PERCIKANIMAN.ID – – Secara umum dapat kita pahami bahwa benda atau hal yang berkualitas itu adalah yang terbaik, unggul, terdepan, maju, tercepat, terindah dan hal -hal lain yang sifatnya sangat baik, agung dan mulia serta nomor satu.
Demikian juga halnya dengan manusia maka manusia berkualitas adalah yang hendaknya memenuhi semua kriteria tersebut diatas. Namun karena Allah Ta’ala sudah memilih kita sebagai muslim dimana Al Quran menjadi pedoman maka dalam menentukan manusia terbaik juga harus sesuai dengan kriteria Al Quran.
Lalu bagaimanakah konsep manusia yang berkualitas itu menurut Al Qur’an? Apa saja kriteria manusia yang berkualitas sesuai Al Quran itu? Dapatkah manusia memenuhi semua kriteria sesuai acuan Al Quran?
Seperti dikutip dari buku “ Kunci Sukses Meraih Cinta Ilahi “ karya Dr. H. Aam Amiruddin, M.Si bahwa banyak istilah yang digunakan al-Qur’an dalam menggambarkan manusia berkualitas atau makhluk yang diciptakan Allah dalam sosok yang paling canggih, di antaranya kata manusia beriman (QS. al-Hujarat : 14) dan beramal saleh (QS. at-Tin: 6), diberi Ilmu (QS. al-Isra: 85, QS. Mujadalah: 11, QS. Fatir: 28), alim (QS. al-Ankabut: 43), berakal (QS. al-Mulk (67): 10), manusia sebagai khalifah (QS. al-Baqarah (2): 30), jiwa yang tenang (QS. alFajr (89): 27-28), hati yang tenteram (QS. ar-Ra’d (30): 28), kaffah (QS. al-Baqarah (2): 208), muttaqin (QS. al-Baqarah (2): 2), takwa (QS. al-Baqarah (2): 183), mu’minin, muhsinin, syakirin, muflihin, salihin, yang kemudian diberi keterangan untuk mendeskripsikan ciri-cirinya.
Istilah-istilah tersebut saling berkaitan dan saling menerangkan. Jadi, apabila mengambil salah satu istilah dari istilahistilah yang digunakan al-Qur’an, maka deskripsinya akan saling melengkapi dan merupakan ciri bagi yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa konsep dan karakteristik manusia berkualitas tidak tunggal, akan tetapi komprehensif dan saling melengkapi antara lain:
- Kualitas Iman
Keimanan merupakan kebutuhan hidup manusia, menjadi pegangan keyakinan dan motor penggerak untuk perilaku dan Manusia yang beriman hatinya akan dibimbing Allah, jiwanya menjadi tenang dalam melakukan aktivitas hidupnya. Pernyataan ini telah diisyaratkan Allah dalam QS. At-Tagabun ayat 11,
(11) وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ………
artinya: “…Siapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu..”
- Kualitas Intelektual
Kualitas intelektual sudah menjadi potensi awal manusia, karena ketika manusia diciptakan, Allah mengajarkan kepada Adam segala nama benda (QS. al-Baqarah: 31). Artinya manusia sejak lahir telah memiliki potensi intelektual, kemudian potensi intelektual ini berkembang seiring dengan bertambahnya umur manusia. Kualitas intelektual merupakan perangkat yang sangat diperlukan untuk mengolah alam ini.
Rasulullah bersabda: ”barang siapa yang ingin memperoleh kebahagian dunia kuasailah ilmunya, barang siapa yang ingin memperoleh kebahagian akhirat kuasailah ilmunya dan barang siapa yang ingin memperoleh kebahagian keduanya juga dengan menguasai ilmunya.”
Dalam QS. Mujadalah: 11, Allah mengangkat derajat orang yang memiliki ilmu pengetahuan:
”Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari golonganmu semua dan juga orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat”.
Kemudian dalam QS. Az-Zumar: 9, Allah membedakan orang yang berilmu pengetahuan dan orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan:
”Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang berilmu pengetahuan dan orang-orang yang tidak berimu pengetahuan”
- Kualitas Amal Saleh
Amal saleh adalah pembentuk kualitas manusia, tiap kerja yang dilakukan setiap saat merupakan ukiran ke arah terbentuk kepribadian manusia. Amal saleh sebagai pengejawantahan iman, maka suatu pekerjaan yang dilakukan harus memiliki orientasi nilai. Ini berarti sistem keimanan teraktualisasi melalui kerja amal saleh, karena kerja semacam ini memilik dimensi yang abadi. QS. At-Tin: 5-6, menyampaikan bahwa:
(5) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
(6) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
”manusia akan dikembalikan kekondisi yang paling rendah, kecuali manusia yang beriman dan mengerjakan amal salah.”
- Kualitas Sosial
Manusia merupakan makhluk sosial, artinya memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan dengan orang lain. Sifat sosial yang dimiliki manusia sesuai dengan fitrahnya, yaitu adanya kesedian untuk melakukan interaksi dengan sesamanya. Manusia dituntut untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, bukan dalam maksiat dan dosa. Dalam Al Quran , Allah Ta’ala tegaskan,
(2) وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ……..
“…….Dan saling tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan saling tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya. – (Q.S Al-Maidah: 2)
Dalam Al Qur’an telah diungkapkan bahwa manusia selalu dituntut untuk mengadakan hubungan dengan Rabbnya dan juga mengadakan hubungan dengan sesama manusia.
(132) وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya.”(QS. Al-An’am: 132)
Itu gambaran tentang manusia yang berkualitas menurut Al Quran. Semoga kita semua ada dalam kriteria tersebut. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
830