Momen Ramadhan Saat Tepat Menjadi Pribadi Pemaaf, Begini Tipsnya

0
1234
Saling memaafkan adalah salah satu ciri muslim ( ilustrasi foto: pixabay)

PERCIKANIMAN.ID – – Assalamu’alaykum.Wr.Wb. Saya termasuk pribadi pendiam dan agak tertutup baik pada keluarga sendiri maupun teman-teman. Salah satu kelemahan saya adalah sulit untuk memaafkan orang menyinggung perasaan saya termasuk sekedar kata-kata yang dianggapnya hanya candaan atau bergurau. Saya menyadari ini bukan sifat baik dan terpuji karena saya banyak membaca buku atau mendengar ceramah bahwa seorang muslim itu harus berjiwa pemaaf namun saya masih kesulitan. Mohon ustadz Aam bisa memberikan nasihat atau tips sehingga saya bisa mengubah sifat saya menjadi mudah memaafkan. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. (Nindy via email)

 

 

Wa’alaykumsalam.Wr.Wb. Bapak ibu dan sahabat-sahabat yang dirahmati Allah . Kata “maaf” dalam Al-Qur’an diungkapkan dengan kata “al-‘afwu”. Al-‘afwu’ artinya terhapus atau menghapus sehingga kata Al-Afwu’ sering diartikan “menghapus luka atau bekas-bekas luka yang terdapat dalam hati”.

 

Sifat pemaaf sendiri sangat dianjurkan dalam ajaran Islam sebagai salah satu sifat mulia dan terpuji (akhlakul karimah). Dalam Al Quran sendiri Allah Swt menekankan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa memberi ruang untuk memaafkan,seperti:

 

(199). خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

 

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang baik, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (Q.S. Al-A’raaf: 199).

 

Untuk mempunyai jiwa pemaaf memang tidak mudah karena butuh sikap sabar dan berlapang dada apalagi terhadap seseorang yang menyakiti kita atau merendahkan harga diri kita. Namun demikian bukan berarti jiwa pemaaf itu sulit dimiliki dan hanya milik orang-orang tertentu saja. Semua berpotensi menjadi seorang pemaaf jika ia mengetahui hikmah menjadi seorang pemaaf yang dalam Al Quran ada beberapa keuntungan yang akan ia dapatkan, antara lain:

 

  1. Mendapat Pahala Langsung dari Allah

 

(40). وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

 

Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (Q.S. Asy-Syuuraa: 40).

 

  1. Sebagai Indikator Ketakwaan

 

(133). وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

(144). الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang -orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan,”. (Q.S. Ali Imron: 133 – 134).

 

  1. Mendatangkan Ampunan Allah

 

(14). يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 

Hai orang-orang  beriman, sesungguhnya di antara istri atau suami-mu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. At-Taghaabun : 14)

 

  1. Menambah Kemuliaan

 

Shadaqah itu tidak akan mengurangi harta. Dan Allah akan menambah kemulyaan kepada hamba yang memiliki jiwa pemaaf. Serta Allah akan meninggikan derajat orang yang rendah hati” (HR. Muslim)

 

 

Suatu ketika, Rasullah shalallahu alaihi wasallam berkumpul dengan sejumlah sahabat seraya bersabda: “Maukah aku beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah memuliakan dan mengangkat derajat manusia?” Mereka menjawab, ‘Tentu, wahai Rasulullah.’ Lalu Rasulullah bersabda, “Hendaklah Kalian bersabar terhadap orang yang tidak mengenalmu. Kalian memaafkan orang yang pernah menganiayamu. Kalian memberi sesuatu kepada orang yang tak pernah memberimu. Kalian menyambung kembali tali silaturrahmi orang yang telah memutuskannya denganmu.’

 

Untuk menjadi pribadi pemaaf memang tidak bisa instan atau seketika melainkan harus berlatih. Ada beberapa langkah atau cara  agar kita bisa menjadi pribadi pemaaf:

 

Pertaman, kendalikan amarah

 

Orang yang kuat itu bukanlah orang yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan emosinya ketika ia marah.” (H.R. Bukhary)

 

Salah satu cara untuk mengendalikan emosi adalah dengan membaca ta`awudz ketika hendak marah. Rasulullah mengajarkannya kepada dua orang sahabat  yang saling mencaci, dengan mengatakan,

 

Sesungguhnya aku akan ajarkan kalian suatu kalimat yang kalau diucapkan akan hilanglah kemarahan kalian, yaitu bacaan A’uudzubillaahi minasy-syaithaanir-rajiim.” (H.R. Bukhari)

 

 

Kedua, minimalisir egoisme

 

Ego adalah dorongan untuk melakukan sesuatu dengn lebih mengutamakan kepentingan  dirinya tanpa menghiraukan perasaan dan kepentingan orang lain. Seorang yang egois tidak mempunyai empati pada orang lain. Ia hanya mementingkan dirinya sendiri termasuk menganggap dirinya istimewa. Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa empati dan simpati pada orang lain adalah dengan saling memberi hadiah,seperti yang diajarkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam:

 

Hendaknya kalian saling memberi hadiah, karena hadiah dapat menghilangkan egoisme, dan janganlah seseorang meremehkan pemberian walaupun hanya sepotong kaki kambing.” (H.R. Tirmidzi).

 

Ketiga, tumbuhkan jiwa tawadhu

 

Tawadhu adalah sikap rendah hati yang dipenuhi dengan cahaya keimanan. Orang tawadhu akan menyadari bahwa kelebihan yang ada pada dirinya adalah anugerah yang harus disyukuri bukan untuk disombongkan. Dalam Al Quran disebutkan:

 

(215). وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

Rendahkanlah hatimu terhadap orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang yang beriman.” (Q.S. Asy-Syu’araa : 215).

 

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan hati sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berbuat zhalim atas yang lain.” (H.R. Muslim).

Keempat, utamakan keridhaan Allah Swt

 

Tujuan utama kita beribadah dan melakukan amal shalih adalah dalam rangka mencari dan mengharap ridha Allah. Sebab hanya dengan niat ikhlas karena Allah semata serta mengharap ridha-Nya semata, amal shalih dan ibadah kita mempunyai nilai. Dalam Al Quran disebutkan:

 

(207) وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

Diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah: 207)

 

Dengan Anda mempunyai niat untuk menjadi seorang yang pemaaf itu sudah menjadi modal utama tinggal Anda berlatih dan jangan putus asa. Menjadi orang sabar dan pemaaf itu memang sulit namun bukan sesuatu yang mustahil untuk Anda miliki. Apalagi saat ini di bulan Ramadhan maka momen yang tepat untuk menjadi pribadi pemaaf. Teruslah berlatih. Demikian penjelasannya, semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]

 

5

Red: admin

Editor: iman

856

Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected]  atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .