3 Bencana Yang Akan Diperoleh Bagi Orang Yang Melakukan Kebohongan

0
736

PERCIKANIMAN.ID – – Melalui Al-Quran, Allah Swt. berfirman tentang larangan berbohong, keburukan berbohong, dan ancaman yang akan dijatuhkan kepada para pembohong. Larangan Allah Swt. tentang bohong atau berkata dusta tercantum dalam Surat Al-Isrā’ [17] ayat 36, yaitu

(36). وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani akan diminta pertanggungjawabannya.” ( QS.Al Isra’: 36)

 

Mengenai keburukan berbohong dan ancaman bagi pelakunya, Allah Swt. menjelaskannya dalam Surat Al- Baqarah [2] ayat 10, yaitu

(10). فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

Hati mereka berpenyakit, lalu Allah menambah penyakitnya. Akhirnya, mereka mendapat azab pedih karena mendustakan.” ( QS. Al Baqarah: 10)

 

Rasulullah Saw., dalam haditsnya, juga menyebutkan tentang keburukan dusta atau bohong. Dari Ibnu Mas‘ud, dia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

 

Kejujuran menuntun pada kebajikan, kebajikan dapat mengantarkan ke surga. Sesungguhnya kebohongan itu menyeret manusia pada kejahata,n kejahatan itu dapat menyeret pada neraka.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

 

Lalu, apakah ini artinya seorang muslim tidak boleh berbohong sama sekali?

 

Tentu tidak. Rasulullah Saw. membolehkan seseorang berbohong untuk tiga alasan atau situasi tertentu, yaitu berbohong ketika dalam peperangan, berbohong untuk mendamaikan perselisihan, dan berbohongnya suami untuk menyenangkan istri (H.R. Ahmad).

 

Namun begitu, Rasulullah Saw. tetap menghindari bohong, bahkan yang bagi kita dianggap sebagai “berbohong untuk kebaikan”.

 

Dikisahkan, pada suatu hari, ada seseorang sedang mencari musuhnya untuk berkelahi.

 

Dia kemudian bertanya kepada Rasulullah Saw. apakah Rasulullah Saw. melihat seseorang yang sedang dicarinya tersebut. Menjawab pertanyaan tersebut, Rasulullah Saw. kemudian menggeser tempat berdirinya terlebih dahulu, baru berkata, “Sejak saya berdiri di sini, saya belum pernah melihat orang lain selain kamu.”

 

Dan, memang sejak berdiri di tempat tersebut (tempat berdiri yang baru), Rasulullah Saw. belum melihat orang lain selain orang yang bertanya.

 

Namun, hal ini jarang Rasulullah Saw. lakukan karena Rasulullah Saw. sangat menjunjung tinggi kejujuran. Kejujuran yang Rasulullah Saw. miliki membuatnya diberi gelar Al-Amiin atau “yang bisa dipercaya” yang diakui oleh semua kalangan kala itu, termasuk orang-orang kafir.

 

 

Berbohong telah jelas terlarang sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran dan hadits Rasulullah Saw.

 

Selain itu, banyak sekali dampak buruk yang bisa terjadi akibat perkataan bohong, mulai dari menyakiti orang lain (pihak yang dibohongi) sampai terseret ke dalam neraka. Berikut bencana-bencana yang bisa ditimbulkan pembohong, baik untuk dirinya maupun orang lain.

 

  1. Mendatangkan Keburukan

 

Walaupun dilakukan bukan untuk tujuan yang buruk, berbohong tetap bisa mendatangkan keburukan, misalnya, kesalahan komunikasi dan informasi atau membuat suatu hubungan menjadi renggang bahkan putus.

 

Dampak paling nyata dari kebohongan adalah tersakitinya hati seseorang (orang yang dibohongi). Sebab, tidak ada orang yang senang dibohongi. Selain itu, bohong dekat dengan perilaku curang yang bisa membuat orang sakit hati dan merugi.

 

  1. Mendapat Predikat Munafik

 

 

Sesungguhnya, orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan paling bawah dari neraka. Kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (Q.S. An-Nisā’ [4]: 145).

 

Seorang mukmin harus menghindari perilaku bohong. Sebab, berbohong merupakan ciri orang munafik. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadits Rasulullah Saw., yakni

 

Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat” (H.R. Muslim).

 

  1. Memperoleh Siksa Yang Pedih Di Neraka.

 

Mengenai ancaman bagi para pendusta, Allah Swt. memperingatkannya dalam banyak ayat, di antaranya Surat Al-Jāšīyah [45] ayat 7, yaitu

 

Sungguh celaka orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa” ( QS.Al Jasiyah: 7)

 

Kemudian dalam Surat Aż-Żāriyāt [51] ayat 10

 

Terkutuklah para pendusta”. (QS.Az-Zariyat: 10)

 

[ ]

Dikutip dari buku “ Ketika Dosa Tidak Dirasa “ karya Dr. H. Aam Amiruddin, M.Si

5

Redaksi: admin

Editor: iman

907

Sampaikan pertanyaan Anda melalui WA: 08112202496 atau alamat email: [email protected]  atau inbox melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .