PERCIKANIMAN.ID – – Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia terbaik pilihan Allah SWT. Tentunya, hal tersebut yang membedakannya dengan yang lain. Selain karena mendapatkan amanah berdakwah, ada sifat wajib bagi rasul yang tentunya dimiliki.
Sifat-sifat wajib bagi rasul tersebut yang menjaga seluruhnya dari dosa. Sebab, Allah SWT yang langsung menjaga kemaksuman para rasul baik secara fisik maupun non-fisik. Sebab, tugas seorang nabi dan rasul adalah untuk mengantarkan umat dari zaman jahiliyah menuju zaman penuh penerangan.
Bahkan, keteladanan rasul juga diterapkan dalam etika profesi akuntansi. Menurut studi yang dilakukan E-Jurnal Akuntansi berujudul Keteladanan Sifat Rasullah Muhammad SAW dalam Etika Profesi Akuntan Publik, sifat wajib bagi rasul yaitu shidiq, amanah, tabligh, fathonah tertuang dalam kode etik akuntan publik yang disusun oleh IAPI, AICPA, AAOIFI.
Sifat Wajib Bagi Rasul
Beberapa sifat wajib bagi rasul ini merupakan keharusan. Sebab, hal ini terjadi karena sudah menjadi kehendak dari Allah SWT, dan tujuannya tidak lain adalah agar nabi dan rasul bisa menjadi panutan untuk seluruh umat muslim.
- As-Shidiq
Sifat wajib bagi rasul yang pertama adalah As-Shidiq, yang artinya selalu benar dan jujur. Sifat ini pasti dimiliki oleh rasul, sebab tidak ada seorang pun rasul yang berbohong kepada orang lain. Salah satunya saat sifat ini begitu melekat pada Nabi Muhammad SAW.
Kejujuran beliau tidak terkenal hanya di kalangan para sahabat, tapi juga para musuh pun mengakui hal tersebut. Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali RA , bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW: “Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa.”
Selain itu, kejujuran juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS kepada bapaknya. Apa yang disembah oleh bapaknya adalah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat dan malah mendatangkan mudarat. Maka Nabi Ibrahim berusaha mengajak bapaknya untuk meninggalkan hal tersebut.
Peristiwa tersebut diabadikan di dalam Alquran: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (Alquran), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.” (QS Maryam: 41).
- Al-Amanah
Al-Amanah merupakan sifat wajib bagi rasul lainnya. Memiliki arti dapat dipercaya, sifat ini begitu melekat pada para rasul. Setiap perkataan maupun perbuatan yang ditunjukkan oleh rasul sudah pasti dapat dipercayai.
Rasulullah tidak mungkin ingkar terhadap perbuatan atau ucapannya, karena tidak ada satupun perbuatannya yang terlepas dari maksud Allah SWT. Contohnya saat kaum Nabi Nuh AS mendustakan apa yang sudah dibawa dari Allah SWT.
Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya atau amanah. “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (QS Asy-Syu’ara: 106- 107).
- At-Tabligh
At-Tabligh artinya adalah menyampaikan. Tidak pernah sekalipun Rasulullah menyimpan wahyu dari Allah untuk dirinya atau hanya untuk keluarganya sendiri. Setiap wahyu yang disampaikan kepadanya akan disampaikan kembali kepada umat manusia.
Sebab menyampaikan wahyu dari Allah kepada umat manusia merupakan tugas seorang rasul. Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib ditanya mengenai wahyu yang tidak ada di dalam Al Quran. Ali menegaskan: “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Alquran.”
Hal tersebut juga dijelaskan dalam Alquran: “Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS Al-Maidah: 67).
- Al-Fathonah
Al-Fathonah berarti memiliki kecerdasan yang tinggi. Ini merupakan sifat wajib bagi rasul yang mutlak adanya. Sebab, kecerdasan tersebut dibutuhkan karena berkaitan dengan misi suci yang telah diamanahkan oleh Allah SWT.
Selain itu, karena ujian dan tugas yang diberikan kepada rasul sangat berat, tentunya hal ini memerlukan kecerdasan untuk menyelesaikan masalah secara cepat. Rasul juga berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, panglima perang, pebisnis, politisi, dan sebagainya semasa hidupnya.
Nabi dan rasul diberi kecerdasan oleh Allah SWT agar mampu merangkul hingga memerangi kaum yang menolak keberadaan Allah SWT dan tidak berada di jalan-Nya, dan mengajaknya untuk berada di jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT.
Sifat Mustahil bagi Rasul
Setelah mengetahui sifat wajib bagi rasul, perlu diketahui juga sifat mustahil bagi para manusia pilihan tersebut. Sifat-sifat ini mustahil ada pada diri para rasul, karena semua terjaga dari dosa atau maksum, dan tentunya itu semua atas kehendak dari Allah SWT.
- Al-Kizzib
Sifat Al-Kizzib merupakan kebalikan dari sifat As-Sidiq. Al-Kizzib artinya dusta atau suka bohong. Tentu ini merupakan sifat mustahil bagi rasul, sebab lisan dan hati para nabi dan rasuk terjaga dari sifat-sifat buruk seperti ini.
Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Alquran: “Kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru, dan tidak pula yang diucapkan itu (Alquran) kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.” (QS An-Najm: 1-4).
- Al-Khianat
Al-Khianat merupakan sifat mustahil bagi rasul yang berarti berkhianat. Sifat ini sangat tidak mungkin dimiliki oleh seorang rasul, karena mereka tidak akan berkhianat pada umatnya. Setiap hal yang diamanatkan oleh Allah SWT kepada rasul pasti akan disampaikan kepada umatnya.
Terkait hal ini juga dijelaskan oleh Allah SWT dalam Alquran: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS Al-An’am: 106).
- Al-Kitman
Al-Kitman memiliki arti menyembunyikan, yang tentunya merupakan sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang rasul. Sebab, tugas utama yang diemban seorang rasul adalah menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya.
Tentunya tanpa sifat ini, seorang rasul tidak bisa disebut sebagai rasul. Apalagi yang disembunyikan adalah wahyu dari Allah SWT, maka para nabi yang rasul akan terhindar dari sifat ini karena betul-betul dilindungi oleh Allah SWT.
Hal tersebut telah disebutkan di dalam Alquran: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.
Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (QS Al-An’am: 50).
- Al-Baladah
Al-Baladah merupakan kebalikan dari sifat Al-Fatanah yang berarti bodoh. Sifat ini tidak mungkin dimiliki seorang rasul, sebab setiap rasul yang dipilih langsung oleh Allah SWT tidak mungkin bodoh dan tidak bisa berfikir dengan baik.
Walaupun Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang tidak bisa membaca dan menulis pada saat itu, tapi ia sangat pandai dalam hal lain seperti menyampaikan wahyu dan berdakwah. Nabi Muhammad juga sangat adil dan bijaksana yang bisa membantu tugasnya dalam menyampaikan wahyu. [ ]
Sumber: orami.co.id
5
Red: admin
Editor: iman
807