Tips Mendidik Anak, 3 Faktor Dari Lingkungan Yang Kondusif

0
1118

 
 
PERCIKANIMAN.ID – – Setelah keluarga dan sekolah, lingkungan sekitar akan mempengaruhi pembentukan karakter dan kepribadian anak. Untuk itu hendak para orangtua mampu memilih lingkungan yang kondusif dan baik sehingga dapat membantu dalam pembentukan karakter anak.
 
Dalam hal ini setidaknya ada tiga factor lingkungan yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak. Para orangtua dapat memperhatikan hal ini sebagai acuan dalam pendidikan dan pengasuhan buah hatinya. Faktor-faktor itu antara laian:
 

  1. Keteladanan dari lingkungan terdekat

Setiap anak akan belajar dari lingkungannya, dan dari cara inilah perilakunya terbentuk. Dalam hal ini keluargalah yang menjadi lingkungan terdekatnya, yang akan lebih banyak pula memberikan pengaruh pada pembentukan perilaku moralnya.
 
Orang-orang di sekitarnya akan menjadi model dan contoh dalam bersikap dan berperilaku. Jika kita menginginkan perilaku yang baik, terutama perilaku anak-anak yang gemar beribadah, sudah selayaknya lingkungan mendahului menjadi model, bukan hanya menasihati atau menyuruh mereka tanpa melibatkan orang-orang di sekitarnya.
 
Mulailah dari diri kita sebelum memerintahkannnya pada anak-anak. Buat suasana yang menyenangkan sehingga menimbulkan daya tarik bagi anak untuk mengikutinya. Mulailah sejak anak masih berusia dini untuk memberikan contoh dan kesan positif atau menyenangkan tentang pelaksanaan ibadah.
 

  1. Kepercayaan dan apresiasi

 
Pemberian kepercayaan dan apresiasi dalam upaya pembentukan perilaku moral bukanlah hal yang sepele. Berikan kepercayaan pada anak-anak saat menjalankan ibadah itu, cobalah mempercayai jawaban anak ketika kita mengecek pelaksanaan shalatnya. Tentunya, dengan prosedur yang sudah disepakati dengan anak.
 
Pada umumnya, sebagian besar dari kita tidak langsung mempercayai jika anak mengatakan “sudah”. Untuk meyakinkan, sesekali orangtua boleh mengecek kebenarannya, tanpa sepengetahuan anak sehingga ia tidak merasa dicurigai. Tidak ada seorang pun yang suka dicurigai, termasuk anak-anak.
 
 
Selain itu, sikap mencurigai bisa dianggap merendahkan dirinya. Ketidakpercayaan orangtua tanpa disadari bisa mematikan motivasi anak dalam beribadah. Orangtua hanya perlu menegaskan, seperti dengan mengucapkan “Ibu percaya padamu, dan Ibu yakin kamu tidak akan menyalahgunakan kepercayaan yang Ibu berikan dan membuat Ibu kecewa. Terima kasih ya, Nak”.
 
 
Apresiasi berupa pujian merupakan kekuatan dahsyat yang mampu memotivasi setiap orang untuk mempertahankan sebuah perilaku. Hal ini juga berlaku pada anak-anak kita. Lihatlah apa yang sudah anak-anak lakukan, kemudian beri apresiasi. Jangan hanya terfokus pada apa yang belum mereka lakukan.
 
 

  1. Pemantauan

 
Dalam penerapan sebuah aturan, tentu harus diikuti dengan pemantauan sebagai bagian dari proses evaluasi pelaksanaannya. Buatlah pemantauan peraturan yang terstruktur dengan menetapkan batasan waktu tertentu untuk mengevaluasinya. Buat kesepakatan bagaimana prosesnya jika ternyata harus dilakukan intervensi dalam pelaksanaannya, baik berupa teguran, peringatan, ataupun koreksi.
 
 
Jika anak dipandang sudah memiliki kontrol internal, secara bertahap kurangi frekuensi pemantauannya, tanpa menghilangkannya sama sekali. Ajak anak untuk bersama-sama mengevaluasi sehingga ia tidak merasa dihakimi, dan proses internaliasasi pun akan berjalan lebih cepat. [ ]
 
 
Disarikan dari buku “ Golden Parenting “ karya Dr.Aam Amiruddin, M.Si
 
 
5
Red: admin
Editor: iman
Ilustrasi foto: norman
827
 

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online

Twitter: percikan_iman