Doa Setelah Shalat Istikharah, Ini Yang Diajarkan Rasulullah

0
1108

PERCIKANIMAN.ID – – Di antara sebab-sebab dilaksanakannya shalat Istikharah adalah sebagaimana tercantum dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Jabir bin Abdillah, ”Rasulullah Saw. mengajari kami tentang Istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajar Al-Qur’an kepada kami. Beliau bersabda,

Apabila kalian merasa bimbang dalam suatu urusan, shalatlah dua rakaat selain shalat fardhu ….’” (H.R. Bukhari)

Lalu doa seperti apa yang harus kita panjatkan ketika selesai Shalat Istikharah? Jabir r.a. berkata, “Rasulullah Saw. pernah mengajarkan Istikharah kepada kami dalam (segala) urusan, sebagaimana beliau mengajari kami satu surah dalam Al-Qur’an (yang diperlukan dalam setiap shalat). Beliau bersabda, “Jika salah satu dari kalian sedang bingung dalam menentukan pilihan, kerjakanlah shalat sunah dua rakaat kemudian lanjutkan dengan membaca doa berikut ini.

Allaahumma innii astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka bi qudratika, wa asaluka min fadhlikal ‘adziim, fa innaka taqdiru walaa aqdiru, wa ta‘lamu walaa ‘a‘lamu, wa anta ‘allaamul-ghuyuub. Allaahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amra khairunlii fii diinii wa ma‘aasyii, wa ‘aaqibati amrii faqdurhulii wa yassirhulii, tsumma baariklii fiihi, wa in kunta ta‘lamu anna haadzaal amra syarrunlii fii diinii wa ma‘aasyii wa ‘aaqibati amrii fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu, waqdurliyal khaira haitsu kaana, tsumma ardhinii bihi.

Ya Allah, aku memohonkan pilihan menurut pengetahuan-Mu dan memohonkan penetapan-Mu dengan kekuasaan-Mu, juga aku memohonkan karunia-Mu yang besar karena sesungguhnya Engkau-lah yang berkuasa dan aku tidak mengetahui apa-apa. Engkau Maha Mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini (disebutkan apa urusan itu) lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta (lebih baik pula) akibatnya (di dunia dan akhirat), maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini. Dan sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta (lebih buruk pula) akibatnya (di dunia dan akhirat), maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini (disebutkan apa urusan itu). Dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridho menerimanya.” (H.R. Bukhari)

Doa tersebut bisa dibaca setelah shalat, bukan di dalam shalat, sehingga jika belum hafal, kita bisa melihat teks doa ini. Jika merasa hati belum mantap, shalat Istikharah bisa dilakukan berulang-ulang. Jika dipenggal, ada banyak hikmah yang terkandung dalam bacaan Istikharah ini, yaitu

Allaahumma innii astakhiiruka bi‘ilmika

Ya Allah, aku memohonkan pilihan menurut pengetahuan-Mu dan memohonkan penetapan-Mu dengan kekuasaan-Mu …”

Memohon kebaikan, hidayah, dan petunjuk kepada Allah agar semua hal dapat berjalan sesuai dengan keridhoan-Nya. Tidak ada kemenangan dan kebaikan sejati kecuali kebaikan yang diridhoi Allah Swt.

wa astaqdiruka bi qudratika, wa asaluka min fadhlikal-‘adziim, fa innaka taqdiru walaa aqdiru, wata‘lamu walaa a‘lamu, wa anta ‘allaamul-ghuyuub

 

“… juga aku memohonkan karunia-Mu yang besar karena sesungguhnya Engkau-lah yang berkuasa dan aku tidak mengetahui apa-apa. Engkau Maha Mengetahui segala yang gaib …”

 

Memohon dari Allah segala kekuatan, perlindungan, dan kebaikan atas segala sesuatu yang telah lalu, dan mencegah dari jalan keburukan. Karena Allah penetap suatu ketentuan dan Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu.

allaahumma in kunta ta‘lamu anna haadzal amra khairunlii fii diinii wa ma‘aasyii, wa ‘aaqibati amrii faqdurhulii wa yassirhulii, tsumma baariklii fiihi

 

Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta (lebih baik pula) akibatnya (di dunia dan akhirat), maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.”

 

Doa atas urusan yang diminta dapat membawa kebaikan bagi agama dan kehidupan. Kehidupan yang dimaksud meliputi kebaikan diri dan keluarga, keselamatan dan kebahagiaan.

 

Wa in kunta ta‘lamu anna haadzaal amra syarrunlii fii diinii wa ma‘aasyii wa ‘aaqibati amrii fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu

 

Sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta (lebih buruk pula) akibatnya (di dunia dan akhirat), maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini.”

 

Asy-Syaukani berkata, doa bertujuan untuk meminta kesempurnaan kebaikan dengan bentuk dihindarkan dari sesuatu yang tidak ada kebaikan di dalamnya. Jadi, Istikharah bukan hanya meminta dipilihkan satu di antara dua pilihan, tetapi dihindarkan dari keduanya ketika keduanya tidak memiliki manfaat kebaikan, dan itu pun suatu pilihan terbaik yang Allah berikan.

Waqdurliyal khaira haitsu kaana, tsumma ardhinii bihi.

 

“Takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridho menerimanya.”

 

Keridhoan merupakan buah dari kesabaran. Yaitu, bersabar atas segala ketentuan Allah Swt. Syaikh Utsaimin membagi sabar menjadi tiga, yaitu (1) Sabar dalam ketaatan kepada Allah Swt.; (2) Bersabar terhadap kemaksiatan. (3) Bersabar dan beriman kepada takdir Allah.

 

Atas dasar keimanan yang tulus, setiap keputusan yang diambil dan dihasilkan melalui proses Istikharah akan melahirkan rasa ridho dan rela. Oleh karenanya, apa pun akibatnya akan bisa kita terima.

 

Hal tersebut tentu atas dorongan keyakinan bahwa itulah pilihan yang diberikan Allah. Meskipun kadang dalam pandangan kasatmata atau lahiriah pilihan tersebut sepertinya merugikan kita dan masa depan kita. Akan tetapi, tidak ada satu pun yang mengetahui secara pasti akibat baik dan buruknya, kecuali semua itu menjadi rahasia Allah bagi manusia yang amat lemah dan sangat terbatas. Manusia sering salah dalam menilai sesuatu, khususnya yang bersifat abstrak. Allah Swt. berfirman,

(216). وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ…….

“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Bisa juga kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 216)

 

AllahSwt  akan selalu memilihkan keputusan terbaik bagi hamba-Nya. Belum tentu hal yang kita anggap baik adalah baik di mata Allah. Begitu pun sebaliknya, belum tentu hal yang kita anggap jelek adalah buruk di mata Allah. Ibnu Umar r.a. berkata,

 

Seseorang benar-benar beristikharah kepada Allah Ta’ala, lalu Allah menjadikan baik pilihannya itu, kemudian dia kesal kepada Rabb-nya. Namun, tidak berapa lama kemudian dia melihat bahwa kesudahan yang baik telah dipilihkan untuknya (oleh Allah).” Wallahu a’lam bishshawab. [ ]

 

Sumber: dikutip dari buku “ MELANGKAH KE SURGA DENGAN SHALAT SUNAT “ karya Dr. Aam Amiruddin, Msi

buku shalat wudhu

5

Red: admin

Editor: iman

902

Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected]  atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .