PERCIKANIMAN.ID – – Setiap anak perempuan akan mengingat menstruasi pertamanya. Meskipun menstruasi adalah hal yang normal, membicarakan sesuatu yang sangat pribadi seperti menstruasi dengan orangtua, bisa membuat anak-anak tidak nyaman.
Namun, sebagai orangtua, adalah tanggung jawab Bunda untuk membuat anak merasa nyaman dengan pubertas dan menstruasi. Karena semakin sadar anak mama pada apa yang akan dialami nantinya, maka akan semakin siap dirinya.
Meskipun menstruasi adalah perubahan besar, ini tidak harus menakutkan bagi anak perempuan. Sehingga Bunda perlu menyampaikan fakta-fakta yang tepat.
Jika Bunda adalah orangtua dari anak perempuan yang akan mulai menstruasi, pastikan telah mengetahui apa saja hal yang perlu Bunda sampaikan sebelum anak perempuan menstruasi. Seperti dikutip dari popmama.com, berikut ini yang perlu bunda sampaikan pada Ananda:
- Katakan Padanya Bahwa Mengeluarkan Darah Itu Baik-Baik Saja Dan Sangat Alami
Anak praremaja atau remaja mama mungkin bisa sangat terkejut dan ketakutan melihat bercak darah di pakaiannya jika ia tidak sadar. Menstruasi bisa membuatnya merasakan banyak hal, dan membuatnya merasa sedang mengalami sesuatu yang aneh, yang tidak baik-baik saja.
Sebagai orangtua, Bunda dapat memberi tahu anak bahwa menstruasi adalah hal yang paling alami di dunia dan tidak ada yang salah dengannya. Beri tahu anak bahwa menstruasi bukan berarti bahwa hidupnya akan berhenti setiap bulan.
Lebih dari itu, jelaskan padanya bahwa menstruasi bukanlah penyakit dan banyak perempuan yang juga terus belajar, bekerja, mengatur kehidupan, semua saat mereka sedang menstruasi.
Sehingga untuk mengurangi rasa takut akan darah, normalkan percakapan tentang menstruasi sebanyak mungkin.
- Beri Tahu Anak Tentang Tentang Kram Dan PMS
Menstruasi bukan hanya tentang pendarahan, tetapi juga menyakitkan bagi sebagian orang. Mengetahui apa yang akan terjadi dan bagaimana mengelola kram, dapat mengatasi rasa kurang nyaman yang mungkin anak alami.
Sama seperti Bunda memberi tahu anak tentang menstruasi, beri tahu dia juga tentang Premenstrual Syndrome (PMS). PMS dan gejala terkait seperti kelelahan, nyeri, kram, kembung, mengalami perubahan suasana hati, dan jerawat adalah hal yang normal untuk dialami.
Ini adalah bagian dari perubahan hormonal dan seorang remaja perempuan harus siap untuk mengatasinya.
- Ajari Anak Perlengkapan Menstruasi Dan Cara Menggunakannya
Menstruasi pertama anak bisa terjadi kapan saja. Sama seperti menyiapkan topik untuk pembicaraan menstruasi, Mama juga disarankan untuk menyiapkan perlengkapan menstruasi untuknya.
Sediakan pembalut yang diperlukan, tampon, atau menstrual cup, dan pastikan Bunda menyimpannya di kantung yang bisa di bawa kemana-mana. Hal ini untuk berjaga-jaga jika Bunda tidak bisa berada di sekitar saat anak mengalami menstruasi pertamanya.
Pada saat yang sama, penting untuk mendidiknya tentang dasar-dasar cara menggunakannya seperti kapan harus mengganti pembalut, bagaimana cara membersihkan, dan membuang pembalut. Karena setelah beberapa saat, anak harus melakukannya sendiri.
Sekali lagi, yakinkan bahwa semua ini normal dan setiap anak perempuan mengalami hal yang sama.
- Beri Tahu Anak Seputar Siklus Menstruasi
Menstruasi terjadi dalam bentuk siklus setiap bulannya. Seringkali siklus ini membantu anak perempuan untuk memperkirakan kapan waktu menstruasinya akan muncul. Siklus menstruasi dapat diukur dari awal satu periode menstruasi ke awal berikutnya.
Siklus menstruasi rata-rata adalah sekitar 28 hari, tetapi dapat berkisar antara 21 hingga 45 hari dan masih dianggap sebagai siklus normal.
Proses pendarahan menstruasi biasanya berlangsung 3 hingga 5 hari, meskipun ada juga yang berkisar dari 2 hingga 7 hari, ini juga bisa normal bagi beberapa perempuan.
Selama beberapa tahun pertama setelah periode pertama, siklus remaja mungkin masih tidak teratur atau dapat diprediksi. Siklus awal ini disebut anovulatorik, artinya tidak ada ovulasi yang terjadi selama siklus.
Meskipun siklus biasanya teratur dalam 2 tahun dari periode pertama (menarche), terkadang ini bisa memakan waktu hingga 6 tahun setelah periode pertama untuk berovulasi secara teratur.
- Ajari Anak Cara Menjaga Kebersihan Diri Selama Menstruasi
Menjaga kebersihan tubuh tentunya sangat penting selama masa menstruasi, sehingga Bunda perlu mengingatkan anak cara-caranya. Misalnya, waktu standar untuk mengganti pembalut adalah setiap enam jam sekali, sedangkan untuk tampon adalah setiap dua jam sekali.
Karena itu, anak harus menyesuaikan jadwal perubahan dengan kebutuhan kebersihan dirinya.
Anak juga perlu tahu teknik membersihkan kemaluan dengan tepat, dengan gerakan dari kemaluan ke anus. Beri tahu juga agar anak tidak pernah mencuci dengan arah berlawanan. Mencuci dengan arah yang berlawanan dapat menyebabkan bakteri dari anus masuk ke dalam vagina dan lubang uretra, yang menyebabkan infeksi.
Selain itu, anak juga tak boleh melewatkan waktu mandi. Karena mandi tidak hanya membersihkan tubuh anak setelah beraktifitas seharian, tetapi juga memberikan kesempatan untuk membersihkan bagian vagina dengan baik.
Ini juga membantu meredakan kram menstruasi, sakit punggung, membantu meningkatkan mood, dan membuat anak merasa tidak terlalu kembung. Untuk meredakan sakit punggung dan kram menstruasi, berdirilah di bawah pancuran air hangat yang ditujukan ke punggung atau perut.
- Jadikan Menstruasi Sebagai Pengalaman Yang Positif
Memulai menstruasi adalah perubahan besar bagi anak perempuan mama. Oleh karena itu, Bunda harus menjadikan waktu berbicara sebagai pengalaman positif dan bukan sesuatu yang membuatnya semakin terpuruk.
Dekati topik secara rasional dan didik anak tentang apa yang terjadi, mengapa itu terjadi, dan apa yang harus dilakukan.
Katakan padanya bahwa pendarahan menstruasi sangat berbeda dari pendarahan yang ia alami ketika tergores gunting atau saat terjatuh. Selain itu, hindari memaksakan pendapat dan hindari menggunakan kata-kata seperti ‘kutukan’, ‘tabu’, atau ‘malu’.
Ingatlah, bahwa semakin mudah Bunda menjadikan menstruasi sebagai pengalaman positif, maka semakin baik bagi anak untuk menjalaninya.
- Jangan Menghindar Dari Topik
Dalam beberapa keluarga, menstruasi dianggap tabu dan dibicarakan dengan nada diam. Hal ini dapat membuat anak-anak perempuan muda merasa stres, cemas dan semakin takut akan menstruasi.
Sebaliknya, pembicaraan tentang menstruasi harus menjadi pembicaraan terbuka, di mana putri mama merasa nyaman, tenang dan santai. Sehingga penting untuk untuk menormalkan percakapan dan mematahkan stigma.
Baik Ayah, saudara laki-laki dan perempuan, juga dapat berkontribusi dan membuat anak praremaja merasa baik-baik saja dengan tubuhnya.
Nah itulah beberapa hal yang perlu disampaikan sebelum anak perempuan menstruasi. Pertama kali mengalami menstruasi mungkin membuat anak mama terkejut, bingung, hingga panik.
Dengan membimbing anak sebelum waktunya menstruasi, dapat membantunya untuk menyiapkan mental maupun pengetahuan yang diperlukan agar bisa menjaga kesehatan serta kebersihannya dengan baik.
Larangan Bagi Wanita Selama Haid
Sementara dalam Islam jika wanita dalam keadaan haid dan nifas (darah yang keluar dari ra him pada proses melahir kan), perempuan memiliki kedudukan yang sama dalam taklif. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang diharamkan yang perlu diperhatikan kaum perempuan untuk tidak dilakukan.
Abdul Qadir Muhammad Manshur dalam bukunya, Panduan Sholat An-Nisaa Menurut Empat Mazhab, terbitan Republika Penerbit menyatakan, setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut kepada perempuan tersebut. Adapun larangan tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama adalah memasuki masjid. Ibnu Umar dalam Majma’uz Zawaid meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW berkata kepada Aisyah:
بيْنَما رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ في المَسْجِدِ، فَقالَ: يا عَائِشَةُ، نَاوِلِينِي الثَّوْبَ. فَقالَتْ: إنِّي حَائِضٌ، فَقالَ: إنَّ حَيْضَتَكِ ليسَتْ في يَدِكِ فَنَاوَلَتْهُ “Ulurkanlah alas sholat dari masjid kepadaku.” Aisyah pun berkata: “Sesungguhnya aku sedang haid.” Kemudian Rasulullah pun bertanya: “Apakah haidmu ada di tangan?” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan berstatus sahih.
Para fuqaha dalam al-Masusu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyyah bersepakat bahwa haram bagi perempuan yang sedang haid tinggal di dalam masjid. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berbunyi:
لَا أُحِلُّ الْمَسْجِدَ لِحَائِضٍ وَلَا جُنُبٍ “La uhillul masjida li-haaidin wa la junubin.” Yang artinya: “Aku tidak menghalalkan masjid bagi perempuan yang sedang haid dan orang yang sedang junub.”
Abdul Qadir Muhammad Manshur menyebut dalam kitabnya jika iktikaf atau berdiam diri di masjid termasuk dihukumi haram. Meski demikian, para fuqaha bersepakat bahwa boleh bagi perempuan tersebut untuk melewati masjid tanpa tinggal, dalam kondisi darurat dan ketika ada uzur.
Landasan argumentasi ini berdasar qiyas pada orang yang sedang junub. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surah An Nisa 43 berbunyi:
وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا
“Wa la junuban, illa abiri sabilin hatta taghtasilu.” Yang artinya: “Dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar melewati jalan saja.”
Dalam kondisi darurat, para ulama dari Mazhab Hanafi berpendapat bahwa sebaiknya yang bersangkutan bertayamum terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam masjid. Sedangkan para ulama dari Madzhab Hanafi dan Maliki berpendapat, haram baginya memasuki masjid secara mutlak, baik untuk tinggal maupun untuk lewat.
Kedua, membaca Alquran. Para ulama berbeda pendapat mengenai larangan ini. Jumhur ulama dari Mazhab Hanafi, Syafii, dan Hanbali mengharamkan untuk membaca Alquran. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad SAW dalam hadits riwayat Tirmidzi berbunyi:
“Perempuan yang sedang haid dan yang sedang junub tidak boleh membaca sesuatu dari Alquran.” Adapun para ulama memerincikannya perkara ini berdasarkan rgumentasinya masing-masing.
Ulama dari kalangan Mazhab Hanafi berpendapat, haram baginya membaca Alquran meskipun kurang dari satu ayat. Namun, apabila yang bersangkutan tidak bermaksud membaca tapi hanya bermaksud memuji atau berzikir, hal itu tidak dipermasalahkan. Misalnya, membaca Al Fatihah yang kerap diasosiasikan sebagai sebuah surat yang menjadi bagian dari doa.
Para ulama dari Mazhab Imam Syafii berpendapat, haram bagi perempuan yang sedang haid membaca Alquran. Meskipun hanya sebagian dari ayat, seperti satu huruf. Hal tersebut dinilai mengurangi penghormatan baik dia bermaksud maupun tidak.
Ketiga, mereka juga tak boleh menyentuh dan membawa mushaf. Secara umum, para fuqaha bersepakat bahwa haram bagi perempuan yang sedang haid menyentuh mushaf. Hal ini ditegaskan berdasarkan dalil Alquran, Allah SWT berfirman dalam surah al-Waqiah 79 yang artinya:
لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ “Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.”
Rasulullah SAW juga pernah berkata dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abu Bakar bin Amru bin Hazm yang mendapatkannya dari kakeknya. Dalam redaksinya, Rasulullah berkata:
“Tidak ada yang menyentuh Alquran kecuali orang yang suci.” Namun, para ulama dari mazhab Maliki mengecualikan guru dan murid. Keduanya boleh menyentuh mushaf Alquran.
Keempat dan kelima, adapun larangan selanjutnya adalah puasa dan sholat. Haram bagi perempuan yang sedang haid dan nifas melaksanakan puasa dan sholat. Para ulama bersepakat bahwa perempuan yang haid, wajib mengqadha (mengganti usai suci) puasa dan tidak perlu mengqadha sholat .
Dua hal ini mendapatkan perlakuan berbeda karena penyamaan hukum keduanya akan menjatuhkan perempuan ke dalam lubang kesusahan dan kesempitan. Oleh karena itu, hukum taklif keduanya dibedakan. Adapun ini adalah tanda diberikannya kemudahan dan kelonggaran serta simbol dihilangkannya kesusahan. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
830