Cara Menanamkan Aqidah Pada Anak, Lakukan Hal Ini

0
791

Assalamu’alaykum. Pak Aam, Alhamdulillah kami telah dikaruniai buah hati yang saat ini usianya baru menginjak 6 bulanan. Kami sepakat untuk mendidik anak secara islami. Bagaimana menanamkan aqidah pada anak khususnya yang masih balita ini? Mohon nasihatnya dan terima kasih. ( Igun via fb)

 

 

Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Secara pribadi saya turut berbahagia atas kelahiran putranya, semoga menjadi anak yang shalih dan penyejuk bagi orangtuanya.

 

 

Keinginan Anda tentu sudah menjadi kewajiban ayah ibunya yakni menjadikan anak-anak yang shalih shalihah dengan pendidikan yang islami khususnya pendidikan atau menanamkan akidah sebagai pondasinya.

 

 

Secara bahasa, akidah berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwwah yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah, akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

 

 

Jadi, akidah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid, dan taat kepada-Nya, beriman kepada malaikatmalaikat- Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk, serta mengimani semuua hal yang telah sahih tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang gaib, dan lain-lain. Perhatikan ayat berikut ini.

 

 

Dan (Ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Yaa Bunayyaa (Wahai anak-anakku), janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S. Lukman [31]: 13).

 

 

Pokok pikiran dari ayat tersebut adalah sikap menanamkan nilai akidah kepada anak. Mengapa harus akidah? Karena akidah adalah kerangka dasar dan landasan dalam membentuk pribadi anak yang shaleh. Pribadi yang akan membawanya selamat dunia dan akhirat.

 

 

Akidah adalah modal dasar bagi anak saat mengarungi kehidupannya. Tanpa akidah yang kuat, anak tidak akan mampu memagari virus berbahaya yang setiap waktu siap menyerang. Dengan akidah, imunitas keimanan mereka akan kuat sehingga tidak akan terjebak dalam kenistaan pada Penciptanya.

 

 

Nilai akidah adalah nilai terpenting dalam membangun asas Islam. Nilai inilah yang membuat anak tidak akan mudah digoyahkan keimanannya atau gampang terpengaruh oleh pergaulan yang sudah sangat rusak dalam lingkungannya. Namun, sayangnya saat ini orangtua sudah tidak terlalu menganggap penanaman akidah sebagai hal yang urgen.

 

 

Mereka tidak merasa sedih dan takut jika anak-anak terjebak dalam keimanan yang rapuh. Hal ini terbukti dengan tidak adanya rasa kekhawatiran dari orangtua yang anak-anaknya tidak bisa membaca Al-Quran. Mereka justru akan menjadi sangat khawatir jika anak-anaknya tidak bisa mengerjakan soal matematika, tidak mengerti komputer, dan segala urusan duniawi lainnya.

 

 

Mayoritas orangtua menganggap, hal terpenting saat ini adalah memikirkan nasib masa depan anak. Anak-anak harus jadi dokter, insinyur, tentara, dan berbagai profesi duniawi. Hal itu tidak salah sama sekali. Hanya saja, seandainya orangtua tahu, dengan dibekali akidah sejak kecil, saat dewasa nanti pasti ia bukan hanya menjadi seorang dokter, melainkan dokter yang berjiwa penyayang; bukan hanya seorang tentara, tetapi tentara yang berakhlak mulia; bukan hanya seorang insinyur, tetapi seorang insinyur yang amanah.

 

 

Selain teladan Lukmanul Hakim tersebut, kita juga dapat memetik atau mengambil pelajaran khususnya dari Nabi Yaqub dalam mendidik anak-anaknya dalam menanamkan akidah. Perhatikan wasiatnya,

 

“Adakah kamu hadir ketika Yaqub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” (QS. Al-Baqarah : 133).

 

 

Ini tentu sebuah wasiat yang luar biasa dalamnya makna yang tersirat, bahwa orangtua bukan berwasiat tentang hartanya tetapi bagaimana memastikan anak-anak tetap beriman dan bertakwa sepeninggalnya. Dalam tafsirnya, Ibn Katsir menjelaskan bahwa kewajiban orangtua adalah memberi wasiat kepada anak-anaknya untuk senantiasa beribadah kepada Allah semata, sampai kapan pun.

 

 

Lantas bagaimana kerjasama mendidik anak antara peran ibu dan ayah agar saling mendukung dan berperan sesuai posisinya masing-masing?  Dalam masyarakat saat ini menempatkan ibu sebagai pilar pendidikan dan tokoh utama dalam menanamkan kebaikan pada anak. Alasannya, ibu merupakan sosok yang akan lebih sering berinteraksi dan bercengkerama dengan mereka. Sementara ayah, posisinya lebih pada penanggung jawab ekonomi dalam keluarga.

 

 

Padahal, jika diperhatikan, ayat tersebut juga menyiratkan bahwa peran ayah juga sangat krusial. Jangan sampai anak hanya berinteraksi dengan ayahnya saat mereka membutuhkan materi, tetapi tidak saat bersinggungan dengan hal lainnya. Tugas mendidik anak adalah tugas bersama antara suami dan istri, antara ayah dan ibu. Mereka harus bertanggung jawab dan bekerja sama agar anak bisa menjadi manusia seutuhnya, sehat lahir batin dan terjaga akidahnya.

 

BACA JUGA: Cara Mendidik Anak Ala Nabi Ibrahim Di Zaman Now, Ini Tipsnya

 

Kemudian bagaimana menanamkan nilai-nilai akidah pada anak khususnya dalam usia balita? Tentu hal ini disesuaikan dengan perkembangan usianya dan daya tangkap serta daya pikirnya. Setidaknya ada beberapa cara atau metode yang bisa Anda coba,

 

Pertama,  berikan cerita atau kisah-kisah yang mengesakan Allah Swt.

Anda bisa membaca kisah-kisah dalam Alquran tentang ketauhidan. Dalam Alquran sendiri memiliki banyak kisah inspiratif yang semuanya menanamkan nilai ketauhidan. Atau bisa juga dengan membacakan kisah para sahabat yang masuk Islam.

 

Kedua, beri keteladan tentang praktik akidah.

Karena anak Anda masih balita tentu belum bisa diajak mempratikkan pelajaran akidah. Tetapi Anda bisa memberikan keteladanan, misalnya dengan shalat disamping anak sehingga ia bisa melihatnya. Kalau rumah Anda dekat dengan masjid, boleh ajak masjid, pengajian dimana disitu diperdengarkan bacaan Alquran  atau ceramah.

 

Dua hal ini setidaknya bisa Anda praktikkan dulu dimana anak Anda masih balita. Selanjutnya bisa ditambah seseuai dengan perkembangan usianya. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.

 

Nah, terkait dengan cara mendidik anak dan seputar kepengasuhan, Anda dan bapak ibu serta sahabat-sahabat sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “GOLDEN PARENTING “. Dalam buku ini ada tips mendidik anak sesuai yang diajarkan Rasul dan orang-orang shalih lainnya.  Wallahu’alam bishshawab. [ ]

5

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

896

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .

 

Follow juga akun sosial media percikan iman di:

Instagram : @percikanimanonline

Fanspages : Percikan Iman Online

Youtube : Percikan Iman Online

Twitter: percikan_iman