
- Dekat, memelihara hubungan dengan orang tua
- Anak-anak cenderung bertanggung jawab
- Harga diri dan kepercayaan diri yang tinggi
- Mampu mengelola agresi mereka
- Anak-anak tegas, mengatur diri sendiri, dan bertanggung jawab
- Anak-anak cenderung bahagia dan sukses
Anak-anak yang diasuh secara otoritatif dapat dipercaya untuk membuat keputusan yang tepat sendiri, dan mereka sering menetapkan ekspektasi yang tinggi untuk diri mereka sendiri. Anak-anak ini juga dapat berprestasi baik secara akademis dan sosial, dan mereka cenderung tidak menyalahgunakan obat-obatan atau alkohol.
- Gaya Pengasuhan Lalai Atau Tidak Terlibat
Gaya pengasuhan ini awalnya tidak ditentukan oleh Diana Baumrind; itu ditambahkan ke daftarnya kemudian oleh peneliti Eleanor Maccoby dan John Martin. Intinya, orang tua yang lalai mengabaikan anaknya yang harus membesarkan dirinya sendiri. Mereka tidak menetapkan aturan atau ekspektasi, tetapi juga tidak memberikan panduan saat dibutuhkan. Dalam kasus ekstrim, kesejahteraan anak dapat terganggu akibat pengabaian orang tua ini.
Efek pada anak-anak: Tanpa bimbingan, struktur, atau keterlibatan orang tua, anak-anak dari orang tua yang lalai sering bertingkah laku. Penelitian telah menemukan bahwa anak-anak dengan orang tua yang tidak terlibat memiliki hasil terburuk. Misalnya, mereka lebih mungkin mengalami hal berikut:
- Penggunaan zat
- Pemberontakan
- Kejahatan
- Lebih rendah empati kognitif dan emosional
Mereka mungkin, misalnya, mendapat masalah di sekolah atau dengan hukum. Selain itu, mereka mungkin juga ragu untuk menjalin ikatan dengan orang lain, dan menunjukkan depresi. [ ]
Sumber: parents.com
5
Red: admin
Editor: iman
903