Mengapa Al-Quran Diberi Nama Adz-Dzikir? Begini Penjelasannya

0
743
Muslimah membaca Al Quran ( ilustrasi foto: freepik )

PERCIKANIMAN.ID – – Ada korelasi makna antara Al-Quran dan dzikir dalam pengertian bahasa. Contohnya, kalau dzikir diartikan sebagai peringatan, begitu pula Al-Quran.

Jika kita mengambil dzikir dalam pengertian bahasa sebagai “menceritakan”,maka begitu pula Al-Quran yang memiliki fungsi “menceritakan” kisah[1]kisah umat terdahulu yang dapat diambil ibrah (pelajaran). Demikian pula dengan makna-makna dzikir yang lain.

Selanjutnya, mari kita perhatikan firman Allah berikut ini.

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (Q.S. An-Nahl [16]:43)

Yang dimaksud ahli dzikir dalam ayat di atas bukanlah orang yang senantiasa membaca kalimat-kalimat dzikir dengan (kadang-kadang) mengeraskannya, melafazkan pada tempat atau saat-saat tertentu, dan menghitungnya sampai bilangan tertentu. Ahli dzikir yang dimaksud dalam ayat di atas adalah yang menguasai Al-Quran dan As-Sunnah.

Banyak bukti terjadi pada zaman Nabi Saw. mengenai orang yang pada awalnya enggan beriman kepada Allah dan tidak mau melaksanakan perintah-Nya, dengan perantaraan Al-Quran, mereka akhirnya sadar, beriman, siap mengabdi, dan berbakti kepada-Nya.

Misalnya Umar bin Khaththab. Ketika mendengar kabar bahwa Nabi Muhammad Saw. meninggal, Umar marah besar. Sambil menghunus pedang dia berseru, “Siapa yang mengatakan bahwa

Rasul telah meninggal, maka akan aku penggal kepalanya.” Mendengarhal itu, Abu Bakar datang menghampiri Umar sambil membacakan ayat,

“Wa maa muhammdun illa rasuul …” yang artinya, “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.

Apakah Jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)?”(Q.S.Ali Imran [3]: 144). Saat itu pula Umar sadar lalu berkata, “Seolah-olah akubelum pernah mendengar ayat ini.”

Suatu hari, Ali Zainal Abidin, cucu Ali bin Abi Thalib, menyuruh pembantunya untuk mebawakan air wudhu. Tanpa disengaja, dia

menumpahkan air ke kaki Ali serta melukainya. Ali pun marah dan hendak menghukumnya. Dengan tenang, pembantu Ali membacakan ayat tentang ciri orang yang bertakwa ialah wal kaazhimiina ghaizha. Saat itu juga Ali

Zainal Abidin sadar dan menjawab, “Ya, saya tahan amarah saya.” Laludibacakan lagi lanjutan ayat tersebut, “Wal ‘aafiin ‘aninnas.” Ali menjawab,“Ya, saya maafkan kamu.” Kemudian ia melanjutkan lagi, “Wallaahu yuhibbul muhsinin.” Lalu Ali Zainal Abidin berkata, “Pergilah kamu. Sekarang kamumenjadi manusia yang bebas.”

Dzikir dengan Al-Quran (membaca dan mentadabburinya) dapat digolongkan ke dalam dzikir yang sangat berkualitas.

Bagaimana tidak, Al Quran merupakan firman yang kalau dibaca akan menimbulkan perasaan bahagia, bahkan menimbulkan rasa cinta. Terlebih, kalau seluruh isinya diaplikasikan dalam kehidupan. Bila ia dibaca dengan saksama atau bahkan diamalkan dengan segenap kemampuan, akan meningkatkan rasa mahabbah kepada Allah Swt. Wallahu’alam. [ ]

 

5

Red: admin

Editor: iman

902