Apakah Sholat Sendiri Harus Adzan
PERCIKANIMAN.ID – – Assalamu’alaykum. Pak Ustadz, liburan kemarin saya diajak teman saya ke rumahnya di luar kota. Beberapa kali saya lihat orang tua teman saya tersebut kalau shalat suka adzan dan qomat, padahal saya lihat shalat sendirian. Apakah ini dibolehkan? Apakah adzan dan qomat harus dikumandangkan meski shalat sendirian? Bagaimana kalau tidak adzan dan qomat dulu, apakah sah shalatnya? Mohon penjelasannya. Terima kasih( Delia via fb )
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Secara bahasa, adzan bermakna i’lam yaitu pengumuman, pemberitahuan atau pemakluman. Dalam Al Quran Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
(3)………..وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ
”Dan inilah suatu pemakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar……” (QS. At-Taubah: 3)
Dalam ayat ini ada kata adzanun yang diartikan sebagai pemakluman. Kemudian dalam kitab Fathul Bari bab Al-Adzan secara syariat, adzan adalah pemberitahuan datangnya waktu shalat dengan menyebutkan lafadz-lafadz yang khusus. Hal ini seperti difirmankan Allah Ta’ala dalam Al Quran,
(9) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)
Menurut para ulama yang dimaksud dengan “diseru untuk menunaikan shalat Jumat” adalah ketika kumandang adzan sudah diperdengarkan atau disuarakan.
Dengan demikian kita biasa melihat bahwa adzan dan iqamat digunakan saat akan shalat berjamaah. Sebenarnya, bila kita akan melakukan shalat sendirian (munfarid) pun dianjurkan (disunahkan) untuk adzan dan qamat. Kalau tidak memungkinkan adzan, minimal iqamat.
Hal ini berdasarkan keterangan hadits yang diriwayatkan dari Uqbah bin ‘Amir r.a., ia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam. bersabda,
“Tuhanmu Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia senang kepada seorang pengembala kambing di puncak gunung adzan untuk shalat, lalu ia shalat. Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia berfirman, ‘Lihatlah olehmu seorang hamba-Ku ini adzan dan qamat karena ia menakuti sesuatu. Sungguh aku telah memberi pengampunan kepadanya dan akan aku masukkan dia ke dalam surga.’” (H.R. Ahmad)
Menurut ulama hadits bahwa kalimat “seorang pengembala adzan di puncak gunung, lalu ia shalat”, menggambarkan bahwa ia sendirian.
Untuk itu disunahkan adzan dan qamat sebelum shalat wajib, walaupun tidak berjamaah atau munfarid. Kalau pun tidak adzan, minimal qamat.Dalam kitab Bulughul Maram para ulama menyebutkan setidaknya ada empat hikmah adzan:
- Menampakkan syiar Islam
- Mengagungkan kalimat tauhid
- Pemberitahuan telah masuknya waktu shalat dan pemberitahuan tempat pelaksanaan shalat.
- Ajakan untuk menunaikan shalat berjamaah.
Lalu menjawab pertanyaan Anda selanjutnya, bagaimana kalau tidak adzan dan qomat dulu, apakah sah shalatnya? Saat shalat sendiri maka shalatnya tetap sah. Namun kalau hendak shalat berjamaah maka lebih afdhol melakukan adzan dan qomat terlebih dahulu. Demikian penjelasannya semo bermanfaat.
Nah, terkait pembahasan bab shalat ini lebih detail berikut dalilnya, Anda, bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “SUDAH BENARKAH SHALATKU?“. Didalamnya ada pembahasan bab praktik shalat berikut contoh-contohnya. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
997
Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected] atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
