Khutbah Jumat: Eqquillibrium Systems and Survival (Intisari Shalat)

0
660

 

Oleh: KH.Drs.Abdurrahman Rasna, MA*

Khutbah Pertama

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا بِشَهْرِ رَجَبَ،

وَهُوَ الَّذِيْ اصْطَفَى نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا ﷺ الْمُجْتَبَى الْمُؤَيَّد.

اشهد ان لا اله الا الله الملك الاحد الصمد، . واشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث  إِلَى سَائِرِ الْأَعَاجِمِ وَالْعَرَب. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمَ وَبَارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلَى مَنْ بِهِ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ يَوْمَ الْمَآبِ.

. أما بعد:

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكم

و نَفْسِيْ  بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ،

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ،

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

 

معاشر المسلمين رحمكم الله

 

Alhamdulillah Allah Subhanahu Wa Ta’ala masih menganugerahkan kita kenikmatan hidup.

 

Anugerah yang diberikan ini akan mampu menjadikan kita untuk selalu mengingat dan melaksanakan perintah-Nya, mensyukuri-Nya dengan berusaha keras meninggalkan larangan-larangan-Nya.

 

Anugerah terindah yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam ialah perintah dan kewajiban melaksanakan salat 5 waktu sehari semalam.

 

Kewajiban ini merupakan anugrah terbesar dalam perjalanan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam yang maha dahsyat, diqudrah dan diiradahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala hingga termaktubkan dalam Alquran Surat Al Isra ayat 1.

 

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير

 

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al-Isra: 1)

 

Terkait peristiwa ini para Mufasir menyebut tanggal 27 Rajab dijadikan sebagai momentum sejarah guna merefleksi kembali peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam.

 

Sampai sekarang tradisi peringatan Isra Miraj masih terus diperingati di seluruh penjuru dunia tak terkecuali di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

 

Lebih khusus lagi di daerah kita masing-masing.

 

Peringatan ini menjadikan kita agar mampu mengingat kembali peristiwa agung yang tidak menjadi ‘keinginan  baginda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam.

 

Tetapi merupakan bisyaroh (bebungah) dari Allah Ta’ala yang diberikan kepada hamba-Nya yang terkasih.

 

Sebelum peristiwa tersebut terjadi, beliau mengalami ‘Amul Huzn (tahun-tahun duka cita/kesedihan) lantaran ditinggal wafat, mulai dari paman tercinta yakni Abu Thalib dan istri Siti Khadidjah.

 

Di situlah Allah Ta’ala menganugerahkan dengan memperjalankan beliau yang didampingi Malaikat Jibril untuk perjalanan Isra Miraj.

 

Dalam perjalanan Isra Mi’raj ini, ditunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah melalui visualisasi nyata.

 

Beliau menyaksikan secara langsung bagaimana seseorang hidup dengan penuh kemakmuran dan hasil panen yang melimpah ruah tanpa pernah berhenti.

 

Pada peristiwa ini Malaikat Jibril menjelaskan bahwa gambaran umatmu kelak dimana selama hidup di dunia selalu mengeluarkan sedekah kepada sesamanya.

 

Kemudian beliau diperlihatkan orang-orang memukul-mukul kepalanya sendiri hingga berdarah-darah.

 

Inilah gambaran umatmu kelak yang dengan sengaja meninggalkan kewajiban salat.

 

Rasulullah juga diperlihatkan orang-orang yang disediakan makanan berupa daging lezat, tetapi justru memilih memakan daging mentah lagi busuk.

 

Ini adalah gambaran umat beliau yang suka memakan hasil riba.

Tetapi merupakan bisyaroh (bebungah) dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang diberikan kepada hamba-Nya yang terkasih.

 

Sebelum peristiwa tersebut terjadi, beliau mengalami ‘Amul Huzn (tahun-tahun kesedihan) lantaran ditinggal wafat, mulai dari paman tercinta yakni Abu Thalib dan istri Siti Khatidjah.

 

Di situlah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menganugerahkan dengan memperjalankan beliau yang didampingi Malaikat Jibril untuk perjalanan Isra Miraj.

 

Dalam perjalanan Isra Miraj ini, ditunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui visualisasi nyata.

 

Beliau menyaksikan secara langsung bagaimana seseorang hidup dengan penuh kemakmuran dan hasil panen yang melimpah ruah tanpa pernah berhenti.

 

Pada peristiwa ini Malaikat Jibril menjelaskan bahwa gambaran umatmu kelak dimana selama hidup di dunia selalu mengeluarkan sedekah kepada sesamanya.

 

Kemudian beliau diperlihatkan orang-orang memukul-mukul kepalanya sendiri hingga berdarah-darah.

 

Inilah gambaran umatmu kelak yang dengan sengaja meninggalkan kewajiban salat.

 

Rasulullah juga diperlihatkan orang-orang yang disediakan makanan berupa daging lezat, tetapi justru memilih memakan daging mentah lagi busuk.

 

Ini adalah gambaran umat beliau yang suka memakan hasil riba.

 

Di samping itu, ketika Rasulullah diajak Malaikat Jibril memasuki sebuah dimensi, beliau mencium bau sangat harum.

 

Malaikat Jibril menceritakan itulah gambaran seorang ibu bernama Masyithoh beserta keluarganya.

 

Semasa hidupnya, seluruh keluarganya wafat dalam mempertahankan keimanan lantaran tidak mengakui Firaun sebagai Tuhan.

 

Refleksi sejarah isra Miraj ini harus kita jadikan warning (peringatan) bagi kita.

 

Sudahkah kita sadari bahwa fenomena yang terjadi sekarang ini menunjukkan betapa wabah-wabah seperti itu telah menjangkiti sebagian umat Islam.

 

Kejadian-kejadian yang diperlihatkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam diperjalankan yakni peristiwa Isra Miraj itu, saat ini betul-betul terjadi dan inilah yang menjadi kekhawatiran beliau.

 

Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang disebut dengan Isra adalah sentral dimulainya perjalanan spiritual beliau.

 

Baitullah adalah sentral tertujunya seluruh aktivitas ibadah yang kita lakukan.

 

Ka’bah As Syarifah adalah kiblat umat Islam di seluruh penjuru dunia, bukan kepada batu, melainkan tertuju pada satu tujuan yakni Allah ‘Azza Wajalla.

 

Dan barangsiapa yang hatinya terkunci hanya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka akan dirasakan olehnya kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

 

Oleh karenanya, jangan sekali-kali kita mati dengan tidak membawa iman.

 

Karena peristiwa Isra Miraj ini hanya bisa ditelaah dengan iman.

 

Sehingga ketika kita berkiblat ke Baitullah disitulah hati kita tertuju  :       اني وجهت وجهي الذي فطر السماوات والارض حنيفة مسلما وما انا من المشركين

 

 (Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ‘ardh haniifan musliman wamaa ana minal misyrikiin).

 

Menyatukan ruh dan hati kita hanya tertuju  kepada-Nya karena hanya hati yang suci dan bersih mampu merasakan kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Maka tidak sedikit orang yang saat mengawali shalat dengan membaca takbiratul ihram langsung menitikkan air mata, lantaran mengakui akan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala Sang Maha Pemilik Ruh.

 

Inilah yang kemudian disebut :

 

الصلات معراج المؤمنين

 

(Ash shalatu mi’rajul mu’minin/salat adalah Mi’rajnya mu’minin kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala).

 

ان صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين

 

kepasrahan total inilah yang menjadikan kita tunduk, tawadhu’ dan patuh hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Meskipun dalam pepatah Jawa kita mampu ngesak lesus, njugrug gunung, ngasat segoro, ngetung cacahing banyu udan, tetapi ketika celupkan jarimu di lautan lalu angkat, maka air yang menempel di jarimu adalah ilmu kita, sedangkan air di samudera nan luas itulah ilmu atau kekuasaan Allah yang Maha Luas.

 

لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم

 

Perintah shalat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara langsung melalui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam merupakan cermin yang dijadikan oleh Allah sebagai tolok ukur sempurnanya iman.

 

Karena shalat adalah amaliah yang pertama kali akan dihisab Allah kelak di Yaumul Qiyamah.

 

Shalat adalah kebutuhan primer jasmani dan rohani kita, sarana untuk berkomunikasi secara intens dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Memasuki era globalisasi sekarang ini dimana Ronggowarsito menyatakan ‘Jamane wes jaman edan, yen ora ngedan jare ora bakal keduman, hananging bejaning wong kang bejo yoiku wong sing tansah eling, ngati-ati lan waspodo’.

 

Maka kita harus terus berupaya sekuat tenaga guna membentengi diri dengan keimanan dan ke Islaman agar keluarga kita dan umat Islam pada umumnya terhindar dari segala bujuk rayu setan sebagai musuh abadi kita.

 

Mari kita jadikan momentum Isra’ dan Mi’raj ini untuk terus maju ke depan guna meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat atas ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Mumpung padang rembulane jembar kalangane, kita jadikan semangat untuk terus bekerja sebagaimana Rasul mengatakan :

 

اعمل لدنياك كانك تعيش ابدا.

 

(I’mal lidunyaka ka annaka ta’isyu abadan)

 

Menggapai kebahagiaan dunia agar tetap survive.

 

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menganugerahkan kepada kita rezeki halal dan barokah, kemampuan dan kekayaan lahir batin di dunia ini.

 

Namun demikian harus kita imbangi dengan equillibrium system agar mampu berjalan beriringan, yakni  :

 

واعمل لاخرتك كانك تموت غدا

 

(wa’mal li aakhiratika ka annaka tamuutu ghadan).

 

Tidak lupa untuk mencari kemuliaan akhirat dengan memperbanyak amal salih sebagai bekal menghadap ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala kelak.

 

Sebelum Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengambil ruh kita, maka kita perbanyak taubat, mohon ampun ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan.

 

Disamping itu tegakkan salat 5 (lima) waktu dan memperbanyak salat malam, karena tegaknya agama adalah dengan salat. Dengan selalu menegakkan salat, maka komunikasi dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan semakin terjalin dengan intens.

 

Equilibrium mengharuskan adanya moralitas, diantaranya (a) Kejujuran (honesty), (b) Keadilan (justice), (c) Keterbukaan (transparancy), dan persaingan yang sehat (fair play). Apabila nilai-nilai ini diimplementasikan maka tidak ada alasan lagi untuk mewujudkan equilibrium.

 

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima semua amal ibadah kita dan dapat meraih 2 (dua) kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

امين يا رب العالمين.

 

بارك الله لي ولكم فى القران العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلا وته إنه هو الغفور الرحيم

 

Demikian materi khotbah jumat singkat ini, semoga bermanfaat.

Khutbah Kedua

 

الحمد لله الحمد لله الذى خلق الانسان علمه البيان. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للأنام.

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وأصحا به الكرام وسلم تسليما كثيرا

أما بعد:

فيا عبادالله او صيكم وإياي بتقوى الله اتقوا الله فى السر والعلا نية وبادروا بالأعمال الصالحات ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون. قال الله تعالى

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا

اللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا

 

Ya Allah, Ya Rabb, hanya dalam kuasa-Mu segala apa yang terjadi pada hamba-Mu ini, tiada daya dan upaya selain keagungan-Mu. Ya Allah, jadikanlah segala nikmat dan titipan-Mu menjadikan hamba-Mu semakin pandai bersyukur.

 

Berikanlah kekuatan iman dan Islam kepada kami, ya Allah. Tuntunlah setiap langkah kami dijalan-Mu, ya Allah. Curahkanlah segala rahmat dan karunia-Mu kepada keluarga dan anak-anak kami, ya Allah

 

Ya Allah, ya Rabb, di hari yang engkau ciptakan ini, ajarkanlah kami agar senantiasa menempatkan-Mu ditempat yang paling agung, karena kami sadar seringkali dunia ini lebih kami pentingkan daripada Engkau ya Allah.

 

Ya Allah, wahai yang maha Menatap, wahai yang maha Agung dan maha Perkasa, Engkaulah yang Maha Tahu, ampunilah sebusuk apapun diri-diri kami selama ini, ampuni sekelam apapun masa lalu kami, tutupi seburuk apapun aib-aib kami, ampunilah kami ya Allah. Bukakan lembaran-lembaran baru yang bersih yang menggantikan lembaran yang kelam, masa lalu kami.

 

Ya Allah, ampuni dan selamatkan orang tua kami, darah dagingnya melekat pada tubuh kami, ya Allah. Ampuni jika selama ini kami telah menzhaliminya, jadikan sisa umur kami menjadi anak yang tahu balas budi, ya Allah.

 

Ya Allah, lindungi kami dari mati suul khitimah, lindungi kami dari siksa kubur-Mu ya Allah

 

Ya Allah, satukanlah hati kami dalam ketaatan dan keistiqamahan dalam menjalankan kewajiban-Mu ya Allah

 

Jadikanlah kami orang-orang yang istiqamah dijalan-Mu, ya Allah. Anugerahkanlah segala kemuliaan-Mu kepada hamba-Mu ini, ya Allah.

 

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ .

عباد الله، ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذي القربي وينهي عن الفحشاء والمنكر والبغي لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم واسألوه من فضله يعطكم ولذكر الله اكبر

 

 

*penulis adalah anggota Komisi Dakwah MUI Pusat dan anggota Bidang Dakwah PB MA serta pengajar di perguruan tinggi

5

Red: admin

’Editor: iman

903