Khutbah Shalat Gerhana Bulan: Hikmah dan Meluruskan Mitos Gerhana

0
675
Khutbah Jumat disarankan lebih fokus dan padat ( ilustrasi foto: pixabay)

Oleh: KH.Drs.Abdurahman Rasna,MA*

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَا لْأَرْضَ وَاخْتِ لَا فَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي ا لْأَلْبَابِ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَ أَحْسَنُ نَدِيًّا.

وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا،

وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْ ئًا فَرِيًّا،

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُم اللهُ،

اُوْصِيكم و نَفْسِيْ  بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَمِنْ ءَاٰيَتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُۚ

لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَ لَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّه ٱِلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Kita patut bersyukur dipertemukan dengan gerhana bulan. Gerhana adalah peristiwa alam. Peristiwa tersebut sebagai tanda kebesaran Allah. Gerhana bukan karena mati atau hidupnya seseorang. Bukan pula bulan dimakan raksasa. Para ulama menyebutnya dengan  khusuf.

 

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah untuk Baginda agung Nabi besar Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya juga untuk kita semua sebagai ummatnya yang merindukan syafaat beliau hingga akhir zaman. Aamiin Yaa robbal ‘aalamiin.

 

Hari ini, kita melihat fenomena alam berupa Gerhana Bulan. Gerhana adalah bukti kebesaran Allah. Gerhana bukan sebagaimana diyakini sebagain masyarakat dulu, bahwa itu peristiwa ditelannya bulan, atau penanda bencana bagi petani, peternak, dan lainnya. Keyakinan seperti itu tidak benar. Gerhana adalah salah satu bukti akan Kemahakuasaan Allah Subhanahu wa ta’ala.

 

Sebelum uswah Hasanah yang dicontohkan Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam sampai kepada ummatnya, peristiwa terjadinya gerhana sering diidentikan dengan mitos-mitos.

Mitos Seputra Gerhana Bulan

Ini adalah beberapa mitos dan cerita rakyat seputar gerhana Bulan:

 

  1. Gerhana Adalah Portal Menuju Kehidupan Lebih Baik

Kepercayaan ini masih ada di masyarakat India, terutama penduduk asli Amera.  Mereka percaya, gerhana Bulan total membuka portal untuk masuk ke dalam kehidupan yang jauh lebih baik. Sehingga ketika gerhana terjadi, hendaknya semua orang membersihkan energi tubuhnya dengan baik.

 

  1. Gerhana Bisa Membahayakan Ibu Hamil

Mitos ini juga tersebar di beberapa wilayah di India, mengatakan bahwa baik gerhana Bulan maupun Matahari, sama-sama bisa mengancam keselamatan ibu hamil. Itu sebabnya, ketika gerhana terjadi, banyak orang tua yang akan melarang anaknya yang tengah hamil untuk keluar rumah. Meski mitos ini patah di tangan sains, namun beberapa penduduk asli masih tetap mempercayainya.

 

 

  1. Mandi Selama Gerhana Bisa Membawa Sial

Masyarakat India juga percaya bahwa mandi selama gerhana tengah terjadi akan membawa sial berkepanjangan. Sebaliknya, untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, mereka akan mandi selepas gerhana usai dan mengenakan pakaian terbaik mereka.

 

 

  1. Jaguar menyerang Bulan

Sedangkan dilansir dari National Geographic, suku Inca memiliki pemahaman sendiri soal gerhana Bulan, seperti diceritakan oleh David Dearborn, peneliti dari Lawrence Livermore National Laboratory, California, Amerika Serikat.

 

Salah satu mitos yang beredar di suku kuno tersebut adalah tentang jaguar yang menyerang dan memakan Bulan sehingga menyebabkan gerhana. Serangan kucing besar itu menjelaskan warna karat atau merah darah yang sering terjadi pada Bulan saat gerhana Bulan total.  Kepercayaan ini diikuti oleh ketakutan massal, bahwa sang jaguar selepas memakan Bulan, akan segera memakan Bumi dan seisinya.

 

Untuk mencegah hal itu terjadi, mereka akan mencoba mengusir pemangsa itu dengan mengayunkan tombak ke Bulan dan membuat banyak suara bising, termasuk memukuli anjing mereka untuk membuat mereka melolong dan menggonggong. Suku Inca kuno di Peru percaya bahwa gerhana terjadi karena ada jaguar yang menyerang Bulan.

 

  1. Menjemur Makanan Untuk Membunuh Bakteri

Masih dari Hindustan Times, masyarakat India percaya bahwa sinar Bulan dan Matahari ketika gerhana terjadi membawa bentuk ultraviolet khusus yang bisa membunuh mikroorganisme dalam makanan. Itulah sebabnya ketika gerhana terjadi, mereka akan mengeluarkan semua bahan makanan di halaman rumah agar makanan bebas penyakit.

 

  1. Bulan Diserang Iblis

Penduduk Mesopotamia kuno juga memiliki kepercayaan sendiri soal gerhana Bulan. Mereka percaya, gerhana terjadi lantaran Bulan diserang oleh sekawanan iblis. Budaya tradisional mereka menghubungkan apa yang terjadi di langit dengan keadaan di Bumi. Dan karena raja mewakili tanah dalam budaya Mesopotamia, orang-orang memandang gerhana Bulan sebagai serangan terhadap raja mereka.

 

Dari situlah, ketika gerhana akan terjadi (di mana mereka memiliki kemampuan memprediksi), mereka akan memasang raja pengganti yang dimaksudkan untuk menanggung beban serangan apa pun.

 

  1. Bulan Dimakan Hewan Peliharaannya

Mitos gerhana yang diceritakan oleh Hupa, suku asli Amerika dari California utara, memiliki akhir yang lebih bahagia.

 

Hupa percaya Bulan memiliki 20 istri dan banyak sekali hewan peliharaan. Sebagian besar hewan peliharaan itu adalah singa gunung dan ular, dan ketika Bulan tidak membawa cukup makanan untuk mereka makan, mereka menyerang dan membuatnya berdarah. Gerhana akan berakhir ketika istri Bulan datang untuk melindunginya, mengumpulkan darahnya dan memulihkan kesehatannya.

 

  1. Bulan Dan Matahari Bertempur

Mitos yang lebih modern, adalah yang beredar di kalangan masyarakat Batammaliba di Togo dan Benin, Afrika. Dalam mitos ini, Matahari dan Bulan bertempur saat gerhana, dan orang-orang akan mendorong mereka untuk berhenti.

 

Jadi ketika gerhana Bulan tiba, masyarakat Afrika akan melihatnya sebagai momen untuk bersama-sama menyelesaikan permusuhan dan kemarahan lama. Dalam mitos yang masih dipercayai hingga kini tersebut, ritual kuno akan berbaur dengan para ahli sains kontemporer, sama-sama mengamati gerhana yang tengah terjadi.

 

Itulah 8 mitos yang beredar saat gerhana Bulan.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Bulan beredar mengitari bumi. Lama perjalanannya dalam satu putaran sinodis adalah satu bulan atau setara 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik.

 

Gerhana bulan ialah tertutupnya sinar matahari oleh bumi sehingga bulan berada di dalam bayang-bayang bumi. Gerhana bulan terjadi saat matahari, bumi dan bulan berada pada atau dekat garis lurus di mana bulan terletak di belakang bumi dan bumi berada di antara matahari dan bulan. Waktunya pas malam purnama.

Gerhana bulan ada yang total dan ada yang sebagian. Gerhana bulan total terjadi bila bayang-bayang kerucut bumi menutup semua permukaan bulan. Sedang gerhana bulan sebagian terjadi jika bayang-bayang kerucut bumi hanya menutupi sebagian.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam sebagai pemberi teladan kepada ummatnya diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menyelamatkan ummatnya dari keyakinan/mitos-mitos  yang menyimpang dan menjauhkan manusia dari pemahaman aqidah yang benar.

 

Sehingga itu Di dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Q.S. Yâsîn ayat 40 Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan :

 

لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

 

“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (orbit).”

 

Ayat ini menjelaskan bahwa terjadinya gerhana adalah ketika matahari, bulan, dan bumi berada di satu garis lurus. Jika bulan menghalangi cahaya matahari ke bumi, maka itu adalah gerhana matahari. Jika bumi menghalangi cahaya matahari sampai ke bulan maka disebut dengan gerhana bulan. Itulah fenomena alam yang kadang terjadi.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan bulan sebagai cahaya, matahari sebagai sumber cahaya, dan Allah menciptakan orbit atau garis edar segala benda langit untuk kehidupan manusia di bumi, dan sebagai tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berfikir. Oleh karena itu, marilah kita tinggalkan mitos-mitos ketika terjadi gerhana bulan atau gerhana matahari, tetapi kita banyak beristighfar banyak mohon ampun dan selalu bertaqarrub kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam memerintahkan kepada kita bila terjadi gerhana untuk berdoa kepada Allah, mendirikan salat sunnah gerhana, bertakbir dan bersedekah, sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, yang berbunyi:

 

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

 

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.”

 

Selain itu, Nabi Muhammad juga mengajarkan bahwa ketika gerhana terjadi, hendaknya kita menghadirkan rasa takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebab, peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.

 

Juga mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dalam Salat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam Salat Kusuf, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam diperlihatkan oleh Allah, surga dan neraka. Bahkan, beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai salat gerhana, beliau bersabda,

 

Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (H.R. Muttafaq alaih).

 

Maka dari itu, marilah kita persiapkan hal-hal yang diperintahkan oleh Nabi, dan marilah kita usahakan untuk dapat mengamalkan apa yang diperintah oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Betapa kecilnya manusia jika dilihat dari kajian ilmu pengetahuan modern. Bulan yang sedang mengalami gerhana kali ini, hanyalah komponen sangat kecil dari materi alam semesta ini. Sedangkan segala hal yang membentuk isi alam semesta hanyalah berkontribusi pada secuil materi yang telah diketahui ilmu pengetahuan saat ini, sementara sisanya, sama sekali belum kita ketahui.

 

Pandemi Covid-19 juga menunjukkan betapa kecilnya kita. Virus yang sedemikian kecil, yang sama sekali tak bisa dilihat secara kasat mata oleh kedua mata kita, ternyata mampu menimbulkan dampak besar yang kita lihat pada saat ini. Keagungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala seharusnya mengarahkan kita pada kesadaran akan ketakberdayaan diri kita. Sehingga memunculkan sikap merasa bersalah, memperbanyak istighfar dan selalu mohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Peristiwa gerhana bulan dan kehidupan yang serba tidak mudah seperti saat ini semestinya menyadarkan kita akan kebesaran Allah. Momen gerhana bulan menjadi media untuk memperbanyak permohonan ampun, taubat, untuk kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Semoga fenomena gerhana kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita.

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Pada saat gerhana bulan ini, marilah kita tingkatkan motivasi kita untuk belajar memahami alam semesta ini. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita untuk meningkatkan ibadah kepada-Nya dan memikirkan segala keindahan ciptaan-Nya. Sebagaimana surat Ali Imran ayat 190 sd 191 Allah berfirman:

 

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۞الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ۞

 

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

 

بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ, وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ , وَ تَقَبَّلَ مِنّي وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ , أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَ أَسْتَغْفِرُ اللهُ لِي وَ لَكُمْ وَ لِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ

 

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. . رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي

يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta dosen di Banten

 

5

Red: admin

Editor: iman

921