PERCIKANIMAN.ID – – Setiap muslim pasti mendambakan menjadi penghuni surga kelak di akhirat nanti. Demikian juga bagi seorang wanita atau istri. Sesungguhnya tidak sulit bagi seorang wanita atau istri untuk meraih surganya Allah Swt. Paling tidak ada amalan utama yang bisa membawa seorang wanita termasuk para istri untuk masuk surga.
Seperti yang telah disampaikan Rasulullah Saw yang menginformasikan tentang kriteria bagi seorang wanita atau istri sebagai calon penghuni surga. Dalam haditsnya Rasullah Saw bersabda,
” Apabila seorang wanita ( istri ) itu telah melakukan shalat lima waktu , puasa bulan Ramadhan , menjaga harga dirinya (kehormatannya) dan mentaati perintah suaminya , maka ia akan diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka ( sesuai pilihannya ) . “( HR. Ahmad , Ibnu Hibban dan Thabrani )
Hadits ini tentu menjadi kabar gembira juga sebagai peluang sekaligus memberi kesempatan emas bagi setiap wanita dan para istri yang beriman bahwa untuk memasuki surga yang penuh kenikmatan dengan pintu-pintu yang dipilihnya. Namun tentunya setidaknya ada empat syarat yang harus ia kerjakan .
Pertama : Melakukan shalat lima waktu .
Shalat merupakan pemisahan antara keimanan dan kekufuran yang haq dan yang bathil . Dalam Al Quran, Allah berfirman :
(103) إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا……..
” ………. Maka dirikankanlah shalat itu ( sebagaimana biasa ) sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang – orang yang beriman ” ( QS. An – Nisa: 103 )
Kemudian dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir r.a. katanya , Rasulullah s.a.w. bersabda,
“Perumpamaan shalat lima waktu adalah seperti seseorang yang mandi di sebuah sungai yang dalam yang mengalir di depan rumahnya sebanyak lima kali sehari . ” ( HR. Muslim )
Meski bagi wanita yang sudah baligh atau belum monopouse ada waktu dimana ia tidak shalat yakni saat haid dan nifas, namun bukan berarti ia tidak ada amalan lagi. Selama menjalani masa haid dan nifas para wanita atau istri bisa melakukan amalan atau ibadah yang lainnya.
Kedua : Puasa di bulan Ramadhan .
Puasa atau shaum Ramadhan adalah salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan kaum muslim termasuk bagi wanita. Dalam Al Quran dengan jelas Allah Swt mewajibakan puasa Ramadhan ini,
(183) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” ( QS. Al Baqarah: 183 )
Kemudian keutamaan puasa Ramadhan ini seperti seperti disampaikan Rasulullah Saw dalam sebuah hadistnya dari Abu Hurairah r.a. bersabda Rasulullah Saw,
“ Setiap amanalan anak Adam ( manusia ) itu digandakan satu kebaikan dengan sepuluh yang jenisnya hingga 700 kali lipat . Firman Allah s.w.t. ( maksudnya ) : ” Kecuali puasa yang dikerjakan untuk Ku , maka Aku – lah yang membalasnya . Dia menahan syahwatnya dan meninggalkan makan karena Aku ” Bagi orang yang puasa itu ada dua kegembiraan , yaitu gembira ketika berbuka ( atau berhari raya ) dan senang ketika menemui Tuhannya kelak . Dan , demi bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum dari bau kasturi . ” ( HR. Muslim )
Seperti halnya shalat, bagi wanita yang sudah baligh atau belum monopouse ada waktu dimana ia tidak puasa Ramadhan yakni saat haid dan nifas atau menyusui, namun bukan berarti ia tidak ada amalan lagi. Selama menjalani masa haid dan nifas para wanita atau istri bisa melakukan amalan atau ibadah yang lainnya di bulan Ramadhan.
Ketiga : Menjaga Kehormatannya .
Wanita solehah yang menjaga harga dirinya adalah wanita yang selalu menghiasi diri dengan akhlak Islam dan sifat – sifat terpuji yang dapat melindungi dirinya dari murka Allah swt Bila ia keluar rumah selalu menutup aurat dan menjaga perhiasan diri tidak bersolek pemborosan dan berwangi – wangian hingga menimbulkan fitnah , menjaga pergaulannya , menjaga lidah dan tidak mengumpat dan mengadu domba.
Dalam haditsnya Rasulullah bersabda : ” Sesungguhnya dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan dan sebaik – baik perhiasan adalah wanita yang shalihah . ” ( HR. Muslim )
Bagi wanita yang sudah bersuami atau sebagai istri maka baginya wajib juga menjaga kehormatan suami dan keluarganya. Ia akan menjaga dan melindungi suami serta keluarganya dari segala fitnah dan menutupi aib atau kekurangan suaminya.
Keempat : Mentaati perintah dan patuh pada suami .
Salah satu ciri atau tanda istri yang shalihah adalah ia akan taat dan patuh pada suaminya. Suami dalam keluarga adalah pemimpin maka sudah selayaknya ia mentaatinya. Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. bersabda,
” Sebaik – baik istri adalah yang dapat memberikan hati suaminya ketika engkau ( suami ) melihatnya dan ketika disuruh dia menurut perintahmu , dan dia bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu ketika engkau tidak di rumah . ” ( HR.Thabrani )
Tentu yang dimaksud taat dan patuh disini adalah perintah atau ajakan suami yang bermakna kebaikan atau kebajikan. Sedang kalau suami memerintahkan istri untuk berbuat maksiat atau kemungkaran maka istri wajib menolaknya. Istri wajib taat dan patuh pada suami selama perintah tersebut sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. [ ]
Disarikan dari buku ” Membingkai Surga Dalam Rumah Tangga ” karya Dr. Aam Amiruddin,M.Si
5
Red: admin
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
980