Sebab Manusia Masuk Neraka dan Kenikmatan Surga

0
1079

Tafsir Surat An Naba ayat 28 – 40 

 

Oleh: Dr.Aam Amiruddin,M.Si

 
 
PERCIKANIMAN.ID – –  Penyebab berikutnya kenapa seseorang itu masuk Jahanam adalah mendustakan ayat-ayat Allah ( Al Quran) dengan sesungguh-sungguhnya. Firman-firman Allah dianggap dongeng, padahal itu adalah obor kehidupan bagi manusia.
 
() وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا
 
“dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguhsungguhnya,” ( QS.An Naba: 28)
 
Firman-firman Allah dianggap omong kosong, padahal dia itu berisi pencerahan hidup. Ada tiga tipe manusia dalam menyikapi ayat-ayat Allah: ada yang mengufuri alias melanggarnya; ada yang mengamalkan hanya yang pokokpokoknya saja; dan ada juga yang berlomba-lomba mengamalkannya.
 
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” (QS. Faathir : 32)
 
 
Di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri.. yaitu orang-orang yang tidak mau mengamalkan, bahkan mengufuri ayat-ayat Allah.  Inilah tipe yang paling celaka. …
 
 
Dan di antara mereka ada yang pertengahan… inilah tipe orang yang mengamalkan ayat-ayat Allah, tapi hanya yang wajibnya saja. Misalnya, shalat hanya yang wajib saja, puasa hanya yang wajib saja, juga ibadah-ibadah lainnya
 
 
Dan di antara mereka ada yang lebih dahulu berbuat kebaikan... Inilah tipe orang yang selalu bersemangat dan bersungguh-sungguh mengamalkan ayat-ayat Allah. Dan tipe seperti inilah yang harus kita miliki.
 
Mereka yang akan menjadi penghuni Jahanam adalah mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya. Semoga Allah Swt. menjauhkan kita dari perilaku ini. Âmîn
 
() وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا
 
dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab.” ( QS.An Naba: 29 )
 
 
Allah Swt. tidak akan salah dalam memberi hukuman ataupu memberi imbalan kepada manusia karena semua amal akan tercatat dan terekam secara akurat dan rinci. Tidak akan ada yang terzalimi, semuanya akan mendapatkan balasan sesuai catatan amalnya. Di akhirat, ada orang yang kaget melihat catatan amalnya yang begitu lengkap.
 
 
Dan diletakkanlah kitab catatan amal, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata, ‘Aduh celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya,’ dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan tertulis di dalamnya. Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang pun juga.” (Q.S. Al Kahfi: 49)
 
 
() فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا
“Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab.” ( QS.An Naba:30
 
Inilah kalimat yang sangat menyakitkan yang akan didengar oleh penghuni Jahanam. Na’udzubillah. Ya Rabb, jauhkan kami dari azab-Mu. Dan dekatkanlah kami dengan rahmat dan rido-Mu. Amin ya Rabbal ’Alamin.
 
Sesudah Allah Swt. menjelaskan akibat atau sanksi yang akan dirasakan oleh orang-orang yang mendustakan hari hisab dan melecehkan ayat-ayat-Nya, maka pada ayat berikut dijelaskan imbalan bagi orang-orang yang meyakini akan adanya hisab dan mengimani serta mengamalkan ayat-ayat-Nya.
 
() إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
() حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا
() وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا
() وَكَأْسًا دِهَاقًا
() لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذَّابًا
() جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,  (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya, dan gelas-gelas yang penuh berisi minuman. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan dusta. Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak,” ( QS.An Naba: 31 – 36)
 
 
Betapa indah apa yang akan dinikmati orang-orang takwa. Semua yang disebut dalam ayat ini adalah simbol-simbol kebahagiaan; kebunkebun yang indah, buah-buahan yang melimpah, gadis-gadis cantik, pemuda-pemuda tampan, gelas-gelas mewah yang berisi minuman, serta perkataan-perkataan yang indah, santun, dan berkelas.
 
 
Semuanya sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak. Semoga Allah memberikan kenikmatan surga kepada kita.
 
 
() رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَٰنِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا
Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.” ( QS. An Naba: 37 )
 
Ayat ini menegaskan bahwa semua balasan yang diceritakan di atas, baik Jahanam bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah ataupun surga bagi orang-orang takwa. Semua balasan itu datang dari Allah, yakni Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.
 
 
Kalimat Yang Maha Pemurah pada ayat di atas menunjukkan bahwa kenikmatan yang Allah berikan di akhirat kepada orang-orang takwa itu merupakan wujud rahmat (Maha Pemurahnya) Allah swt. Demikian juga azab Jahanam yang ditimpakan pada ahli maksiat merupakan sifat rahmat
Allah Swt.
 
 
Mengapa? Adalah suatu rahmat saat kejahatan memperoleh balasannya dan kebaikan pun mendapatkan imbalannya. Demikian penjelasan Ustadz Sayyid Quthb dalam tafsir Adz-Dzilal. Penyifatan Allah sebagai Ar-Rahman yang berarti Pelimpah rahmat yang sempurna di dunia ini mengisyaratkan bahwa segala sesuatu berpotensi memperoleh dari-Nya rahmat, kecuali yang tidak siap menerimanya atau melakukan kedurhakaan sehingga membatasi dirinya sendiri dari perolehan rahmat itu.
 
 
Maksudnya, siapa pun akan dilimpahi rahmat oleh Allah kecuali orang-orang yang tidak mau menerima atau menolaknya. Adakah orang yang menolak rahmat Allah? Tentu ada, yaitu mereka yang melakukan kedurhakaan, kezaliman, kemaksiatan, dan dosa. Kalau melakukan berbagai kedurhakaan, berarti kita menolak rahmat Allah Swt.
 
Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia. Penggalan ayat ini menegaskan bahwa pada hari hisab, tidak ada seorang manusia pun –bahkan para nabi juga para malaikat—yang diberi wewenang berbicara kecuali yang diberi izin oleh Allah.
 
() يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا ۖ لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
Pada hari, ketika roh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.” ( QS.An Naba: 38 )
 
 
Ayat ini menggambarkan bahwa forum itu benar-benar milik Allah Swt. Pada hari, ketika roh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.
 
 
Yang dimaksud roh pada ayat ini menurut mayoritas para ahli tafsir adalah malaikat Jibril. Suasana tersebut benar-benar mencekam. Saat itu, tidak ada seorang pun yang diberi wewenang untuk berbicara. Kalaupun ada yang diberi izin, maka pembicaraannya pasti benar. Pada saat itu tidak ada yang bisa berbohong. Semua manusia akan berkata apa adanya dan tidak ada sedikit pun yang bisa disembunyikan.
 
 
() ذَٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ ۖ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ مَآبًا
“Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.” ( QS. An Naba: 39 )
 
 
Apa yang dibicarakan pada ayat-ayat sebelumnya bukan berita sensasi, tapi benar-benar akan terjadi. Itulah hari yang pasti terjadi.
 
 
Haram hukumnya kita meragukan adanya peristiwa kebangkitan dan penghisaban. Semuanya pasti akan terjadi. Karena itu, tempuhlah jalan kebenaran. Ikuti ajaran-ajaran Allah swt. Kendalikan nafsu-nafsu buruk.
Jangan lupakan bekal untuk akhirat. Jika sanggp melakukannya, insya Allah kita bisa melewati situasi berat dan mencekam itu dengan aman dan selamat, demikian yang ditegaskan pada ayat di atas.
 
() إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, ”Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.” ( QS.An Naba: 40 )
 
 
Ayat ini memberi gambaran betapa Allah swt. Maha Pemurah. Berbagai peringatan disampaikan pada manusia agar tersadar bahwa suatu saat semua manusia akan dimintai pertanggungjawaban. Namun sayang, tidak sedikit manusia yang menyepelekan, bahkan lebih tragis lagi malah ada yang melecehkan dan mendustakan peringatan-peringatan-Nya.
 
Orang-orang yang tidak pernah mempedulikan peringatan Allah, pada hari akhir akan merasakan penyesalan abadi. Bahkan saking menyesalnya, mereka berharap sekiranya dahulu itu tidak menjadi manusia, lebih baik menjadi tanah saja, … pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata,
 
Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.” Na’udzubillah
 
Semoga Allah swt. memberi kekuatan agar kita diberi energi untuk mendengar segala peringatan-Nya, mengamalkan ajaran-ajaran-Nya, menjauhi apa yang dimurkai-Nya. Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya. Wallahu a’lam bishshawab. [ ]
 
5
Red: admin
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
860

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online

Twitter: percikan_iman