Mengapa Islam Melarang Bergosip? 4 Hal Ini Penjelasannya

0
700

PERCIKANIMAN.ID – – Kebiasaan membicarakan orang lain (ghibah) bukan hanya terjadi sekarang ini. Jika kita baca sejarah atau kisah maka perilaku ghibah ini sudah ada sejak zaman Rasulullah Swt masih ada. Dalam Islam ghibah atau zaman sekarang dikenal dengan gossip ini dihukumi sebagai perbuatan yang terlarang untuk dilakukan.

Oleh karena itu turun ayat-ayat Allah Swt tentang larangan ghibah alias membicarakan keburukan dan membuka aib orang lain. Sementara membicarakan fitnah orang lain jelas sekali hukumnya haram

Di zaman moderen sekarang gossip bukan hanya dilakukan melalui tatap muka atau bertemu langsung. Berkembangnya dunia komunikasi khususnya lewat dunia maya gossip menyebar begitu cepat lewat media social. Meski aktivitas gossip atau ghibah bukan hanya kebiasaan jenis kelamin tertentu termasuk kaum pria namun parahnya, kaum wanita sudah dilabeli sebagai kelompok yang paling dekat dengan aktivitas ini.

Mengapa Islam mengharamkan gossip atau ghibah?. Tentu banyak sekali dampak buruknya dalam pergaulan hidup maupun bermasyarakat. Salah satunya gosip termasuk perbuatan yang tidak ada nilai manfaat dan bahkan menimbulkan fitnah serta mengganggu orang lain berikut kehidupannya. Selain itu tata nilai social juga akan menjadi sangat tidak kondusif jika gossip berkembang dan menyebar luas dalam masyarakat.

Sebagaimana dirangkum berbagai sumber ada beberapa ayat Al Quran yang berisi tentang larangan bergosip berikut dosa-dosanya, seperti ayat ini:

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS An-Nuur [24]: 19)

Jika ditelusuri asbabun nuzul ( sebab turunnya ayat) maka dapat diketahui bahwa ayat tersebut turun terkait berita bohong yang dilakukan kaum munafik pasca-perang Bani Mushthaliq yang terjadi bulan Sya’ban 5 H. Saat itu Ummul Mukminin Siti Aisyah RA dituduh selingkuh dengan sahabat Nabi Muhammad SAW, Shafwan Ibnu Mu’aththal RA karena tertinggal rombongan.

Akibat desas desus yang beredar dikalangan sahabat hingga sampai juga kepada Rasulullah Saw sehingga menimbulkan instabilitas di kaum Muslimin. Bagi kalangan munafik dan musuh Islam jelas kondisi tersebut menguntungkan mereka. Namun bagi kalangan sahabat dan kaum muslimin jelas merugikan karena sesama sahabat menjadi saling curiga. Satu pihak ada yang percaya gossip tersebut benar adanya namun ada pula sahabat yang meragukan kebenaran berita tersebut.

Sudah jelas hukum bergosip adalah siksa yang sangat pedih di dunia dan akhirat. Sedangkan hukuman penuduh zina di dunia adalah, yaitu dicambuk 80 kali sebagaimana firman Allah SWT.

Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (yaitu wanita-wanita yang suci, akil balig dan muslimah] (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) 80 kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka Itulah orang-orang yang fasik” (QS. An-Nur: 4).

Orang yang melakukan ghibah dianggap telah melakukan perbuatan keji dan kotor bahkan Allah Swt mengibaratkan seperti orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Coba simak dalam Al Quran dimana Allah Swt tegaskan:

“Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat: 12).

Dalam penjelasannya cendekiawan muslim Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, bahwa ini adalah permisalan yang amat mengagumkan. Beliau mengungkapkan diantara rahasianya yang dapat diambil hikmahnya dari perbuatan gossip alias ghibah ini adalah sebagai berikut:

  1. Ghibah mengoyak kehormatan orang lain.

Layaknya seorang yang memakan daging, daging tersebut akan terkoyak dari kulitnya. Mengoyak kehormatan atau harga diri, tentu lebih buruk keadaannya.

  1. Allah Swt menjadikan “bangkai daging saudaranya” sebagai permisalan, bukan daging hewan.

Hal ini mengmenerangkan bahwa ghibah itu amatlah dibenci dan suatu perbuatan yang tidak diinginkan orang. Semua orang pasti tidak suka atau nyaman jika dighibahkan.

  1. Allah ta’ala menyebut orang yang dighibahi tersebut sebagai mayit.

Sebab orang yang sudah mati, dia tidak kuasa untuk membela diri. Seperti itu juga orang yang sedang dighibahi, dia tidak berdaya untuk membela kehormatan dirinya.

  1. Allah menyebutkan ghibah dengan permisalan yang amat buruk

Hal ini dimaksudkan agar hamba-hamba-Nya menjauhi dan merasa jijik dengan perbuatan tercela ghibah tersebut

Demikian alasan dan buruknya perbuatan ghibah sehingga Islam sangat melarangnya. Untuk itu aktivitas ghibah atau gossip meski saat ini berkembang media social tetap harus dijauhi dan dihindari. [ ]

 

5

Red: admin

Editor: iman

840