PERCIKANIMAN.ID – – Salah satu shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan adalah shalat Tahajud. Shalat Tahajud mempunyai cukup sangat istimewa meskipun hukumnya sunnah. Sebab, dalam beberapa Riwayat hadits disebutkan bahwa Rasulullah Muhammad Shalallahi Alaihi Wassalam diketahui tak pernah meninggalkan amalan tersebut hingga akhir hayatnya.
Bahkan, Rasulullah Shalallahi Alaihi Wassalam mengerjakannya hingga kedua telapak kaki beliau bengkak-bengkak. Untuk dapat melakukannya, kita dapat mengawali dengan niat bangun malam sebelum tidur.
Jumhur ulama mendasarkan anjuran untuk melakukan shalat malam atau shalat Tahajud seperti firman Allah Ta’la dalam Al Quran antara lain adalah:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ
“Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjud-lah kamu….” ( QS. Al-Israa’[17]: 79
Kemudian dalam ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman,
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
“Dan sebutlah nama Rabb-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” QS.Al-Insaan [76]: 25-26).
Kemudian dalam sebuah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.
“Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari.” (HR.Muslim)
Salah satu keutamaan shalat Tahajud adalah ia akan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Hal ini didasarkan pada hadits dimana Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda,
“Sungguh pada malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang Muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan waktu tersebut ada pada setiap malam” (HR Muslim).
Sunnahnya waktu mengerjakan shalat Tahajud adalah malam setelah ia bangun tidur. Namun yang lebih afdhol atau utama adalah disepertiga malam yang akhir hingga menjelang shalat Subuh dengan 8 rakaat dan ditambah 3 rakaat witir.
Lalu jika kesiangan Shalat Tahajud bolehkah dengan menambah shalat Dhuha? Bolehkah shalat Tahajud tidak 11 rakaat karena keburu adzan Subuh? Apakah shalat Dhuha dapat mengganti shalat Tahajud?
Untuk mendapatkan penjelasannya bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian bisa simak jawaban dari guru kita ustadz Aam Amiruddin dalam video berikut ini. Silakan simak:
Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
Video: tim official
904
Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected] atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .