PERCIKANIMAN.ID – – Bekerja adalah bagian dari ibadah. Bekerja diwajibkan demi terwujudnya keluarga yang sejahtera. Tanggung jawab seorang suami sebagai kepala keluarga adalah memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya.
Jika suami keluar rumah dengan tujuan untuk mencari nafkah, maka hal itu termasuk kategori jihad. Rasulullah Saw. pernah bersabda,
“…kalau ada seseorang keluar dari rumahnya untuk bekerja untuk membiaya anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha fisabilillah. Jika dia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun fisabilillah. Tetapi apabila dia bekerja untuk pamer atau untuk bermegah-megahan, maka itulah fisabilisyaithan (mengikuti jalan setan)” (H.R. Thabrani).
Ketika suami berangkat kerja, maka sudah sepatutnya seorang istri mengantarkan suaminya sampai depan rumah dan tidak lupa mendoakan suami agar dimudahkan rezekinya oleh Allah Swt. Karena, kepergian suami merupakan jihad demi kesejahteraan keluarganya. Dan, nafkah yang diberikan suami kepada keluarganya merupakan sedekah. Rasulullah Saw. bersabda,
“Apabila seseorang memberi nafkah untuk keluarganya dengan niat mengharap pahala, maka baginya sedekah” (H.R. Bukhari).
Untuk itu, setiap kali suami pulang kerja, seorang istri hendaknya menyambut dengan senyuman untuk membahagiakan suami. Fakta membuktikan bahwa ketika suami pulang kerja, kemudian di depan rumah disambut dengan senyuman istri, maka hatinya menjadi tenang meski sebelumnya kalut memikirkan pekerjaan atau masalah yang ada di kantor.
Ini (menyambut kedatangan suami dengan senyum) merupakan akhlak mulia yang sering dipraktikkan oleh para istri Rasulullah Saw. dan para shahabiyah (sahabat perempuan) ketika menyambut para suaminya pulang dari bepergian.
Pemaparan tersebut memberikan gambaran kepada kita tentang indahnya rumah tangga muslim. Seorang istri harus menjaga perilakunya kepada sang suami sebagai pemimpin rumah tangga. Tidak pantas dia ‘menyuguhi’ suami dengan ucapan yang kasar, sikap membangkang, membantah, apalagi mengumpat. Rasulullah Saw. pernah bersabda,
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita (istri) shalihah” (HR. Muslim no 1467)
Salah satu ciri istri shalihah adalah ia taat pada suaminya dan menutup aurat saat keluar rumah atau dihadapan laki-laki bukan muhrimnya. Istri atau wanita wajib ditutupi ketika berhadapan dengan laki laki yang bukan mahram. Begitulah perhatian agama ini dalam menjaga kesucian wanita.
Keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk godaan yang dapat menimbulkan minat untuk melakukan kejahatan kepada mereka. Wanita diperintahkan untuk menutupi auratnya dengan kain jilbab agar kehormatannya terjaga dan keberadaannya tidak akan digangu. [ ]
Sumber: dikutip dari buku “ Membingkai Surga Dalam Rumah Tangga “ karya Dr. Aam Amiruddin, M.Si & Ayat Priyatna
5
Red: admin
Editor: iman
970