Tips Mudah Memulai Bisnis Berkah

0
686

 

 

PERCIKANIMAN.ID – – Seorang teman pernah berseloroh bahwa pekerjaan yang sesuai dengan sunah Rasul adalah berdagang. Tentu saja, ini dikatakan dalam konteks menyemangati penulis untuk berwirausaha dan bukan dalam ruang pembahasan metodologi hadits. Sang teman berkesimpulan seperti itu semata hanya berkaca pada sirah nabi yang memang menceritakan Rasulullah Saw. sebagai seorang pedagang atau saudagar yang sukses. Penulis pun mulai merenung…

 

Memulai usaha adalah pilihan tepat di tengah kondisi tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dengan lowongan kerja yang tersedia di negeri ini. Namun demikain, berwirausaha kadang tidak semudah teorinya. Banyak sekali kendala yang kerap dihadapi wirausahawan pemula yang membuat semangat wirausahanya mengendur, bahkan surut sama sekali.

 

Kalau sudah demikian, kadang kita pun menyalahkan kurangnya modal, strategi dan lokasi pemasaran yang kurang tepat, serta pesaing yang lebih leading. Mungkin, semua itu memang harus dipertimbangkan. Namun demikian, kita sebagai umat Islam tidak boleh lupa bahwa dalam berusaha juga harus disertai dengan etika.

 

Sewaktu kuliah, penulis dicekoki teori etika bisnis yang merujuk pada sejumlah tokoh dari Barat. Tanpa bermaksud menafikkan teori-teori tersebut, penulis merasa bahwa etika bisnis dalam Islam jauh lebih komprehensif dan patut diaplikasikan oleh wirausahawan muslim.

 

Sekadar berbagi tanpa ada maksud menggurui, sejumlah etika yang harus diaplikasikan oleh wirausahawan muslim agar tidak hanya bisnisnya mendatangkan untung tapi juga berkah.

  1. Luruskan niat.

Ini adalah standar operasional ibadah yang harus sudah tertanam dalam diri setiap mukmin dalam menjalankan aktivitas apa pun, termasuk berbisnis. Niatkan usaha untuk menggapai ridho Allah (memenuhi kewajiban menafkahi anak dan istri) dan bukannya untuk menumpuk-numpuk harta dan kemewahan.

  1. Amanah.

Sebagai penjual, kira harus senantiasa bersikap jujur. Kita tidak boleh mengurangi timbangan. Kita juga tidak boleh mencampur barang dagangan yang berkualitas rendah dengan yang berkualitas tinggi dan menjualnya dengan harga yang sama atau mengatakan barang berkualitas super padahal bukan.

  1. Ihsan.

Selain untuk meraup keuntungan, usaha yang kita lakukan hendaknya memepertimbangkan aspek kemaslahatan dan keberkahan dari Allah Swt. Lakukanlah transaksi jual beli seperti kita melihat Allah Swt. atau membayangkan Allah Swt. sedang melihat kita.

  1. Menjual barang yang halal atau bergelut di bidang usaha yang jelas-jelas dihalalkan.

Kalau menjual narkoba atau miniman keras adalah contoh ekstrem usaha yang jelas-jelas diharamkan, maka menjual barang-barang yang diperoleh dari black-market atau pun produk-produk bajakan adalah contoh usaha yang dihalalkan oleh sebagian orang dan diharamkan oleh sebagian yang lain. Menghadapi situasi yang meragukan seperti ini, kita bersikap meninggalkan usaha tersebut sebagai bentuk kehati-hatian. Selain itu, kita juga dilarang melakukan sistem perdagangan terlarang. Contohnya adalah menjual sesuatu yang tidak kita miliki.

 

BACA JUGA: Jangan Mulai Usaha Dari Modal Utang, Lakukan Tips Halal Ini

 

  1. Jauhi riba.

Ribetnya persyaratan pengajuan modal ke sejumlah lembaga keuangan membuat sebagian orang terpaksa meminjam modal pada rentenir. Ingatlah bahwa usaha yang dimodali dari uang haram bukan hanya tidak mendatangakan keuntungan tapi juga mendatangkan dosa. Rugi dua kali bukan?

  1. Berikan hak (salary) pegawai sebelum keringatnya mongering.

 

Jangan lupa bahwa pegawai adalah elemen yang berperan penting dalam proses berjalannya roda usaha. Me-maintenance mereka dengan memberikan hak-hak yang semestinya mereka terima adalah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja usaha.

  1. Jangan membiasakan bersumpah ketika berdagang.

Islam mengajarkan agar pedagang tidak mudah mengeluarkan sumpah untuk melariskan barang dagangannya. Rasulullah Saw. bersabda, “Janganlah kalian banyak bersumpah ketika berdagang, sebab cara seperti itu melariskan dagangan lalu menghilangkan keberkahannya.” (H.R. Muslim)

  1. Ramah dan lemah lembut dalam melayani pembeli meski terkadang keinginan pembeli bermacam-macam.
  2. Tidak boleh menimbun dan memonopoli barang dagangan tertentu. Hal ini didasarkan pada hadits, “Tidaklah seseorang menimbun barang, melainkan pelaku maksiat.” (H.R. Muslim)
  3. Tertib administrasi. Bukan hanya dalam pencatatan utang piutang tapi juga semua hal yang berkaitan dengan pihak ketiga seperti pajak pemerintahan atau yang lainnya.
  4. Tidak melakukan praktek korupsi atau suap demi menggolkan proyek jual beli dengan pihak manapun.
  5. Menepati perjanjian jual beli yang telah disepakati bersama. Semoga bermanfaat. Wallahu’alam .

Jangan lupa bahwa pegawai adalah elemen yang berperan penting dalam proses berjalannya roda usaha. Me-maintenance mereka dengan memberikan hak-hak yang semestinya mereka terima adalah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja usaha.

13. Jangan membiasakan bersumpah ketika berdagang.

Islam mengajarkan agar pedagang tidak mudah mengeluarkan sumpah untuk melariskan barang dagangannya. Rasulullah Saw. bersabda, “Janganlah kalian banyak bersumpah ketika berdagang, sebab cara seperti itu melariskan dagangan lalu menghilangkan keberkahannya.” (H.R. Muslim)

14. Ramah dan lemah lembut dalam melayani pembeli meski terkadang keinginan pembeli bermacam-macam.

15. Tidak boleh menimbun dan memonopoli barang dagangan tertentu. Hal ini didasarkan pada hadits, “Tidaklah seseorang menimbun barang, melainkan pelaku maksiat.” (H.R. Muslim)

16. Tertib administrasi. Bukan hanya dalam pencatatan utang piutang tapi juga semua hal yang berkaitan dengan pihak ketiga seperti pajak pemerintahan atau yang lainnya.

17. Tidak melakukan praktek korupsi atau suap demi menggolkan proyek jual beli dengan pihak manapun.

18. Menepati perjanjian jual beli yang telah disepakati bersama.  Semoga bermanfaat.

 

5

Red: muslik

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

921