PERCIKANIMAN.ID – – Komunikasi adalah salah satu kunci dalam mendidik anak. Orangtua yang mampun berkomunikasi yang baik dengan buah akan mudah membentuknya menjadi pribadi yang diinginkan orangtua.
Demikian juga sebaliknya, komunikasi yang salah dan searah hanya dari orangtua akan membuat anak tidak berkembang kreativitasnya. Ia akan menjadi anak penurut dalam arti yang pasif dan tidak mampu melahirkan idea tau gagasan yang brilian.
Secara sosial, kegagalan komunikasi antara orangtua dengan buah hati akan menghambat sikap saling pengertian, kerja sama, dan toleransi yang membangun. Anak akan bersikap acuh atau abai terhadap lingkungan sekitar yang sebenarnya membutuhkan perhatiannya.
Akhir-akhir ini kita sering membaca berita di media online, koran dan majalah serta menyaksikan berita di televisi termasuk di media sosial mengenai kekerasan yang dilakukan satu kelompok orang terhadap kelompok lainnya.
Tindakkan kekerasan, perkelahian,bullying dan luapan emosi yang berlebihan dengan mudah ditumpahkan seorang anak kepada temannya. Ironisnya terkadang berakhir dengan terampasnya kehormatan bahkan hilangnya nyawa.
Mengapa hal itu bisa terjadi ? Salah satu penyebabnya karena orangtua mengalami kegagalan dalam berkomunikasi dengan buah hatinya.
Dalam kepengasuhan cara Islam khususnya parenting nabawiyah, Allah dan Rasul-Nya telah mengajarkan salah satu tips berkomunikasi dengan buah hati yakni cara qaulan layyinan.
Qaulan layyinan yaitu perkataan yang lemah lembut. Ucapan yang lembut mencerminkan cinta dan kasih sayang, sementara ucapan kasar mencerminkan kemarahan dan kebencian. Islam mengajarkan agar perkataan kita itu layyin alias lembut, penuh cinta, dan perhatian.
Dalam riwayat Imam Ahmad diungkapkan bahwa Rasulullah Saw. bertemu dengan seorang sahabat yang sangat melarat. Rasulullah Saw. bertanya,
“Mengapa kamu mengalami kesengsaraan seperti ini?” Sahabat itu menjawab, “Ya Rasulullah, saya mengalami kemelaratan ini karena saya selalu berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah kepadaku kemelaratan di dunia sehingga dengan kemelaratan itu aku bisa bahagia di surga.’”
Mendengar jawaban ini, Rasulullah bersabda, “Inginkah aku tunjukkan doa yang paling baik? Alangkah baiknya kalau kamu berdoa, ‘Rabbanaa aatina fid dunyaa hasanah wafil aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaabannar (Ya Allah, berikan kepada kami kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat serta jauhkan kami dari azab neraka).’” (QS. Al Baqarah: 201)
Coba perhatikan kasus tersebut. Doa yang diucapkan sahabat itu salah. Ia minta melarat di dunia karena mengharapkan kebahagiaan di akhirat. Akan tetapi, Nabi tidak memarahinya, tetapi beliau menunjukkan dengan penuh kelembutan doa yang terbaik.
Hikmah yang bisa diambil adalah dalam berkomunikasi dengan anak, apabila mereka melakukan kesalahan, jangan dihadapi dengan kemarahan, apalagi menggunakan bahasa yang kasar.
BACA JUGA: Komunikasi Dengan Anak Cara Qaulan Kariima
Untuk itu para orangtua hendaknya dalam berkomunikasi dengan buah hatinya menggunakan bahasa yang lembut, penuh cinta, kasih sayang dan hikmah. Inilah yang disebut qaulan layyinan, ucapan yang lembut untuk jiwa yang lembut. Sebab, dalam masa kanak-kanak hati mereka penuh kelembutan.
Kata atau kalimat yang lembut akan melahirkan pribadi yang lembut dalam ketegasan dan perkasaan. Sebaliknya, perkataan yang marah atau kasar hanya akan melahirkan pribadi yang keras, emosional dan kebencian. [ ]
*Disarikan dari buku “ Golden Parenting “ karya Dr.Aam Amiruddin,M.Si
5
Red: admin
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
890
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman