Mengenal Istilah Tarhib Ramadhan, Ini Yang Perlu Kita Pahami

0
739

 

Oleh: Mohammad Ramli*

PERCIKANIMAN.ID – – Kita sering mendengar kata tarhib pada setiap menjelang datangnya bulan Ramadhan. Semarak datangnya Ramadhan dihiasi dengan sambutan yang cukup meriah, hampir disetiap daerah secara merata mengadakan tabligh akbar dengan tema yang sama tarhib Ramadhan.

Sebagai seorang muslim, mari kita mengenal lebih jauh apa makna dari tarhib yang selalu kita lakukan setiap menjelang Ramadhan. Agar setiap amaliyah yang kita lakukan, selain bermodalkan semangat tentunya juga harus mengetahui ilmunya.

Allah berfirman;

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS: Al Isra [17]:36)

 

Makna etimologis dan terminologis

Secara etimologis (bahasa), kata tarhib berasal dari fi’il “ra-hi-ba, yarhabu, rahbun”yang berarti luas, lapang dan lebar. Dan selanjutnya menjadi fi’il “rahhaba, yurahhibu, tarhiban” yang mengandung arti menyambut, menerima dengan penuh kelapangan, kelebaran dan keterbukaan hati. (Kamus al-Munawwir).

Menurut Kamus Al-Munjid (Kamus Besar Bahasa Arab),marhaban berasal dari akar kata rahib (ra-ha-ba) yang artinya menyambut. Masdarnya adalah tarhibyang mengandung makna penyambutan.

Kebiasaan orang Arab ketika menyambut tamunya, ungkapan yang biasa mereka sampaikan (ucapkan) adalah: marhaban, maksudnya kedatanganmu aku terima dengan penuh keterbukaan, seisi rumah kami menyambutmu dengan dengan segala kelapangan.

Sebagai catatan, dalam bahasa Arab, kata “tarhib” bisa punya dua makna. Pertama, kata tarhib (pake huruf ha besar), berasal dari rahhaba-yurahhibu atau arhaba-yurhibu, artinya ancaman.  Derivasinya ada kata irhab (teror), irhabiy (teroris).

Kedua, kata “tarhib” (pake huruf ha tipis), dari kata ini lahir kata marhaban (menyambut gembira, senang, dll).

Nah, yang dimaksud “Tarhib Ramadhan”, berarti yang dimaksud adalah menyambut gembira Ramadhan (yang pake ha tipis).

Secara terminologis (istilah), kata tarhib Ramadhan berarti menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan segala kesiapan, keluasan, kepalapangan, keterbukaan dan kelebaran yang dimiliki, baik materil maupun spritual, jiwa dan raga serta segala apa yang ada dalam diri kita.

Jadi ketika kita mengatakan: “aku men-tarhib Ramadhan”, itu bermakna kedatangan bulan Ramadhan akan aku sambut secara total, maksimal dan optimal. Antara istilah Tarhib dan Marhaban, secara teori dan makna sama-sama bisa digunakan karena mengandung arti yang sama yaitu menyambut dengan senang hati, gembira, lapang dan secara terbuka lebar.

Ibnu Mandzur (630-711 H), seorang ahli Bahasa Arab pernah menjelaskan bahwa Ramadhan berasal dari kata al Ramadh, yang artinya panas batu akibat sengatan sinar matahari. Ada juga yang mengatakan, Ramadhan diambil dari akar kara ramida, keringnya mulut orang yang berpuasa akibat haus dan dahaga. Dengan pengertian di atas, Ramadhan sebagai simbol sengatan sinar matahari yang bisa mempengaruhi dan memanaskan batu.

Sementara batu sering disimbulkan dalam Al-Quran untuk orang yang memiliki hati yang keras. Namun Ramadhan mampu membuat panas dan hati yang sekeras batu bisa terpengaruh. (Misteri Bulan Ramadhan, Yusuf Burhanuddin, QultumMedia)

Gebyar dalam menyambut Ramadhan merupakan bagian dari syi’ar Islam. Warna warni menghiasi segala penjuru nusantara dengan kajian, ta’lim tabligh akbar dengan mengundang para ulama yang sengaja didatangkan dari luar daerah untuk memberikan pencerahan dan pembekalan dalam detik-detik memasuki Ramadhan.

Namun terntunya, kita juga selalu menasehati dan mengingatkan saudara-saudara kita semoga tidak terjerumus ke dalam perkara-perkara yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.

Beberapa hal bisa kita lakukan dalam mentarhib Ramadhan:

Pertama, menyambutnya dengan penuh rasa gembira, karena bulan Ramadhan sangat banyak faedah dan keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalamnya, pintu Syurga dibuka, pintu Neraka ditutup. Pahala dilipat gandakan, amalan sunnah menjadi wajib dan masih banyak lagi.

Kedua, mendatangi berbagai kajian puasa Ramadhan  guna meningkatkan pengetahuan tentang Ramadhan. Agar hari-hari yang dilewati semenjak hari pertama sampai terkahir tinggal pemantapan dan pelaksanaan saja.

Ketiga, melakukan persiapan fisik, mental dan spritual. Sejak awal sudah ada perencanaan yang matang mulai dari menyiapkan mushaf khusus untuk tadarrus dan, berazzam membaca tafsir al-Qur’an selama Ramadhan. Membeli buku-buku yang berkaitan dengan pengetahuan puasa jika tidak berkesempatan mengikuti kajian bisa baca sendiri di rumah.

Nah, sekrang akhirnya menjadi tahu apa itu tarhib. Marhaban yaa Ramadhan. [ ]

Sumber: hidayatullah.com

5

Red: admin

Editor: iman

970