Assalamu’alaykum. Pak Aam, selama ini saya menyuruh atau mengajak anak-anak untuk ibadah seperti shalat atau pun puasa. Saya suka mengajak anak-anak shalat ke masjid dan puasa sunnah kemudian baru saya terangkan tentang ibadah tersebut. Namun kata seorang teman apa yang saya lakukan salah, sebab katanya yang utama adalah ilmu dulu baru amal. Sedangkan saya amal dulu baru saya terangkan ilmunya. Bagaimana yang benar, ilmu dulu atau amal?. Mohon penjelasannya dan terima kasih. ( Ricco via fb )
Wa’alaykumsalam ww.Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Mana yang harus kita prioritaskan, ilmu ataukah amal?.
Tentu apa yang Anda lakukan tidak otomatis atau salah total. Jadi apa yang Anda ajarkan kepada anak-anak adalah salah satu bentuk keteladanan. Anda mengajaknya shalat ke masjid atau shalat berjamaah, kemudian puasa bersama lalu Anda terangkan ilmunya.
Tentu yang Anda lakukan ini baik dan tidak serta merta salah, hanya jika kita merunut pada kaidah khususnya dalam ilmu fikih maka sebenarnya yang perlu diajarkan adalah ilmu dulu baru amal. Sebab yang namanya amal itu harus tahu ilmunya atau dalilnya, apa hukumnya? Wajib, sunnah atau haram, atau apa?.
Jangan sampai beramal namun tidak tahu ilmu atau dalilnya. Sehingga hanya ikut-ikutan saja atau disebut taklid. Dalam Al Quran dijelaskan, silakan perhatikan ayat berikut,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
”Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (Q.S. Muhammad 47: 19)
Kalimat Maka ketahuilah… mengisyaratkan bahwa ilmu harus menjadi landasan amal. Atau dengan kata lain, ilmu harus lebih dahulu dibandingkan amal. Penafsiran ini dikuatkan dengan ayat yang pertama kali turun kepada Nabi saw. yaitu,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
”Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan… ” (Q.S. Al ’Alaq 96: 1).
Ilmu akan mengantarkan kita pada jalan kebaikan. Rasulullah saw. Bersabda, ”Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu. Niscaya Allah akan mudahkan jalan menuju surga” (HR. Abu Daud)
Ilmu berfungsi sebagai pemandu bagi amal. Amal yang tidak berlandaskan ilmu, kemungkinan besar tertolak, sebagaimana disabdakan Rasul saw., ”Siapa yang beramal tapi tidak seperti yang aku perintahkan, maka amalnya tertolak.” Ini isyarat, betapa pentingnya ilmu dalam suatu amal.
Selain ilmu, ada satu lagi yang harus diperhatikan dalam beramal, yaitu ikhlas. Perhatikan ayat berikut,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah (beribadah) dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Q.S. Al Bayyinah 98: 5).
Maksud … dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya …, yakni suatu ibadah atau amal harus dilandasi keikhlasan, artinya hanya mengharap rido Allah swt.
Jangan lupa, kalau kita hanya bergelut dengan ilmu tetapi miskin dengan amal, itulah yang disebut ilmu yang tidak bermanfaat. Karena itu, walau ilmu harus kita prioritaskan, namun jangan hanya sampai disitu, kita harus berusaha untuk mengamalkan ilmu. Jadi, antara ilmu dan amal terjadi keseimbangan. Rasulullah saw. mengajarkan sejumlah doa agar kita diberi ilmu yang bermanfaat, di antaranya,
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat.” (H.R. Muslim).
”Ya Allah, berikanlah manfaat kepadaku atas apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku. Serta ajarkanlah kepadaku apa-apa yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu kepadaku”. (HR. Tirmidzi)
BACA JUGA: Mengajari dan Mengajari Anak Dengan Keteladanan, Lakukan Hal-hal Ini
Malik bin Dinar mengatakan, ”Jika seseorang mencari ilmu untuk diamalkan, maka ilmu tersebut akan membahagiakan dirinya. Sedangkan jika dia mencari ilmu bukan untuk diamalkan, maka ilmu tersebut akan membawanya pada kesombongan.”
Jadi sebaiknya kepada anak-anak Anda atau kita terangkan dulu tentang keutamaan shalat, hukum shalat, dalil perintah shalat dan sebagainya. Demikian dengan amalan yang lainnya seperti puasa,haji, sedekah,infaq dan sebagainya. Sehingga anak-anak paham mengapa harus shalat, puasa, sedekah dan sebagainya.
Kalau ilmunya sudah dapat atau dimengerti tentu dimana pun mereka berada, ada orang tua atau tidak maka insya Allah akan mereka berbuat kebaikan atau amal shalih karena sudah paham. Tentu dalam menerangkan atau menjelaskan ilmu atau pengetahuan tentang ibadah dan yang lainnya harus disesuikan dengan usia dan kemampuannya menyerap ilmu.
Berikan secara bertahap dan bahasan yang mudah dimengerti oleh anak-anak. Jangan bosan untuk mengulanginya jika anak belum paham dan jangan memberikan hukuman jika anak-anak belum atau kadang tidak mengamalkannya.
Intinya kepada anak-anak, orang tua perlu memberikan bimbingan, keteladanan dan arahkan secara lemah lembut namun juga ketegasan. Tentu setelah ilmu didapat maka wajib dilaksanakan sesuai dengan kemampuan. Semoga Allah Swt. melindungi kita dari ilmu yang tidak diamalkan. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu A’lam bishshawab. [ ]
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
690
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman