Hukum Membaca Usholli, Apakah Syarat Sah Shalat ?

0
1098

Assalamu’alaykum. Pak Aam, Alhamdulillah saya sudah menikah dan untuk sementara saya tinggal di rumah orang tua istri ( mertua saya) di pinggiran kota kecamatan. Saya mengajar di madrasah di masjid dekat rumah mertua. Kadang saya juga diminta menjadi imam shalat. Suatu hari mertua menegur karena saya tidak membaca usholli sebelum shalat. Kemudian sudah beberapa hari ini saya tidak diijinkan lagi menjadi imam. Bagaimana hukumnya membaca usholli ketika hendak shalat atau sebelum takbir? Apakah sah shalat kita jika tidak membaca usholli? Mohon penjelasannya. ( Baim via fb )
 
 
 
 
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Begini, niat ketika hendak melaksanakan shalat merupakan suatu keharusan. Sebab niat ini yang akan membedakan shalat apa yang hendak atau sedang kita kerjakan.
 
 
Misalnya saat shalat Subuh atau waktu Subuh tiba. Sebagaimana yang kita ketahui shalat  Subuh itu 2 rakaat, kemudian Anda datang ke masjid shalat 2 rakaat. Nah, itu Anda shalat Subuh atau shalat tahiyatul masjid? Sebab sama-sama 2 rakaat. Tentu yang membedakan adalah niat  Anda.
 
 
Begitu pun dengan aktivitas yang lainnya maka hendaklah berniat terlebih dahulu. Dalam sebuah hadits yang cukup panjang dari Umar bin Khattab r.a. berkata, saya telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
 
 
Sesungguhnya setiap amal tergantung dari niatnya, dan seseorang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkan.” ( HR. Bukhari dan Muslim)
 
 
Kemudian ara ulama, meletakkan niat sebagai rukun pertama dalam semua ibadah. Bahkan, yang menjadi pembeda antara ibadah dengan adat adalah niat. Sesuatu perbuatan biasa, tetapi kalau diniatkan untuk ibadah, ia berubah menjadi ibadah.
 
 
Sahabat  sekaligus menantu Rasulullah yakni Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, sesungguhnya Rasulullah Saw. pernah bersabda,
 
 
Kunci (syarat) shalat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya salam.” (H.R. Syafi’i, Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).
 
 
Urutannya adalah setelah takbiratul ihram, dilanjutkan dengan membaca doa iftitah, membaca a’udzubillah, membaca Al-Fātiĥah pada setiap rakaat, membaca amin, membaca surat yang hapal setelah surat Al-Fātiĥah, kemudian ruku, sujud, tahiyyat, dan diakhiri dengan salam.
 
 
Jadi, membaca Usholli ketika mulai shalat tidak ada contoh dari Rasul Saw. Rasulullah Saw. bersabda,

صلوا كما رأيتموني أصلي

 
Shalatlah seperti kalian melihat aku shalat.” ( Mutafaquhalaih )
 
 
Rasulullah Saw. adalah tauladan bagi muslim yang ingin mendapat cinta Allah. Kita harus berusaha meniru atau mencontoh Rasul termasuk dalam ibadah khsusunya shalat. Dalam Al Quran disebutkan,
 
 
() لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
 
 
Sungguh, pada diri Rasulullah itu ada suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan yakin akan kedatangan hari Kiamat serta banyak mengingat Allah.” (Q.S. Al-Aĥzāb [33]: 21).
 
Bukti cinta kepada Allah adalah mengisi kehidupan dengan berbagai aktivitas yang didasari niat yang tulus ikhlas hanya untuk mengabdi kepada Allah dengan mengikuti aturan Rasulullah Saw. Disebutkan dalam Al Quran,
 
() قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
 
Katakan (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, pasti Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S. Āli ‘Imrān [3]: 31.)
 
Lalu persoalan niat, apakah harus diucapkan atau cukup di dalam hati? Para ulama berbeda pendapat; ada yang mengatakan harus diucapkan dan banyak para ulama yang sepakat bahwa niat itu tempatnya di hati alias tidak perlu diucapkan.
 
 
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk badan dan rupamu, tetapi melihat atau memperhatikan niat dan keikhlasan dalam hatimu.” (H.R. Muslim).
 
 
 
Kesimpulannya, tanpa mengurangi rasa hormat kepada saudara-saudara kita yang suka membaca usholli saat  saat hendak melaksanakan shalat, bisa ditegaskan bahwa tidak ada satu pun dalil yang menjelaskan bahwa Rasul membaca usholli ketika hendak shalat.
 
 
Namun, tentu saja setiap aktivitas yang baik harus pakai niat. Hanya niatnya tidak perlu dilafadzkan, cukup dalam hati saja. Kita harus menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam beribadah, baik ibadah vertikal maupun horizontal atau khususnya bab ibadah dalam shalat.
 
 
Insya Allah shalat Anda tetap sah tanpa membaca usholli. Anda tentu cukup memberikan penjelasan kepada mertua Anda tersebut. Kemudian jangan juga langsung menyalahkan mertua yang masih suka membaca usholli. Hargai dan hormati dulu kemudian ajak diskusi sesuai dengan pemahamannya secara dengan sabar dan jangan langsung menyalahkan.
 

BACA JUGA: Wanita Shalat Tidak Memakai Kaos Kaki, Apakah Sah ? 

 
Bangun komunikasi dan diskusi dengan keilmuan bukan berdebat dan saling menyalahkan atau saling membid’ahkan. Jalin ukhuwah lalu beri pemahaman berdasarkan dalil yang shalih secara perlahan. Berdakwahlah dengan bahasa yang lembut dan mudah dimengerti masyarakat. Beri penjelasan sesuai dengan kadar kemampuannya terlebih dahulu. Demikian penjelesannya semoga bermanfaat.
 
 
Nah, terkait pembahasan bab shalat ini lebih detail berikut dalilnya, Anda, bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “SUDAH BENARKAH SHALATKU?“. Didalamnya ada pembahasan bab praktik shalat berikut contoh-contohnya. Wallahu’alam bishawab. [ ]
 
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
780

 
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
 

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online

Twitter: percikan_iman