PERCIKANIMAN.ID – – Bulan Ramadhan juga disebut bulan Al Quran ( syahrul Quran) sehingga kita diperintah memperbanyak tilawah. Banyak juga jamaah masjid khususnya kaum ibu-ibu yang mengadakan tadarus Al Qur’an atau khatmil ( khataman ) Al Quran termasuk anak-anak.
Namun karena Al Quran adalah kalaamullah Ta’ala yang wajib diagungkan dan dimuliakan, sehingga hendaknya dibaca dalam keadaan yang paling baik. Untuk itu saat membaca Al Quran hendaknya mengedepankan adab-adabnya sehingga maksimal dalam meraih pahala dan keberkahan Al Quran.
Dihimpun dari berbagai sumber berikut ini adab saat membaca Al Quran yang perlu diajarkan kepada anak-anak.
1.Seorang Yang Membaca Al Qur’an Menggunakan Mushaf, Maka Wajib Berwudhu Terlebih Dahulu.
Tidak boleh menyentuh mushaf Al Qur’an tanpa bersuci (berwudhu) terlebih dahulu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يمس القران إلا طاهر
“Tidaklah menyentuh Al Qur’an kecuali orang-orang yang suci.” (HR. Al-Hakim 3/485. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil no. 122)
Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud “orang-orang yang suci” adalah mereka yang bersih dari hadats besar maupun kecil. Hadats besar dihilangkan dengan mandi wajib atau mandi besar, sementara hadats kecil dibersihkan dengan berwudhu.
2.Memulai Dengan Membaca Ta’awudz
Hendaknya sebelum membaca Al Quran kita membaca atau memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari setan yang terkutuk ketika hendak mulai membaca Al Qur’an (membaca ta’awudz). Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl [16]: 98)
Hal ini karena setan akan hadir untuk mengacaukan bacaan Al Qur’an tersebut, menimbulkan rasa was-was dan memalingkan pembaca dari merenungi (tadabbur) ayat-ayat Al Qur’an.
3.Jika Memulai Bacaan Dari Awal Surat, Hendaknya Dia Membaca Basmalah (Bismillaahirrahmanirrahiim).
Karena basmalah turun di awal setiap surat kecuali surat At-Taubah. Sehingga dianjurkan untuk memulai dengan bacaan basmalah di awal setiap surat selain surat At-Taubah tersebut.
- Membaca Dengan Tartil.
Yang dimaksud dengan tartil adalah membaca dengan pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa. Mengeluarkan bacaan setiap huruf dengan benar sesuai dengan kemampuannya. Yang penting, seseorang membaca ayat demi ayat dan berhenti di akhir setiap ayat. Kita tidak boleh membaca Al Qur’an dengan asal-asalan, terlalu cepat dan tergesa-gesa. Karena hal ini akan menyebabkan rusaknya bacaannya.
Terdapat hadits yang melarang membaca Al Qur’an dengan asal-asalan. Seseorang datang kepada Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dan berkata,
قَرَأْتُ المُفَصَّلَ اللَّيْلَةَ فِي رَكْعَةٍ
“Semalam aku membaca (semua) surat mufashshal dalam satu rakaat.”
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menjawab,
هَذًّا كَهَذِّ الشِّعْرِ
“Itu seperti membaca puisi (syair) dengan tergesa-gesa (cepat).” (HR. Bukhari no. 775 dan Muslim no. 822)
5.Membaguskan Suara Bacaan Al Qur’an.
Seseorang membaca dengan suara yang indah sesuai dengan kemampuannya tanpa perlu dipaksa-paksakan. Memperindah suara bacaan Al Qur’an akan memotivasi orang lain untuk mendengarkan dan menikmati bacaan tersebut.
- Memperhatikan Kondisi Orang-Orang Di Sekitarnya.
Jika di sekitarnya terdapat orang yang sedang tidur, atau juga sedang membaca Al Qur’an, atau sedang mendirikan shalat, maka hendaknya tidak mengeraskan bacaan Al Qur’an tersebut sampai pada level yang bisa menimbulkan gangguan kepada orang lain. Akan tetapi, hendaknya dia keraskan secukupnya sehingga dirinya sendiri yang mendengar bacaan Al Qur’an tersebut dan tidak mengganggu orang lain.
- Hendaknya Tidak Melakukan Al-Lahn (Kesalahan) Dalam Membaca Al Qur’an Sehingga Menimbulkan Perubahan Makna Al Qur’an.
Misalnya, sesuatu yang seharusnya berfungsi sebagai subjek berubah menjadi objek karena kesalahan dalam membaca harakat sehingga maknanya berubah, atau kesalahan-kesalahan lainnya. Hendaknya dia membaca seusai dengan harakat yang tercetak dalam mushaf Al Qur’an, kecuali jika dia paham ilmu bahasa Arab (ilmu nahwu) sehingga tidak membutuhkan harakat tersebut.
- Merenungi, Memikirkan, Dan Mengambil Pelajaran Atau Faidah Dari Ayat-Ayat Al Qur’an Yang Dia Baca Tersebut.
Tujuan membaca Al Qur’an bukanlah sekedar menyelesaikan membaca 30 juz atau sekedar membaca dengan cepat tanpa mendapatkan manfaat apa pun dari ayat yang dibaca. Bacaan seperti ini adalah bacaan yang tidak bermanfaat.
Hendaknya kita berusaha untuk memahami ayat Al Qur’an sesuai dengan kemampuan kita. Jika niat kita ikhlas dan benar, Allah Ta’ala akan memudahkan kita untuk memahami dan mengamalkan Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman,
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad [47]: 24)
Dalam Al Qur’an terdapat berbagai masalah yang gamblang dan jelas, yang bisa dipahami oleh siapa saja, termasuk orang awam. Misalnya, berita tentang surga dan neraka; adanya adzab (hukuman) dan pahala; diharamkannya zina dan riba; juga kewajiban shalat, zakat, puasa, semua itu terdapat dalam Al Qur’an. Dan bisa dipahami oleh siapa saja karena Al Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Adapun masalah-masalah yang membutuhkan telaah lebih rinci dan detil, maka ini adalah keistimewaan yang dimiliki oleh para ulama. Akan tetapi, semua orang bisa mengambil pelajaran dari Al Qur’an, baik ulama atau orang awam, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kita taufik dan hidayah untuk mencintai dan mengamalkan Al Qur’an. [ ]
Sumber: muslimah.or.id
5
Red: admin
Editor: iman
936