Tafsir Surat Al A’ala Ayat 7 – 9
Oleh: Dr.Aam Amiruddin,M.Si
PERCIKANIMAN.ID – – Secara umum posisi manusia di dunia ini hanya ada dua golongan yakni ada yang beriman namun juga ada yang kafir. Hidayah itu hanya pada Allah meski begitu peringatan itu diperlukan.
(7) إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ
kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.” (QS.Al-A’la: 7 )
Sayyid Quthhb dalam tafsir Adz-Dzilal Quran menyebutkan bahwa kalimat kecuali kalau Allah menghendaki menggambarkan tentang kekuasaan Allah yang Maha Mutlak dalam segala urusan, termasuk masalah penjaminan Al Quran.
Sesudah Allah menjelaskan kemahatahuan-Nya atas segala urusan, Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. Bayak ayat yang senanda dengan firman-Nya ini, di antaranya.
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dia pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata.” (Q.S. Al An’am: 59)
Kemudian dalam ayat yang lain Allah berfirman,
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَىٰ ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَىٰ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ۖ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidakkah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya. Dan tiada lima orang, melainkan Dialah keenamnya. Dan tiada pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Mujadalah: 7)
Inilah di antara ayat yang menggambarkan kemahatahuan Allah. Ada pertanyaan yang perlu dijawab, mengapa kemahamutlakan Allah swt. dibarengkan dengan kemahatahuan-Nya? Jawabannya, karena apa pun yang Allah putuskan, itu sudah dipastikan atas dasar kemahatahuan Allah swt.
Untuk itu, kita harus rela dan rido menerima keputusan Allah swt. sekalipun dirasakan pahit. Bisa jadi dibalik kepahitan itu ada kebaikan. Sebaliknya, bisa jadi dibalik kebaikan itu ada kepahitan.
Bertolak dari pemikiran di atas, apabila kita ditimpa sesuatu yang menyenangkan harus bersyukur dan kalau ditimpa sesuatu yang menyakitkan harus bersabar dan senantiasa berprasangkan baik kepada Allah. Inilah makna ayat kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
Pada ayat di atas Allah memberi kabar gembira pada Nabi saw. juga kepada kita bahwa apa pun yang dibacakan kepada Nabi saw. tidak akan pernah hilang. Selanjutnya Allah memberi kabar gembira yang kedua yaitu,
(8) وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ
“dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah” ( QS. Al-A’la: 8 )
Sesungguhnya tugas kenabian itu sangat berat. Namun pada ayat ini Allah menegaskan kehendak dan keputusan-Nya kepada Nabi saw. Dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah, artinya, Allah akan memberi taufik (kekuatan) pada Nabi Saw. sehingga tugas kenabian yang begitu berat akan terasa mudah.
Ayat yang senada dengan ini tertera dalam surat Al Insyirah, “Bukankah kami telah melapangkan dadamu? Dan Kami telah menghilangkan beban dari padanya, yang memberatkanpunggungmu? Dan Kami tinggikan sebutan bagimu? Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh pekerjaan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al Insyirah 94: 1-8)
Allah swt. telah menjamin akan memberi kemudahan pada Rasul dalam menyampaikan risalah Islam. Pada ayat berikutnya Allah memerintahkan agar Nabi saw. bersemangat memberi peringatan.
(9) فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَىٰ
“oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat.” ( QS.Al-A’la: 9 )
Manusia adalah makhluk yang diwanai dengan sifat lalai dan lupa. Peringatan bisa menjadi sarana efektif untuk mengingatkan manusia saat lalai dan lupa itu menerpa dirinya. Tidak jarang kita melakukan pelanggaran, berbuat dosa dan maksiat, melanggar apa yang Allah larang, padahal kita telah mengetahui bahwa perbuatan itu terlarang.
Di sinilah pentingnya sebuah peringatan. Karena itu beruntung orang-orang yang selalu mendengarkan peringatan sehingga hatinya menjadi hidup. Semoga kita termasuk orang-orang yang mau menerima peringatan. Aamiin. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
970
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman