Jenazah Yang Terkena Aids, Apakah Berdosa Jika Tidak Ikut Memandikannya ?

0
998

 
 
Assalamu’alaykum. Pak Aam, ada salah teman saya yang terkena penyakit AIDS. Apakah penyakit AIDS itu merupakan suatu azab? Bagaimana kalau dia terlihat baik? Kalau dia meninggal apakah kita juga harus memandikannya? Mohon penjelasannya ( G via fb )
 
 
 
 
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah.  Sebagaimana diketahui  AIDS adalah kependekan dari Aquired Immuno Diffeciency Syndrome. Menurut penjelasan medis penyakit tersebut berasal dari virus HIV (Human Imuno Diffenciency Virus) atau virus penyebab menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia.
 
 
 
Virus HIV menginfeksi suatu kelompok dari sel darah putih yang disebut helper T-Cells atau sel T pembantu. Sel T pembantu mempunyai pengaturan yang sangat penting dalam system kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini adalah penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular kepada orang yang sehat, bahkan bisa menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia.
 
 
 
Sampai saat ini, belum ada seorang dokter atau pun lembaga kesehatan internasional –WHO sekali pun- yang sudah menemukan obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Cara penularan virus HIV atau penyakit AIDS di antaranya melalui jalan hubungan seksual, jarum suntik, dan penularan pada janin sebelum kelahiran.
 
 
 
Apakah AIDS termasuk azab? Ini sangat tergantung pada siapa yang ditimpanya. Apabila menimpa ahli maksiat, itu bisa merupakan azab. Namun, apabila yang ditimpa penyakit tersebut adalah orang baik-baik atau orang shaleh, itu merupakan ujian.
 
 
 
Cara penularan AIDS yang bukan hanya melalui hubungan seks, memungkinkan penyakit tersebut tidak hanya menimpa orang-orang yang berbuat maksiat (berperilaku seks bebas), melainkan dapat pula menimpa orang baik-baik. Karena itulah, kalau ada seseorang yang terkena AIDS, kita jangan langsung berprasangka negatif terhadapnya.
 
 
 
Misalnya ada seorang istri yang baik dan shalihah namun karena suaminya terkena HIV AIDS bisa jadi sang istri tersebut menjadi tertular karena hubungan suami istri. Demikina juga anak yang tidak berdosa dan tidak tahu apa-apa bisa saja tertular AIDS karena orang tuanya. Atau orang baik yang tertular lewat jarum suntik atau transfuse darah. Bisa jadi itu semua adalah ujian bagi mereka.
 
 
Apa yang harus dilakukan oleh seseorang yang terkena AIDS?
Pertama, ia wajib berobat. Walau sampai saat ini belum ditemukan obat yang akurat untuk penyakit tersebut, namun kewajiban untuk berobat harus tetap dilaksanakan karena Islam memerintahkan untuk berupaya mengobati setiap penyakit. Membiarkan penyakit bersarang dalam tubuh, berarti membiarkan diri terjerumus pada kematian, dan Islam mengharamkan hal tersebut.
 
 
(29). وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا……….
“…Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya, Allah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. An-Nisā’: 29)
 
 
Maksudnya, apabila sakit, berobatlah secara optimal sesuai dengan kemampuan karena setiap penyakit sudah ditentukan obatnya. Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa seorang Arab Badui mendatangi Rasulullah Saw. seraya bertanya,
 
 
Apakah kita harus berobat?” Rasulullah menjawab, “Hai hamba Allah, berobatlah kamu, sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan juga (menurunkan) obatnya, kecuali untuk satu penyakit.” Para sahabat bertanya, “Apa itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Penyakit tua.” (HR. Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad )
 
 
Kedua, berupaya agar penyakit tersebut tidak menular pada orang lain. Sayyid Sabiq di dalam kitab Fiqhus Sunah mengatakan bahwa barangsiapa yang diuji Allah Swt. dengan penyakit menular, sebaiknya ia menahan diri untuk tidak tinggal dengan orang yang sehat dan tidak pula menemani orang yang sehat karena Muhammad Saw. telah bersabda, “Tidak boleh masuk orang yang berpenyakit (menular) kepada orang yang sehat.”
 
 
Dalam hadis lain diriwayatkan, ketika datang seorang yang berpenyakit patek (nama salah satu penyakit menular saat itu) untuk berbaiat kepada Rasulullah Saw., Rasulullah kemudian mengutus seorang untuk membaiatnya dan nabi tidak mengizinkan orang itu memasuki Madinah.
 
 
Bagaimana sikap kita terhadap orang yang terkena AIDS? Seperti dikemukakan di atas, penyakit AIDS tidak hanya menyerang ahli maksiat, tapi juga bisa menyerang orang baik-baik. Karena itulah, apabila ada seseorang yang terkena AIDS, kita wajib memberikan motivasi kepadanya untuk berobat dan bersabar.
 
 
Andai teman kita ada yang terkena AIDS (Na’udzubillah!), kita tidak perlu mengucilkannya. Kita masih dapat bergaul dengan mereka dalam batas-batas tertentu. Berkonsultasilahdengan ahli kesehatan tentang hal apa yang tidak dilakukan saat kita bergaul dengan mereka.
 
 
Orang yang terkena AIDS sudah pasti menderita, alangkah pedihnya kalau penderitaan mereka ditambah lagi dengan pengucilan oleh keluarga atau masyarakat. Apabila penderita AIDS meninggal, bagaimana cara memandikannya? Cara memandikannya sama saja dengan memandikan jenazah yang tidak terkena AIDS.
 
 
 
Namun, karena AIDS tersebut tergolong penyakit menular dan sangat berbahaya, alangkah baiknya kalau sebelum memandikannya kita berkonsultasi terlebih dahulu pada ahli kesehatan, apakah virus HIV dapat menular saat kita memandikannya atau tidak. Kalau jawabannya tidak, tentunya tidak ada masalah.
 
 
Namun, kalau jawabannya dapat menular, jenazah tersebut harus ditangani secara khusus oleh orang yang dianggap mampu menanganinya.Kalau sudah jelas dapat menular, namun kita tetap memaksa memandikannya, hal itu sama saja dengan menjerumuskan diri pada kebinasaan. Firman Allah Swt.,
 
…….وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ….
“…Jangan menjatuhkan dirimu dalam kebinasaan…” (Q.S. Al-Baqarah : 195)
 
Jadi, penyakit AIDS dapat merupakan azab kalau menimpa ahli maksiat, namun merupakan ujian bila menimpa orang baik-baik atau saleh. Orang yang terkena AIDS harus kita bantu dengan memotivasinya untuk berobat dan bersabar.
 
 
Apabila ia meninggal, jenazahnya ditangani sebagaimana kita menangani jenazah-jenazah lainnya, namun kalau menurut ahli kesehatan hal itu dapat menyebabkan penularan, kita harus menyerahkannya pada orang yang memang berkompeten menanganinya.
 

BACA JUGA: Hukum Shalat Jenazah Karena Bunuh Diri, Boleh atau Terlarang ?

 
Apakah berdosa kalau tidak ikut memandikannya, padahal Anda termasuk sahabat akrabnya? Tentu saja tidak kalau sudah ada orang lainnya yang melakukannya. Hukum mengurus jenazah itu fardu kifayah yakni kewajiban setiap mukmin namun jika sudah ada orang yang lain yang melakukannya maka kewajiban itu menjadi gugur. Sebaliknya jika tidak ada satu pun yang melakukannya maka seluruh ummat Islam yang ada disekitar bahkan lebih banyak lagi akan menjadi dosa.
 
 
Kalau sahabat baik Anda yang terkena AIDS tersebut meninggal dunia maka Anda tidak berdosa jika sudah ada orang lain yang memandikannya. Atau yang saya sebut diatas jika diperlukan oleh ahlinya atau tim medis karena alasan kesehatan atau keselamatan maka cukup tim medis saja yang melakukannya. Anda sebagai sahabat baiknya juga tetap menjaga aibnya dan tidak perlu menceritakannya kepada orang lain. Jadilah sahabat yang berakhlak mulia. Demikian jawabannya semoga bermanfaat. Wallah’alam bishshawab. [ ]
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: khazanahmuslim.com
760
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
 

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online

Twitter: percikan_iman