Keutamaan Shalat Sunnat Rawatib, 3 Hal Akan Kita Dapatkan

0
774

Assalamu’alaykum.Pak Aam, mohon dijelaskan tentang keutamaan shalat rawatib. Kalau waktu shalatnya sudah mepet, apakah tetap shalat rawatib atau lebih baik langsung shalat wajib? Teriama kasih ( Anggun via email)

 

 

Wa’alaykumsalam Wr Wb. Iya ibu Anggun, bapak ibu, mojang bujang dan sahabat-sahabat sekalian.  Shalat rawatib adalah shalat sunat yang memiliki waktu yang terikat, yaitu dilaksanakan sebelum atau sesudah shalat fardhu. Hukum shalat ini adalah sunah muakad (sunah yang sangat dianjurkan).

 

Kita dianjurkan untuk melaksanakan shalat rawatib ini setiap hari. Tentang waktu dan jumlah rakaatnya kita bisa membaca penjelasannya melalui hadits yang disampaikan  dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada sholat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah ‘isya, dan dua rakaat sebelum subuh“. (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)

 

Ada beberapa keutamaan yang akan kita dapatkan saat melaksanakan shalat sunat rawatib. Antara lain,

 

1. Menyertai Rasulullah Saw. di Surga

Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslamy, pelayan Rasulullah Saw., berkata, “Aku pernah menginap bersama Rasulullah Saw. Kemudian aku membawakan air wudhu untuk beliau serta kebutuhannya yang lain. Beliau bersabda, ‘Mintalah sesuatu kepadaku’, aku berkata kepadanya, ‘Aku minta agar bisa bersamamu di surga,’ beliau bersabda, ‘Adakah permintaanmu yang lain?’ Aku berkata, ‘Hanya itu saja.’ Beliau bersabda, ‘Kalau begitu, bantulah aku atas dirimu dengan memperbanyak sujud (shalat).’” (H.R. Muslim)

 

Dalam hadis tersebut, Rabi’ah bin Ka’ab mendapatkan tawaran dari Nabi untuk meminta sesuatu yang menjadi keinginannya. Tawaran itu diberikan karena kebaikan Rabi’ah yang selalu menyiapkan air wudhu saat Rasulullah akan melaksanakan shalat.

 

Tawaran Rasulullah disambut baik oleh Rabi’ah dengan memohon agar dirinya dapat menyertai Rasulullah di surga. Permintaan itu dikabulkan dengan syarat dia harus memperbanyak sujud. Yang dimaksud sujud dalam hadis tersebut adalah dengan memperbanyak shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunat, tentunya shalat yang sesuai dengan contoh Rasulullah Saw.

 

Muhammad adalah hamba sekaligus utusan Allah yang dijamin masuk surga dengan tingkatan tertinggi di antara penghuni surga lainnya. Tempat tertinggi tersebut bernama Al-Wasilah. Di dalamnya terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan buahnya dekat lagi rendah menjuntai sehingga mudah untuk diambil (shahihul jami’).

 

Ibnu Abas berkata, “Di antara penghuni surga ada yang rindu dengan hiburan dunia, lalu Allah mengutus angin dan menggerak-gerakkan pohon tersebut, kemudian pohon tersebut memberikan semua hiburan yang pernah ada di dunia.” Untuk itu, Rasulullah menganjurkan kita untuk senantiasa mendoakannya melalui doa setelah azan,

 

 “Ya Allah, Tuhan yang mempunyai panggilan yang sempurna, yang mempunyai shalat yang akan didirikan ini, berikanlah kepada Nabi Muhammad derajat yang tinggi dan kedudukan yang mulia, dan tempatkanlah di tempat yang tinggi yang telah Engkau janjikan padanya.”

 

Dalam hadis sebelumnya, disebutkan bahwa dengan banyak bersujud melalui shalat sunat, peluang untuk menyertai Rasulullah di surga akan tercapai. Karena Rasulullah berada di surga tertinggi, sudah tentu orang yang hidup bersamanya akan berada di surga tertinggi pula, atau sekurang-kurangnya sering mengunjunginya.

 

2. Disediakan rumah di surga

Ummu Habibah r.a. mengatakan bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Orang yang mengerjakan shalat dua belas rakaat dalam sehari semalam, pasti dibangun untuknya sebuah rumah di surga.” (H.R. Muslim)

 

Dalam redaksi lain disebutkan, “Seorang hamba muslim yang mengerjakan shalat karena Allah setiap hari dua belas rakaat sebagai ibadah sunah, bukan wajib, Allah pasti akan membangun untuknya sebuah rumah di surga.

 

Aisyah r.a. bercerita, Rasulullah Saw. bersabda, “Orang yang berkeinginan keras untuk mengerjakan shalat sunat dua belas rakaat, Allah pasti membangun untuknya rumah di surga: empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh.” (HR. At Tirmidzi)

 

Rumah merupakan salah satu tumpuan kebahagiaan dalam kehidupan umat manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan betapa menderitanya orang-orang yang tidak memiliki rumah tempat bernaung, beristirahat, dan melepas lelah.

 

BACA JUGA: Apakah Shalat Dhuha Harus Keluar Rumah Dulu?

 

Di surga, Allah akan menyediakan perumahan super-elit dan supermewah yang tiada tandingannya. Rumah-rumah tersebut disediakan salah satunya bagi mereka yang mengerjakan shalat rawatib. Pernyataan ini tidak berarti bahwa ada penghuni surga yang tidak kebagian atau tidak disediakan rumah, tetapi disebut secara khusus dalam hadis menunjukkan bahwa rumah tersebut fasilitasnya tentu di atas rata-rata.

 

3. Dijauhkan dari siksa neraka

Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang menjaga empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkan baginya dari api neraka.” (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi)

 

Dengan melihat atau mengetahui keutamaan-keutamaan ini seharusnya kita lebih giat dan bersemangat lagi dalam mengerjakan shalat rawatib sebagai amaliah sunnah dan tambahan sesudah shalat wajib.

Terkait dengan bagaimana jika waktu shalat sudah mepet, apakah tetap mengerjakan shalat rawatib dulu atau langsung shalat wajibnya? Tentu saja jika waktu sudah sangat mepet maka lebih baik langsung mengerjakan shalat wajibnya sebab shalat rawatib hukumnya sunnah.

 

Misalnya waktu shalat Subuh sudah lewat dan tinggal beberapa menit lagi atau shalat Dhuhur sudah mendekati shalat Ashar maka dahulukan yang wajib. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.

 

Nah, terkait tentang pembahasan dan praktik shalat sunnah berikut penjelasannya lebih detail, Anda dan mojang bujang sekalian bisa membaca buku saya yang berjudul “MELANGKAH KE SURGA DENGAN SHALAT SUNAT“. Di dalamnya ada penjelasan tentang hukum,keutamaan,juga cara pratiknya yang disertai dengan dalil-dalil yang shahih. Wallahu’alam bishawab. [ ]

5

 

Editor: iman

Ilustrasi foto: pixabay

943

Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email:  [email protected]  atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/