Assalamu’alaykum. Pak Aam, kadang saya beda pendapat dengan suami soal mengajarkan kemandirian pada anak. Misalnya saya ingin anak makan sendiri tapi suami kurang setuju karena anak makan masih belepotan dan kotor ke baju dan berbagai hal lainnya. Dalam Islam sejak kapan anak diajarkan kemandirian? Mohon nasihatnya. ( Fika via fb )
Wa’alaykumsalam ww. Bapak ibu dan sahabat-sahabat sekalian yang dirahmati Allah. Kemandirian pada anak harus dilakukan secara sistematis. Untuk itulah, orangtua perlu mempelajari apa yang disebut dengan tugas perkembangan dan kemandirian serta tanggung jawab merupakan tugas perkembangan anak pra-sekolah.
Kemudian usia berapa anak mulai perlu diajarkan kemandirian?. Menurut para psikolog sebenarnya melatih kemandirian anak bisa dilakukan sejak dini yang disesuaikan dengan usia dan perkembangannya.
Menurut hemat saya, apa yang Anda lakukan sudah cukup bagus yang melatih kemandirian anak dari belajar makan sendiri. Kalau soal bajunya kotor tentu itu hal yang sederhana untuk diatasi, misalnya saat makan dipakaikan alas atau rompi dan sebagainya.
Kemudian pada usia lima tahun, anak harus sudah dapat mandiri dan bertanggung jawab. Mandiri di sini didefinisikan sebagai mampu melakukan helpself (menolong dirinya sendiri). Hal ini berarti anak baru dapat dikatakan mandiri bila ia sudah mampu mengurus dirinya sendiri.
Oleh karena itu, pada tugas perkembangan anak pra-sekolah, anak harus sudah bisa mengontrol sistem pencernaannya, termasuk BAB (buang air besar) dan BAK (buang air kecil). Di samping mengontrol sistem pencernaannya tersebut, anak juga harus sudah mampu membersihkan dirinya.
Kemudian bagaimana dengan Islam? Kita bisa mengacu pada perintah anak untuk mengerjakan shalat. Dalam haditsnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مُـرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّـلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.
“Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).” (HR.Abu Dawud dan Ahmad )
Anak mulai mengerjakan shalat belajar mandiri dan bertanggung jawab pada sendiri. Disiplin cara berwudhu, disiplin selama shalat dan mandiri menyiapkan baju shalat atau sajadahnya, misalnya. Beberapa hal ini bisa dicoba untuk melatih kemandirian pada anak,
- Dorong anak agar mau melakukan sendiri kegiatan sehari-hari yang ia jalani seperti mandi sendiri, gosok gigi, makan sendiri, bersisir, berpakaian, dan lain sebagainya segera setelah mereka mampu melakukan sendiri.
- Anak diberi kesempatan sesekali mengambil keputusan sendiri, misalnya memilih baju yang akan dipakai.
- Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan dan idenya serta bangun kreativitasnya
- Latihlah anak untuk mensosialisasi diri, sehingga anak belajar menghadapi problem sosial yang lebih kompleks. Jika anak ragu-ragu atau takut cobalah menemaninya terlebih dahulu, sehingga anak tidak terpaksa.
- Untuk anak yang lebih besar, mulai ajak anak untuk mengurus rumah tangga, misalmya menyiram tanaman, membersihkan meja, menyapu ruangan, mencuci sandal, sepatu atau mencuci sepeda.
BACA JUGA: Cara Mendidik Anak Berakhlak Mulia,Ini Tipsnya
Sekali lagi melatih kemandirian anak harus disesuaikan dengan usianya dan usahakan untuk memberikan hukuman jika anak melakukan kesalahan atau belum mandiri. Lebih baik orang tua memberikan ketaladan atau contoh. Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. Wallahu’alam bishshawab. [ ]
5
Editor: iman
Ilustrasi foto: pixabay
780
Sampaikan pertanyaan Anda melalui alamat email: [email protected] atau melalui Fans Page Facebook Ustadz Aam Amiruddin di link berikut ini : https://www.facebook.com/UstadzAam/ .
Follow juga akun sosial media percikan iman di:
Instagram : @percikanimanonline
Fanspages : Percikan Iman Online
Youtube : Percikan Iman Online
Twitter: percikan_iman