PERCIKANIMAN.ID – – Assalamu’alaykum. Pak Aam mohon bertanya. Apa yang dimaksud dengan hati yang mati ? Seperti apa ciri hati yang mati itu ? Lalu bagaimana agar hati kita senantiasa hidup?. Mohon penjelasan dan nasihatnya. Terima kasih ( L by email)
Wa’alaykumsalam wr wb. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Dalam kajian ilmu filsafat para filsuf yang juga selarasa dengan kajian keislaman bahwa manusia itu memiliki 3 unsur fundamental yakni hati (liver atau qalbu) kemudian ada akal dan terakhir adalah jasad atau fisik.
Dari ketiga unsur ini yang terpenting hati karena berkaitan dengan perilaku (amal) seseorang dalam kehidupannya selama di dunia. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Saw,
“Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah. jika segumpal darah tersebut baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, adapun jika segumpal darah tersebut rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal darah tersebut adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Terjemahan lebih benar untuk penyebutan kata segumpal darah (القلب ) tersebut adalah jantung, akan tetapi di dalam bahasa Indonesia sudah terlanjur biasa untuk menerjemahkan القلب dengan “hati”. Namun tidak menjadi apa kalau kita sepakati dengan hati sebagai terjemahan kata qalbu.
Berkenaan dengan hati ini maka ada tiga kriteria yakni hati yang mati (qalbun mayyitun), hati yang sakit (qalbun mariidhun) dan terakhir adalah hati yang sehat atau hidup (qalbun saliimun)
- Qalbun Mayyitun (hati yang mati)
Qalbun Mayyitun adalah hati yang tidak mampu merespon nilai-nilai kebaikan. Hati yang selalu menolak cahaya kebenaran Ilahi. Hati yang seperti tidak bisa menerima kebenaran dan tidak bisa membedakan mana benar mana salah menurut kadar agama meski secara manusiawi ia mampu membedakannya.
Ada beberapa sebab mengapa hati bisa mati, antara lain:
- Tidak Pernah Dirawat
“Adakah waktu bagi orang-orang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan merenungi kebenaran yang telah turun kepada mereka, dan jangan mereka seperti orang-orang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al- Hadid [57]: 16 – 17)
- Diperbudak Nafsu
“Pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkan sesat berdasarkan ilmu-Nya. Dan Allah mengunci mati pendengaran, hati dan penglihatannya ? Maka siapakah yang akan memberi petunjuk sesudah Allah membiarkan sesat. Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ? [QS. Al-Jaatsiah (45):23]
- Atmosfir (lingkungan) Kurang Kondusif
“Jangan kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya; sungguh itu melewati batas.” [QS. Al-Kahfi (18) : 28]
- Qalbun Mariidhun (hati yang sakit)
Qalbun Mariidhun atau hati yang sakit adalah hati yang sering merasakan kehampaan dalam beribadah. Kondisi ini ada di tengah-tengah antara mati dan hidup
Ciri-ciri Hati yang Sakit:
- Tidak Merasa Nikmat dalam Beribadah
- Meremehkan Dosa
- Pesimis dalam Berdo’a
- Sulit Memaafkan Kesalahan Orang Lain
- Menderita Kalau Orang Lain Sukses
- Bakhil alias Pelit
- Keluh Kesah
- Putus Asa
- Qalbun Saliimun
Qalbun salim adalah hati yang cerdas atau hati yang hiudp dimana ia mampu memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara nyaman dan konsisten.
Ciri-ciri Hati yang Sehat:
- Nikmat dalam beribadah
- Mudah Tersentuh dengan Nasihat
- Tawakkal
- Memiliki Kesalehan Vertikal
- Memiliki Kesalehan Sosial — (QS. Al-Anfal 8:2-4)
- Konsisten dalam berbuat Kebajikan
- Mampu Mengendalikan Emosi
- Memiliki Jiwa Pemaaf
- Gemar Taubat — (QS. Ali Imran 3: 133-136)
- Syukur dan Gemar Berdzikir. Rasulullah saw bersabda: “Hendaklah kalian berusaha agar qalbunya bersyukur, lidahnya berzikir, dan istri/suami-nya shaleh untuk membantunya dalam urusan akherat. ” [H.R.Ahmad dan Ibnu Majah]
- Selalu JUJUR. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak akan teguh iman seseorang hingga teguh qalbunya, dan tidak akan teguh qalbunya hingga lurus (benar) lisanya.” [H.R. Ahmad]
Dari uraian singkat ini tentu kita berharap Allah senantiasa mengkaruniakan hati yang hidup kepada kita. Tentu kita juga berdoa semoga Allah swt memberikan kepada kita kesucian hati sehingga bisa merasakan nikmat di jalan kebenaran dan kebaikan. Wallahu’alam. [ ]
5
Red: admin
Editor: iman
960
Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 081281818177 atau alamat email: [email protected] atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/