Tata Cara Pelaksanaan Tahajud, Begini Yang Dicontohkan Rasul

0
745

PERCIKANIMAN.ID – – Setiap ibadah yang kita lakukan khususnya Shalat, tentunya harus mengikuti tata cara ibadah yang dicontohkan Rasulullah Saw. di antara tata cara shalat Tahajud tersebut adalah sebagai berikut.

 

  1. Saat Bangun, Segera Bersuci Dan Berdoa

Doa yang dimaksud adalah,

[Laa ilaaha illa anta subhaanaka astaghfiruka lidzanbii wa as’aluka rahmataka. Allahumma zidnii ‘ilman walaa tuzigh qalbii ba’da idz hadaitanii wahablii min ladunka rahmatan innaka antal wahhab. Alhamdulillaahil ladzi ahyaanaa ba‘da maa amaatanaa wa ilaihi nusyuur]

 

“Tiada Tuhan melainkan Engkau, Mahasuci Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dari dosaku dan aku memohon pula rahmat-Mu. Ya Allah, tambahlah pengetahuanku dan jangan Engkau belokkan hatiku setelah Engkau berikan hidayah kepadaku. Berikanlah rahmat kepadaku dari sisi-Mu karena Engkau adalah Maha Pemberi. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkanku kembali sesudah mematikanku dan kepada-Nya pula tempat kembali” (H.R. Bukhari)

 

Selanjutnya, membaca surat Āli ‘Imrān ayat 190 – 200

 

(190). إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

(191). الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(192). رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

(193). رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا ۚ رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

(194). رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ ۖ بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ ۖ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ

(196). لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ

(197). مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ

(198). لَٰكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نُزُلًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ لِلْأَبْرَارِ

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۗ أُولَٰئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

(200). يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

“Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang berakal, yaitu orang-orang yang meng-ingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit serta bumi sambil berkata, ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka telah Engkau hinakan mereka dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kami pada iman, yaitu “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu.” Maka, kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sesungguhnya, Engkau tidak pernah mengingkari janji.Maka, Tuhan mereka memperkenankan permohonannya dengan berfirman, Sesungguhnya, Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, karena sebagian kamu adalah keturunan dari sebagian yang lain. Maka, orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang, dan yang terbunuh, pasti akan Aku hapuskan kesalahan mereka dan akan Aku masukkan mereka ke surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala dari Allah. Di sisi Allah ada pahala yang baik.Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh kegiatan orang-orang kafir yang bergerak di seluruh negeri. Kegiatan itu hanya kesenangan sementara dan tempat kembali mereka adalah Neraka Jahanam. Jahanam itu adalah tempat tinggal yang paling buruk. Namun, orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya akan mendapat surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya sebagai karunia dari Allah. Apa yang berada di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti. Sesungguhnya, di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepadamu, dan yang diturunkan kepada mereka. Karena mereka berendah hati kepada Allah dan tidak memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah, mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya, Allah sangat cepat perhitungan-Nya. Hai, orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu. Tetaplah waspada dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” ( QS. Ali Imran: 190 – 200)

Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa,

[Allahumma lakal hamdu anta qayyimu samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna, wa lakal hamdu, antal haqqu, wa wa‘dukal haqqu, wa liqaa’uka haqqun, wa qauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wan nabiyyuuna haqqun, wa muhammadun haqqun, was saa‘atu haqqun. Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakkaltu, wa’ilaika anabtu, wabika khaashamtu, wa ilaika haakamtu. Faghfirlii maa qaddamtu wa maa akhartu wa maa asrartu wa maa a‘lantu. Antal muqaddimu wa antal mu’akhiru laa ilaaha illa anta, laa haula wa laa quwwata illaa billaah]

Ya Allah, milik-Mu segala puji, Engkaulah yang mendirikan langit dan bumi beserta segala isinya, dan bagi-Mu segala puji, Engkaulah pemberi cahaya langit dan bumi beserta segala isinya, dan milik-Mu segala puji, kepunyaan-Mu kerajaan langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah yang haq, janji-Mu pasti, pertemuan dengan-Mu juga pasti, ucapan-Mu benar, surga itu pasti, neraka itu juga pasti ada. Para Nabi itu benar, dan Muhammad pun benar (sebagai utusan-Nya) dan kiamat itu juga pasti. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri, dan kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu, dan kepada-Mu aku meminta keputusan. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang terakhir, yang aku sembunyikan serta dosa-dosa yang terang-terangan, Engkaulah yang mendahulukan, dan Engkaulah yang mengakhirkan. Tiada Tuhan kecuali Engkau. Dan tidak ada kekuatan kecuali dengan kekuatan-Mu.” (HR.Bukhari)

 

Namu doa-doa tersebut tidak mengikat, artinya bisa dibaca apabila kita memiliki waktu yang leluasa. Namun, kalau waktunya sempit, langsung saja laksanakan shalat Tahajud tanpa diawali dengan doa-doa tersebut.

 

  1. Sebaiknya Membuka Dengan Dua Rakaat Yang Ringan

 

Aisyah r.a. berkata, “Apabila Rasulullah Saw. bangun malam untuk shalat, beliau memulainya dengan dua rakaat yang ringan.” (H.R. Muslim).

 

Maksudnya, setelah membaca doa-doa tersebut, kita tidak langsung shalat 11 rakaat, tetapi diawali dahulu dengan shalat dua rakaat yang ringan. Dikatakan rakaat yang ringan karena bacaannya pendek-pendek; rakaat pertama membaca surat Al-Kaafiruun dan rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlāś.

 

Namun, kalau surat-surat tersebut tidak hafal, kita dibolehkan membaca surat apa saja yang hafal. Shalat ini dilakukan kalau waktunya leluasa, tetapi kalau waktunya sempit, langsung saja melaksanakan shalat Tahajud.

 

  1. Lakukan Tahajud Dengan Konsisten

 

Ibadah yang baik adalah yang konsisten atau iqtiqomah meski sedikit atau tidak besar. Dalam haditsnya Rasulullah Saw. bersabda,

 

Kerjakanlah semua amal itu sekadar kekuatanmu. Demi Allah, Allah itu tidak akan jemu memberikan pahala sampai engkau sekalian jemu beramal’” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Namun tentu saja jika mampu dilaksanakan dengan kuantitas dan kualitas yang besar dan banyak maka itu akan lebih baik dengan konsisten. [ ]

*Sumber: dikutip dari buku “ MELANGKAH KE SURGA DENGAN SHALAT SUNAT “ karya Dr. Aam Amiruddin, M.Si

5

Red: admin

Editor: iman

903

Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 08112202496 atau alamat email: [email protected]  atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/